Menlu Amerika dan 3 Menlu Eropa Bahas Isu Nuklir Iran

Menlu AS, Antony Blinken, membahas isu nuklir Iran dan isu-isu lain bersama tiga Menlu Eropa yaitu Inggris, Perancis, dan Jerman
Menlu AS, Antony Blinken (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Jakarta – Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, membahas isu nuklir Iran dan isu-isu lain hari Jumat, 5 Februari 2021, dalam sebuah pertemuan virtual dengan mitranya, yaitu Menteri Luar Negeri Inggris, Perancis, dan Jerman. Kelompok ini sedang mempertimbangkan bagaimana menghidupkan kembali persetujuan nuklir dengan Iran.

Deplu Amerika mengatakan, isu-isu lain yang dibahas termasuk pandemi virus corona, Myanmar, Rusia, China, dan perubahan iklim. Blinken “menggaris bawahi komitmen Amerika pada tindakan terkoordinasi guna mengatasi tantangan-tantangan global.”

menlu prancisMenlu Prancis, Jean-Yves Le Drian. (Foto: Dok/voaindonesia.com/Reuters)

“Kami baru saja membahas secara mendalam tentang Iran .… untuk menangani bersama tantangan-tantangan keamanan baik nuklir maupun kawasan,” demikian cuitan Menlu Perancis, Jean-Yves Le Drian.

menlu jermanMenlu Jerman, Heiko Maas, melakukan penerbangan perdana dengan "Kurt Schumacher" (Foto: dw.com/id)

Menlu Inggris, Dominic Raab, dan Menlu Jerman, Heiko Maas, juga ikut ambil bagian dalam pertemuan itu.

Pembicaraan tingkat tinggi ini merupakan langkah terbaru dari pemerintahan Joe Biden untuk mencari jalan bagi pemulihan persetujuan nuklir 2015 yang ditanda tangani Iran dengan negara-negara adi daya tetapi ditinggalkan oleh pendahulu Biden pada tahun 2018, Donald Trump.

menlu inggrisMenteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab (Foto: voaindonesia.com/AP).

Persetujuan nuklir itu membatasi kegiatan pengayaan uranium Iran sehingga lebih sulit bagi negara itu untuk mengembangkan senjata nuklir, dan sebagai imbalannya sanksi Amerika dihapuskan.

Ketika membatalkan persetujuan itu, Trump memulihkan sanksi Amerika terhadap Teheran dan juga menambahkan lebih banyak sanksi lainnya.

Berbicara sebelum pertemuan Jumat itu, sebuah sumber yang akrab dengan isu itu mengatakan, tidak mungkin pertemuan para Menlu itu membahas secara terperinci masalah Iran ini.

Dewan Keamanan Nasional akan mengadakan pertemuan yang akan dihadiri oleh pejabat top Amerika tetapi tidak dihadiri Biden.

“Pertemuan hari ini merupakan bagian dari sebuah kajian kebijakan yang sedang berlangsung. Tidak ada keputusan yang diambil,” demikian kata juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, di Twitter.

jubir gedung putihJuru Bicara Gedung Putih, Jen Psaki, saat konferensi pers di Gedung Putih, Jumat, 22 Januari 2021, di Washington DC (Foto: voaindonesia.com - AP/Evan Vucci)

Biden yang mulai menjabat bulan lalu telah mengatakan, kalau Teheran kembali pada kepatuhan secara ketat sesuai dengan pakta 2015 itu, Washington akan menyusul dan menggunakan itu sebagai batu loncatan ke sebuah persetujuan yang lebih luas yang kemungkinan membatasi pengembangan misil Iran dan kegiatan negara itu di kawasan.

Teheran ingin Washington menghapus sanksi-sanksi sebelum Iran melanjutkan kepatuhan pada persetujuan nuklir itu, serta tidak bersedia merundingkan isu keamanan yang lebih luas. Tetapi Menlu Iran, Mohammad Javid Zarif, hari Senin, 1 Februari 2021, menyinggung bahwa cara untuk mengatasi kemacetan persetujuan nuklir ini adalah lewat langkah-langkah yang diselaraskan (jm/pp)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Uni Eropa Tekan Iran Agar Patuhi Perjanjian Nuklir
Jerman, Perancis dan Inggris tekan Iran untuk tidak langgar perjanjian nuklir 2015, karena Teheran "tidak punya alasan penggunaan sipil kredibel
Operasi Rahasia Lenyapkan Ilmuwan-ilmuwan Nuklir Top Iran
Operasi rahasia selama 20 tahun untuk melenyapkan ilmuwan-ilmuwan nuklir top Iran, siapa pelaku dan apa pula motifnya?
Program Nuklir Iran Akan Perkaya Uranium Sampai 20%
Iran telah memberi tahu badan pengawas nuklir PBB bahwa negara itu berencana memperkaya uranium hingga kemurnian 20%