KDRT di Afganistan, Zarka: Hidung Saya Pulih Lagi

Zarka, wanita berusia 28 tahun menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, hidungnya disayat pisau oleh suaminya.
Zarka, wanita Afganistan tengah menjalani operasi hidungnya yang terluka parah akibat sayatan pisau suaminya. (Foto: BBC News).



Jakarta - Zarka tak henti menatap cermin kecil di tangan. Di wajah wanita berusia 28 tahun dari sebuah desa di Afganistan itu terlihat bekas jahitan di sekitar hidung. Secercah harapan hidup pun muncul pasca 10 minggu mengalami penderitaan berat.

"Saya senang, hidung saya sudah pulih," ucap Zarka kepada dokter yang merawatnya, saat mengganti perban.

"Itu bagus. Baik sekali," jawab dokter.

Di cermin kecil yang ia genggam, Zarka bisa melihat hidung "barunya" pasca operasi meskipun tak sempurna aslinya. Tampak bekas jahitan dan gumpalan kecil darah yang mengering. Namun menurutnya ia merasa lebih baik.

Dua bulan telah berlalu sejak suaminya dengan wajah dingin menoreh pisau saku ke wajah Zarka. Dengan pisau itu, suami Zarka menyayat hidungnya yang membuatnya terluka parah.

Baca Juga: Trump Bikin Terkejut Tentara AS di Afganistan

Suami saya berkata bahwa saya adalah orang yang tidak bermoral. Saya menjawab bahwa ini tidak benar. Jawab itu membuat ia marah dan memukul saya.

Seperti diberitakan dari BBC News, Minggu, 9 Agustus 2020, kekerasan dalam rumah tangga terhadap wanita biasa terjadi di Afganistan. Sebuah survei nasional yang dikutip oleh Dana Kependudukan PBB menunjukkan bahwa 87% wanita Afganistan pernah mengalami setidaknya satu bentuk kekerasan fisik, seksual atau psikologis dalam hidup mereka.

ZarkaZarka mengatakan menyatakan merasa senang dengan hasil operasi rekonstruksi hidungnya. (Foto: BBC News).

Dalam kasus terburuk, wanita diserang dengan asam atau dengan pisau. Seringkali, pelakunya adalah suami atau kerabat lainnya. Kembali ke Zarka, ia telah menikah selama 10 tahun dan memiliki seorang putra berusia enam tahun, saat suaminya menyerang wajahnya dengan pisau. Ia sudah terbiasa mendapat perlakuan kasar, dipukuli, tetapi dia tidak menyangka akan sampai sejauh ini.

Saya masih sangat muda saat itu, saya tidak tahu apa-apa tentang kehidupan atau pernikahan.

"Dia mengatakan kepada saya bahwa saya adalah orang yang tidak bermoral. Saya menjawab bahwa ini tidak benar," jawab Zarka, mengenang saat itu.

Pernikahan Barter

Zarka merupakan korban pernikahan barter yang menjalani kehidupan rumah tanggan dengan penuh kekerasan. Ia berasal dari keluarga yang miskin  di distrik Khairkot, 250 kilometer (155 mil) selatan Kabul dekat perbatasan Pakistan. Wanita ini tidak bisa membaca atau menulis.

Pernikahan Zarka  diatur oleh pamannya saat dia masih kecil. "Saya masih sangat muda saat itu, saya tidak tahu apa-apa tentang kehidupan atau pernikahan," tuturnya.

Zarka tidak ingat berapa usianya pada saat pertunangan. Ia juga tak dapat  mengingat siapa yang memintanya menikah. Iia berusia 18 tahun saat menikah. Bertahun-tahun kemudian, Zarka  baru sadar bahwa ia telah ditukar oleh pamannya, yang tidak mampu membayar harga pengantin untuk menikahi salah satu dari empat saudara perempuan suaminya. Jadi Zarka ditawari sebagai gantinya.

Zarka dan suami mempunyai usia yang sama. Suaminya mencari nafkah sebagai penggembala  ternak orang lain. Sejak awal kehidupan perkawinan mereka, suaminya ternyata laki-laki yang sangat kejam. 

Pada suatu saat di bulan Mei tahun ini, sikap suami Zarka semakin brutal. Tak tahan, ia melarikan diri ke rumah orangtuanya. Tapi ia tetap meminta izin suaminya sebelum meninggalkan rumah. Tak lama kemudian, suami Zarka datang memintanya untuk pulang.

Awalnya, ayah Zarka menolak. Namun akhirnya mengalah setelah suami Zarka berjanji tidak akan menyakiti lagi. Namun begitu tiba di rumah, perilaku buruk suaminya  kumat lagi. "Sampai rumah, ia langsung memukuli saya. Ia menuduh saya menggunakan pisau. Saya melarikan diri ke rumah tetangga karena ia mengancam akan memotong hidung saya," tuturnya.

ZarkaZarka berfoto pasca operasi sebelum perbannya dilepas. (Foto: BBC News).


