Kata Ganjar soal Sanksi Masuk Kamar Jenazah di Kudus

Ganjar Pranowo mengatakan rencana sanksi masuk kamar jenazah bagi pelanggar protokol kesehatan di Kudus bisa memunculkan kasus Covid-19 baru.
Ilustrasi kamar jenazah. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta Pemkab Kudus memilih hukuman tambahan lain ketimbang masuk kamar jenazah untuk warganya yang bandel, tak patuh protokol kesehatan. (Foto: Istimewa)

Semarang - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan tanggapan atas rencana Kabupaten Kudus memberi sanksi tambahan jika warganya bandel, tidak patuh protokol kesehatan. Sanksi masuk ke kamar jenazah maupun keranda dinilai malah bisa memicu penyebaran corona.   

Menurut Ganjar, Pemkab Kudus perlu hati-hati dalam menyikapi penegakan disiplin warganya terkait protokol kesehatan. Tujuan dari rencana itu memang bagus, yakni memberi efek jera. Namun ia berpesan untuk meminimalisir persoalan baru sebagai dampak hukuman tambahan. 

Satu masuk, keluar yang lain masuk lagi. Ini kan bahaya, kalau ini menulari gimana?

Karena itu, Ganjar meminta agar pemberian sanksi tidak justru menjadi sarana penyebaran Covid-19.

"Mungkin maunya agak unik, membikin takut. Tapi meski dihitung. Kalau kerandanya satu untuk satu orang, ya enggak apa-apa. Tapi kemarin di tempat lain ada yang pakai keranda, tapi sistemnya gantian. Satu masuk, keluar yang lain masuk lagi. Ini kan bahaya, kalau ini menulari gimana?," kata Ganjar di Semarang, Rabu, 9 September 2020. 

Kadang-kadang lanjut Ganjar, orang ingin membuat sesuatu yang memberikan efek jera dan menakutkan dalam rangka memutus mata rantai covid-19. Namun jika dilaksanakan tanpa perhitungan cermat akan menjadi bumerang di kemudian hari.

"Apalagi ini masuk kamar mayat dan masuk keranda seperti itu. Kamar mayatnya simulasi sajalah," ujar dia. 

Bagi Ganjar, masih banyak hukuman yang lebih rasional yang bisa diterapkan bagi masyarakat yang melanggar protokol kesehatan. Misalnya menyapu jalan dengan waktu yang lama, membersihkan tempat sampah yang sangat kotor sampai bersih dan sebagainya.

"Banyak pilihannya, suruh nyapu jalan dengan jarak yang agak jauh, atau cari tempat sampah yang paling kotor, suruh mereka membersihkan. Itu lebih baik kan?," ucap dia.

Meski begitu, Ganjar mengapresiasi langkah Pemkab Kudus yang berupaya menekan penularan penyebaran covid-19 dengan memberikan hukuman. 

Baca lainnya: 

Tapi sekali lagi Ganjar meminta Pemkab Kudus harus berhati-hati dalam memilih sanksi yang diberikan. Selain benar-benar memberikan efek jera, hukuman tersebut juga harus aman bagi masyarakat.

"Apalagi Kudus ini penambahannya lumayan banyak, jadi memang harus diperketat," katanya. 

Diberitakan sebelumnya, Plt Bupati Kudus HM Hartopo merencanakan hukuman tambahan masuk ke kamar jenazah jika kasus Covid-19 di wilayahnya terus naik. Wacana hukuman itu muncul setelah melihat selama sepekan terakhir angka pelanggaran protokol kesehatan terpantau banyak, 50 - 60 pelanggar tiap harinya.  []

Berita terkait
Abai Protokol C-19 Kudus, Uji Nyali di Kamar Jenazah
Plt Bupati Kudus HM Hartopo merencanakan sanksi tambahan bagi yang bandel langgar protokol Covid-19. Yakni masuk kamar jenazah.
Sepekan Razia Masker, 985 Warga Kudus Kena Sanksi
985 warga di Kudus disanksi karena tak pakai masker dan langgar protokol kesehatan lain. Mayoritas pilih hukuman sosial menyapu di area publik.
2 ASN dan Puluhan Warga Kudus Terjaring Razia Masker
Dua ASN dan puluhan warga Kudus terjaring razia masker. Ada yang kena teguran, dihukum denda, hingga sanksi sosial.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.