Jakarta - Juru Bicara Covid-19, dr Reisa Broto Asmoro, mengatakan tumbuhnya optimisme melawan virus corona di Tanah Air tidak lepas dari upaya pelacakan, pemeriksaan, dan pengobatan atau 3T yang dilakukan pemerintah. Utamanya, kata dia, sisi treatment yang semakin membaik.
Ia mengatakan, hasil riset UNICEF dan Nielsen menunjukan bahwa mencuci tangan dari 3T menjadi kebiasaan yang kini sering dipraktekkan masyarakat Indonesia.
"Sayangnya, 3M masih dipraktekan secara terpisah. Kadang rajin cuci tangan tapi lupa pakai masker dan lengah menjaga jarak. Yang bagus sebenarnya semuanya harus dilakukan secara bersamaan, satu paket, satu kesatuan. Karena kalau dilakukan bersama maka risiko Covid-19 langsung dapat turun drastis," kata Reisa melalui keterangan tertulis yang diterima Tagar, Rabu, 11 November 2020.
Untuk mensukseskan semua ini, masyarakat harus bergotong royong dan bekerja sama.
Baca juga:
- Dokter Jelaskan Hal yang Ditakutkan Setelah Disuntik Vaksin
- Survei Populi Center Sebut 40 Persen Masyarakat Tolak Divaksin
Reisa menyampaikan hasil-hasil positif tersebut berkaitan rilis terbaru IPSOS, lembaga penelitian bertaraf dunia, yang menyatakan penduduk Indonesia adalah warga yang paling optimistis di ASEAN dalam hal menaklukkan pandemi Covid-19.
Pemantauan Satgas Covid-19 juga, kata dia, sebagian besar masyarakat Indonesia tetap memakai masker dan menjaga jarak pada saat libur panjang dan cuti bersama dari 27 Oktober hingga 1 November 2020. "3M bisa menurunkan penularan sampai 0 persen," sambungnya.
Dengan 3T yang akan semakin baik, kemudian patuh menjalankan 3 M, ditambah dengan disiplin dan dilakukan bersamaan, serta vaksin yang terbaik akan hadir, maka peluang pemulihan kesehatan akan semakin terbuka lebar.
"Untuk mensukseskan semua ini, masyarakat harus bergotong royong dan bekerja sama memberikan yang terbaik untuk negeri tercinta ini. Berikan yang terbaik untuk hentikan pandemi ini. Bersama sama kita pasti bisa," ujar Reisa.