Jakarta – Infeksi virus corona (Covid-19) di Korea Selatan (Korsel) melebihi 7.000 untuk hari ketiga berturut-turut pada hari Jumat, 10 Desember 2021, lonjakan yang memecahkan rekor yang membuat rumah-rumah sakit kewalahan dan mengancam rencana negara itu untuk mengatasi pandemi tanpa lockdown.
Lee Ki-il, seorang pejabat senior di Kementerian Kesehatan Korea Selatan, mengatakan pemerintah memperkirakan situasi akan "semakin memburuk" selama beberapa pekan mendatang karena cuaca musim dingin dan penyebaran varian Omicron.
Antrean warga untuk tes Covid-19 di Seoul, Korea Selatan, 9 Desember 2021 (Foto: voaindonesia.com/AP)
Untuk mengatasi krisis tersebut, pemerintah akan mempercepat pemberian booster dengan memperpendek interval waktu antara suntikan vaksin kedua dan ketiga dari empat atau lima bulan saat ini menjadi tiga bulan mulai pekan depan.
Sekitar 41,5 juta orang, atau 81 persen dari populasi lebih dari 51 juta, telah divaksinasi lengkap, tetapi hanya 10 persen yang telah menerima booster.
Penyebaran yang dipicu varian delta dalam beberapa pekan terakhir disertai dengan lonjakan rawat inap dan kematian di Korea Selatan. Kebanyakan korban adalah orang-orang berusia 60-an atau lebih, yang kekebalannya berkurang setelah diinokulasi pada awal peluncuran program vaksinasi yang dimulai pada Februari (ab/lt)/Associated Press/voaindonesia.com. []
Covid-19 Melonjak Korea Selatan di Ambang Lockdown Besar-besaran
Korea Selatan Akan Atur Jarak Baru di Tengah Lonjakan Covid-19
Covid-19 Melonjak, Korea Selatan Lockdown Lagi
Peningkatan Covid-19 Bikin Korea Selatan Perketat Pembatasan
