Kearifan Lokal Cilacap, Satu Jam Satu Desa Lunas Bayar Pajak

Kearifan lokal Cilacap, satu jam satu desa lunas bayar pajak. Begini prosesinya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (tengah) bersama ribuan warga Desa Pesanggrahan, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap melakukan Kirab Bobok Bumbung, tradisi satu jam satu desa lunas membayar pajak bumi dan bangunan. (Foto: Humas Kabupaten Cilacap)

Cilacap, (Tagar 6/3/2019) - Salah satu desa di Cilacap memiliki tradisi unik dalam pembayaran pajak, yakni dengan melakukan kirab Jolen Bobok Bumbung. Dalam kirab budaya tersebut, seluruh warga menampilkan kreasinya untuk mengiring Jolen, miniatur rumah, tempat ribuan bumbung atau potongan bambu  yang telah diisi uang pembayaran pajak bumi dan bangunan.

Kirab Bobok Bumbung ini telah berjalan lima kali berturut-turut sebagai hasil rembukan antara Kepala Desa Pesanggrahan Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap dengan para sesepuh warga setempat. Dalam praktiknya, warga diberi tahu beberapa bulan sebelum Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Bumi dan Bangunan (SPT PBB) diserahkan. Alhasil warga langsung menabung di selongsong bambu (bobok bumbung) dan ketika SPT diberikan, warga siap membayar.

Yang unik, pembayaran dilakukan dengan prosesi kirab keliling kampung menuju balai desa setempat. Karto Mulyono salah satunya. Dia bersama ribuan tetangganya, Senin (4/3) berduyun-duyun menyerahkan pembayaran pajak setelah menabung di bobok bumbung selama tiga bulan.

Nguri-uri warisane simbah anak putu (Merawat warisan kakek anak cucu) Desa Pesanggrahan. Para warga ke balai desa setor pajak dengan tersenyum, dengan bahagia

"Tidak pasti menabungnya, dari dua ribu sampai lima ribu. Saya membayar sebesar Rp 44 ribu. Tetangga ya seperti itu. Karena kami semua senang, bayar pajak dan kumpul bareng tetangga, guyub," katanya.

Desa yang luas wilayahnya mencapai 153 hektare tersebut terdiri dari dua dusun, 4 RW dan 12 RT. Dengan jumlah penduduk sebanyak 4720 jiwa dan 1329 kepala keluarga, sebagian besar warganya berprofesi sebagai petani dan pedagang. 

Sarjo, Kepala Desa Pesanggrahan mengatakan pembayaran pajak seperti itu merupakan tradisi warisan leluhur.

"Nguri-uri warisane simbah anak putu (Merawat warisan kakek anak cucu) Desa Pesanggrahan. Para warga ke balai desa setor pajak dengan tersenyum, dengan bahagia. Lha ini yang tidak ada di tempat lain di Indonesia. Ini ketaatan warga Pesanggrahan ke pemerintah," katanya.

Karena menjalankan tradisi warisan leluhur, seluruh warga Pesanggrahan pun tidak merasa keberatan membayar pajak. Mereka pun kompak membayar pajak pada hari yang sama, yakni usai SPT diserahkan. Bahkan setiap tahun pembayaran pajak PBB Desa Pesanggrahan terus mengalami peningkatan.

"Tahun kemarin penerimaan PBB hanya Rp 40 juta. Tahun ini meningkat sekitar 80 persen menjadi Rp 70 juta dari 2056 wajib pajak. Ini tradisi patokannya orang Cilacap, kami tidak akan menggeser-geser. Semoga desa lain mengikuti, anak putu Pesanggrahan yang kompak ya," katanya.

Menurut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, ini merupakan peristiwa budaya yang sangat langka. Dia belum pernah menemukan pembayaran pajak serempak seluruh warga desa yang dipadu dengan kebudayaan dan kesenian. Perpaduan budaya dan penerapan kegiatan pemerintahan tersebut, menurut Ganjar sebagai satu-satunya cara pembayaran pajak unik di Indonesia.

"Saya kemarin dikasih tahu, Pak Gubernur berkenan hadir atau tidak? Acaranya bobok bumbung. Kalau saya kecil itu (bobok bumbung) jadi celengan (tempat menabung). Tidak ada di manapun, hanya di Cilacap. Yang penting ada kesadaran membayar pajak dengan tertawa, senang. Pemimpinnya suka dengan rakyat, rakyat juga mencintai pemimpinnya. Kalau biasanya hanya membayar ke kantor, ini ditambah dengan upacara, bareng-bareng sedesa," katanya.

Karena keguyuban dan keunikan itu, Ganjar lantas menyinggung soal penerapan budaya sebagai panglima dalam kehidupan bernegara. Karena penerapan politik dan perekonomian sebagai panglima dalam kehidupan bernegara, belum membuahkan hasil yang membanggakan.

"Ini cara, budaya, adat yang panjenengan miliki. Sebenarnya Indonesia lahir itu politik sebagai panglima, orde baru ekonomi jadi panglima. Reformasi politik jadi panglima. Maka seniman, romo kiai bilang, budaya sebagai panglima. Kalau budaya sebagai panglima maka masyarakat yang keseniannya, budayanya ternyata bisa dimasukkan ke kegiatan pemerintahan. Contohnya bayar pajak ini. Satu jam lunas," katanya. []

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.