Kebijakan Amerika Serikat Terhadap Iran Tidak Ada Perubahan

Amerika pastikan tidak ada perubahan besar dalam kebijakan luar negeri di bawah pemerintahan Presiden Biden terhadap Iran
Fasilitas nuklir milik Iran dekat Arak, 15 Januari 2011 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Jakarta – Gedung Putih mengklarifikasi mengenai posisi Amerika Serikat (AS) terhadap Iran setelah Presiden Joe Biden, dalam sebuah wawancara, mengindikasikan bahwa AS tidak akan mencabut sanksi hingga Iran menghentikan pengayaan uranium.

“Sekedar untuk memperjelas, presiden persisnya tidak pernah mengatakan itu,” kata Juru Bicara Gedung Putih, Jen Psaki, kepada para wartawan, 8 Feburari 2021.

Presiden Biden, dalam sebuah wawancara televisi yang disiarkan pada Minggu, 7 Februari 2021, mengangguk tanda setuju ketika penyiar jaringan televisi CBS, Norah O'Donnell, bertanya tentang pencabutan sanksi dan apakah Iran harus terlebih dahulu menghentikan pengayaan uranium pada tingkat yang lebih tinggi daripada yang diizinkan berdasarkan Rencana Perjanjian Komprehensif Bersama (JCPOA). Amerika Serikat mundur dari JCPOA di bawah pemerintahan Donald Trump.

nuklir iranFasilitas nuklir Iran "Fordow" yang berada di dalam gunung (Foto: Dok/voaindonesia.com/AFP).

“Saya pikir jika kami mengumumkan perubahan kebijakan besar, kami akan melakukannya dengan cara yang berbeda dari sekedar anggukan kecil kepala,” kata Psaki dalam konferensi pers di Gedung Putih, 8 Februari 2021, ketika ditanya tentang posisi presiden.

Biden mengatakan dia ingin Amerika bergabung kembali dengan perjanjian nuklir itu. Ketika ditanya langsung dalam wawancara CBS News apakah Amerika akan mencabut sanksi terlebih dahulu agar Iran kembali ke meja negosiasi, Biden hanya menjawab, “Tidak.”

Pakta tersebut memungkinkan Iran untuk memperkaya uranium pada tingkat konsentrasi 3,67%. Namun, sejak pertengahan 2019, Iran telah menaikkan pengayaan ke tingkat 4,5%, dan kemudian bulan lalu menjadi 20% -tingkat yang telah dicapai sebelum kesepakatan.

Para pakar mengatakan Teheran sekarang memiliki cukup persediaan uranium yang diperkaya berkadar rendah untuk membuat sedikitnya dua senjata nuklir, jika negara itu memilih untuk melanjutkan niatnya. Namun, para pejabat Iran, yang telah lama skeptis terhadap pemerintah-pemerintah Barat, selalu menyatakan bahwa program nuklir Iran hanyalah untuk tujuan damai (lt/em)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Menlu Amerika dan 3 Menlu Eropa Bahas Isu Nuklir Iran
Menlu AS, Antony Blinken, membahas isu nuklir Iran dan isu-isu lain bersama tiga Menlu Eropa yaitu Inggris, Perancis, dan Jerman
Iran Terbuka untuk Bekerja Sama dengan Amerika Serikat
Menlu Iran, Mohammad Javad Zarif, mengatakan pihaknya mungkin bekerja sama dengan Amerika Serikat di bidang minyak dan keamanan di kawasan Teluk
Sanksi Amerika Serikat Hambat Akses Iran Dapat Vaksin Corona
Presiden Iran, Hassan Rouhani, katakan sanksi AS persulit Iran beli obat-obatan dan pasokan kesehatan dari luar negeri termasuk vaksin virus corona