Para tetangga berusaha menolong Zarka. Lagi-lagi lelaki kejam itu berjanji tak akan menyakiti lagi dan akan memulangkan ke rumah orangtuanya. Tapi suaminya menyeretnya  pulang dan Zarka kembali mendapat perlakuan kasar. ""Dia menangkap saya dengan memegang pakaian ketika saya berusaha lari. 

Ia berkata, 'Ke mana kamu melarikan diri?" Zarka mengenang, katanya.,"Ada taman kecil, dan ia mengeluarkan pisau dari saku dan memotong hidung saya."

Suaminya meninggalkan Zarka dengan kondisi wajah penuh darah. Teriakan memilukan perhatian tetangga dan segera membantunya. Salah satu tetangga  berhasil menemukan potonghan hidungnya yang tercecer. Zarka mengalami pendarahan hebat  dan kesulitan bernapas. Ia segera di bawah ke rumah sakit.

Dokter di sebuah rumah sakit tak jauh dari tempat tinggalnya menyatakan tak sanggup untuk menyambung kembali hidungnya yang putus, yang menurut dokter itu tak mungkin bisa dilakukan. 


Bertemu Dokter Zalmai

Para tetangga mengirimkan foto wajah Zarka yang berlumurah darah ke media sosial dengan harapan ada dokter yang bersedia membantu dan bisa memulihkan hidungnya. Foto-foto tersebut menarik perhatian dokter Zalmai Khan Ahmadzai, salah satu dari sedikit ahli bedah di Afghanistan yang mampu melakukan rekonstruksi wajah.

Dokter Zalmai pun memposting di media sosial, tawarannya untuk memberikan perawatan operasi rekonstruksi secara cuma-cuma. Dengan bantuan pejabat setempat, Zarka dibawa ke Kabul untuk menjalani operasi rekonstruksi hidung.

"Ketika dia datang kondisinya sangat buruk. Hidungnya mengalami terinfeksi parah," kata dokter Zalmai  yang baru saja kehilangan istri akibat terpapar Covid-19.

Dokter Zalmai memberi Zarka pil antiseptik dan anti-inflamasi. Sekitar lima minggu kemudian, Zarka menjalani menjalani operasi pada 21 Juli.  "Kami pertama-tama mengerjakan bagian tengah hidungnya yang terkena potongan pisau. "Kami mengambil jaringan dari lipatan nasolabial (kulit di sekitar hidung) dan melakukan operasi rekonstruksi," ucapnya.

Dokter Zalmai memberitahu Zarka bahwa ia akan pulih dan hidungnya kembali "normal". "Aliran darah normal dan saraf juga akan berfungsi," tuturnya.

Dokter  Zalmai biasanya akan tarif  sekitar US$ 2.000 untuk prosedur operasi rekonstruksi wajah tersebut. Selain itu, dia menyediakan obat-obatan dengan harga US$ 500 yang diperlukan untuk pemulihan. Namun untuk Zarka semuanya gratis.

Zarka baru saja tersadar dari pembiusan anesesi lokal selama operasi berlangsung tiga jam. "Saat melihat di cermin hari ini, hidungnya sudah banyak pulih," katanya, setelah melihat wajah barunya untuk pertama kalinya. Ia menambahkan bahwa sebelum operasi, kondisi hidungnya seperti tak berbentuk.

ZarkaZarka berfoto bersama dokter Zalmai Khan Ahmadzai setelah operasio rekonsturksi hitungnya. (Foto: BBC News).

Dr Zalmai terkesan dengan kemajuan yang dicapai  Zarka. "Operasinya berjalan sangat baik. Tidak ada infeksi - sedikit peradangan tapi itu tidak menjadi masalah," ucapnya.

Baca Juga: Dokter Jepang Tewas Dalam Serangan di Afganistan

Namun Zarka masih harus menjalani operasi lanjutan. Yakni, pemasangan implan silokon untuk mendekatkan hidungnya ke bentuk aslinya. Ia juga masih harus  menjalani proses psikologis untuk menyembuhkan trauma penyerangan dan pembedahannya yang merupakan bagian dari proses pemulihan. 

Zarka bukanlah pasien pertama yang melakukan operasi rekonstruksi wajah. Selama kurang lebih satu dekade terakhir, Dr Zalmai telah merawat lusinan wanita Afganistan yang mengalami KDRT  oleh suami, ayah, atau saudara laki-laki mereka. []

Berita terkait
Dokter Jepang Tewas Dalam Serangan di Afganistan
Tesu Nakamura, seorang dokter dan pekerja sosial di Afganistan tewas dalam serangan yang terjadi pada Rabu waktu setempat.
Trump Bikin Terkejut Tentara AS di Afganistan
Presiden Amerika Serikat Donald Trump bikin terkejut tentara Afganistan saat ia secara mendadak muncul di hari libur Thanksgiving.
Perang Afganistan Membuat Ali Terlunta-lunta di Negeri Orang
Perang di negerinya, Afganistan, membuat Ali dan keluarganya serta teman-temannya terlunta-lunta di negeri orang, tepatnya di Indonesia.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)