Kasus Kegawatdaruratan di Kota Yogyakarta Meningkat

Kasus kegawatadaruratan di Kota Yogyakarta meningkat. DPRD setempat meminta kualitas layanan ditingkatkan.
ilustrasi gawat darurat (pixabay.com)

Yogyakarta - Angka kegawatdarutan di Kota Yogyakarta meningkat. Jika pada 2018 lalu jumlahnya 1.091 kasus dengan 25 pasien meninggal dunia, kini, pada 2019, mencapai  1.271 kasus, dengan jumlah yang meninggal 55 pasien.

Ketua Komisi D DPRD Kota Yogyakarta Dwi Saryono mengatakan Layanan Public Safety Center (PSC) 119 Yogyakarta atau Pelayanan kegawatdaruratan perlu didorong untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat dengan cepat dan mudah diakses. Saat inspeksi mendadak (sidak), Kamis 5 Desember 2019, Komisi D menemukan sejumlah kendala dalam penanganan kegawatdarutan.

Menurut dia kendala itu antara lain jumlah armada ambulans dalam layanan kegawatdaruratan medis masih terbatas. Selain itu kebutuhan operasional ambulans seperti bahan bakar, sarana dan prasarana gedung hingga sumber daya manusia. "Ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam pemberian layanan kepada masyarakat," kata dia, Jumat, 6 Desember 2019.

Dwi mengatakakan kendala tersebut harus segera ditangani agar kualitas layanan ke masyarakat bisa meningkat. Saat ini, PSC 119 Yogyakarta baru mempunyai tiga ambulan, dua di antaranya yang bisa dioperasionalkan. 

Sedangkan satu unit karena baru dibeli pada pertengahan tahun belum memperoleh alokasi anggaran untuk kebutuhan pembelian bahan bakar minyak (BBM). "Saat ini sedang diproses juga nomor polisinya," ungkapnya.

Ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam pemberian layanan kepada masyarakat.

Dia mengatakan gedung yang digunakan sebagai kantor utama unit layanan kegawatdaruan juga masih meminjam ruangan yang berada dalam satu bangunan dengan tempat parkir mobil pemadam kebakaran. "Kita akan ditindaklanjuti dengan menyusun kebijakan bersama Dinas Kesehatan agar bisa semakin memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan," kata Dwi.

Anggota Komisi D DPRD Kota Yogyakarta Bambang Anjar Jalumurti mengatakan peningkatan kualitas layanan PSC 119 harus dibarengi dengan perbaikan manajemen. Salah satunya dengan menerapkan standar mutu pelayanan. "Jumlah ambulans yang tersedia, dokter, perawat dan pengemudi harus disesuaikan dengan luas Kota Yogyakarta," ungkapnya.

Selain memiliki ambulans sendiri, PSC 119 juga bekerja dengan sejumlah rumah sakit untuk memberikan pelayanan kegawatdaruratan. Dalam hal peningkatan manajemen dan sarana dan prasarana, agar keberadaan PSC 119 terus disosialisasikan termasuk memberikan edukasi dan informasi terkait dasar-dasar penanganan awal soal kegawatdaruratan medis yang jelas. 

"Sebab sangat mungkin persepsi masyarakat soal kondisi darurat itu standarnya tidak sama," ungkapnya.

Anjar mengatakan perlu memberikan keterampilan dasar ke masyarakat untuk pertolongan pertama kegawatdaruratan. Bisa melalui kampung tangguh bencana atau melalui Perlindungan Masyarakat (Linmas) dan Pemuda Pelopor di wilayah atau melalui Kelurahan Siaga.

Salah satu perawat di PSC 119 Yogyakarta Meika Nur Sudiyanto mengatakan kasus kegawatdaruratan di Kota Yogyakarta meningkat. "Jumlahnya meningkat karena kebanyakan pasien menderita penyakit jantung,” katanya.

Dia mengatakan selain tiga ambulans, PSC 119 Yogyakarta memiliki 24 tenaga yang terdiri dari empat dokter, 12 perawat dan delapan pengemudi. “Setiap shift terdapat enam tenaga yang siaga,” kata Meika.

Meika mengatakan, petugas kesehatan bisa menjangkau lokasi warga yang mengalami kegawatdaruratan medis dalam waktu kurang dari 15 menit. “Tetapi, jika rumah mereka sulit dijangkau, seperti masuk gang-gang sempit begitu, maka membutuhkan waktu lebih lama,” ungkapnya. []

Baca Juga:

Berita terkait
BMKG Yogyakarta Minta Wisatawan Pantai Waspada
Wisatawan pantai diminta waspada terhadap perubahan cuaca yang berlangsung cepat. Kewaspadaan itu salah satunya dengan menjaga stamina tubuh.
Sekda Bilang Sebagian Warga Yogyakarta Belum Beradab
BPOM tidak perlu lagi melakukan sidak pangan jika warga sudah beradab soal pangan. Sidak tetap dilakukan karena sebagian warga masih belum beradab.
Miris, 21 Difabel di Yogyakarta Terinfeksi HIV
Kasus HIV/AIDS di Yogyakarta jumlahnya terus bertambah. Bahkan ada fenomea baru, di mana 21 penyandang disabilitas terpapar penyakit ini.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.