Kelompok Nonrelijius di AS Semakin Besar Sejak 30 Tahun Terakhir

Sekarang ini, 30 persen orang Amerika mengaku tidak beragama, atau apa yang disebutnya the nones
FILE - Seorang umat di First Baptist Church, Mt. Vernon, Illinois, AS, meletakkan tangannya di atas Alkitab saat mengikuti khotbah Minggu, 10 September 2023. (Foto: voaindonesia.com/AP/Jessie Wardarski )

TAGAR.id - Kalau warga Amerika Serikat (AS) ditanya mengenai agama mereka, hampir satu dari tiga orang mengatakan, tidak ada. Ini merupakan hasil survei Kantor Berita Associated Press (AP) dan NORC Center for Public Affairs Research baru-baru ini terhadap orang dewasa AS. Survei lain menunjukkan kelompok tersebut terus berkembang selama 30 tahun terakhir.

“Pada tahun 1972, hanya lima persen orang Amerika mengidentifikasi diri sebagai ateis, agnostik atau tak menganut suatu agama,” kata Ryan Burge, asisten profesor ilmu politik di Eastern Illinois University dan penulis "The Nones", buku mengenai meningkatnya jumlah warga Amerika yang tidak berafiliasi pada agama tertentu.

Sekarang ini, 30 persen orang Amerika mengaku tidak beragama, atau apa yang disebutnya the nones. Di kalangan dewasa termuda Amerika, Burge menjelaskan, jumlah the nones mungkin lebih dari 45 persen.

Pastor Ryan BurgePastor Ryan Burge, profesor ilmu politik di Eastern Illinois University dan penulis "The Nones" di First Baptist Church di Mt. Vernon, Ill., Minggu, 10 September 2023. (Foto: voaindonesia.com/AP/Jessie Wardarski)

Menurut survei AP-NORC, setengah dari the nones itu menyebut diri ateis, yang mengatakan Tuhan tidak ada, atau agnostik, yang mengatakan tidak tahu apakah Tuhan ada, tetapi selebihnya mengatakan “secara khusus tidak menganut agama apapun.”

Mengenai orang yang ia sebut tak menganut apa pun, Burge mengatakan, "Kelompok inilah yang paling pesat pertumbuhannya di Amerika.”

Dorit Brauer pindah ke AS 20 tahun silam dan kini bermukim di Pittsburgh, Pennsylvania. Ia mengaku mempraktikkan “kehidupan yang spiritual.”

Hidupnya berubah ketika sahabatnya semasa kanak-kanak meninggal karena kanker pada usia 15. Tidak ada yang bisa menjelaskan kepadanya apa yang terjadi setelah mati. Gereja, lanjutnya, hanya menyebutkan tentang surga dan neraka.

anak perempuan di gereja di ASSeorang anak perempuan melompat untuk menyentuh pintu masuk tempat suci Gereja First Baptist di Mt. Vernon, Illinois, AS, 10 September 2023. (Foto: voaindonesia.com/AP/Jessie Wardarski)

Seorang pustakawan memperkenalkannya dengan filsafat Timur dan buku-buku mengenai meditasi. Brauer menambahkan ia ingin menciptakan pengalaman di mana orang-orang terhubung dengan diri mereka sendiri dan dunia sekitar mereka dengan lebih mendalam.

Di antara peserta meditasi pimpinan Brauer, ada Heath Papinchak. Ia dibesarkan sebagai penganut Katolik, tetapi kini tidak lagi terafiliasi dengan agama apa pun. Ia mengatakan, "Dan itulah pada dasarnya apa yang diberikan meditasi untuk saya, keintiman dengan diri sendiri dan kedekatan dengan alam, dengan Tuhan.”

Menurut Burge, kelompok the nones kurang relijius dibandingkan dengan umat Katolik, Protestan atau Yahudi, misalnya, tetapi lebih relijius atau spiritual daripada mereka yang ateis dan agnostik.

mahasiswi di ASSekelompok teman dan mahasiswa baru Universitas Missouri, AS, dari kiri: Sylvia Debruzzi, Sarah Woods, dan Emma Komoroski, mengaku sebagai "the nones" di kampus mereka di Kolombia, Missouri, Jumat, 8 September 2023. (Foto: voaindonesia.com/AP/Jessie Wardarski)

Pada Agustus lalu, Komunitas Pemikiran Bebas Pittsburgh, yang mencakup orang-orang ateis, agnostik, dan humanis, berkumpul untuk acara tahunan di North Park di luar kota Pittsburgh.

Bill Kiszycski, yang menyebut dirinya antiteis, percaya tak ada yang menimbulkan banyak kerusakan sebanyak yang disebabkan oleh agama. Ia mengatakan,"Jadi untuk menandingi itu, kita perlu punya komunitas sendiri, orang-orang dengan pemikiran yang sama, yang hadir untuk saling mendukung dan membantu.”

Hadirin lainnya, seperti Karen Campbell yang menganggap dirinya agnostik, percaya bahwa membesarnya kelompok the nones disebabkan oleh kurangnya relevansi gereja saat ini. Burge, yang juga pendeta di Illinois, menyaksikan kehadiran umat di gerejanya menyusut selama 16 tahun ini.

Di kota kecil Rocheport, Missouri, Mike Dulak yang telah 30 tahun menjadi pembuat mandolin, mengaku menemukan perasaan spiritual sewaktu membuat kerajinan kayu, bermain gitar, duduk di tengah alam. Dibesarkan sebagai penganut Katolik, Dulak kini termasuk kelompok "the nones". Menjadi manusia yang baik pada orang-orang yang ia temui, sudah cukup baginya.

Dulak mendapati bahwa struktur agama sangat mengekangnya dan ia tidak ingin menjadi bagian dari organisasi manapun yang merugikan umat manusia yang tak bersalah.

Menurut statistik dan temuannya secara keseluruhan, Burge percaya bahwa dalam 40 tahun mendatang, akan ada lebih banyak orang Amerika yang tidak menganut agama dibandingkan dengan penganut Kristen. Dan ini, lanjutnya, akan menjadi yang pertama kalinya dalam sejarah Amerika. (ab/uh)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Keberagaman dan Keadilan serta Nilai-nilai Inklusif Berdampak Positif Bagi Pebisnis
Penelitiannya fokus pada kepemimpinan yang inklusif, yang salah satu cirinya adalah membuat anggota tim merasa diterima, dihargai dan dilibatkan
0
Komisi HAM PBB Minta Iran Bubarkan Polisi Moral
Komisi HAM PBB katakan Teheran seharusnya sahkan peraturan yang melindungi perempuan dan anak-anak perempuan dari segala bentuk kekerasan