Kapal Tenggelam di Danau Toba, Setelah 15 Hari Pencarian

Kapal tenggelam di Danau Toba, setelah 15 hari pencarian, masih ada 164 korban dinyatakan hilang, pencarian dihentikan, ikhlaskan.
Kapal Tenggelam di Danau Toba, Setelah 15 Hari Pencarian | Keluarga korban tenggelamnya KM Sinar Bangun menabur bunga di kawasan titik tenggelamnya kapal di Danau Toba, Sumatera Utara, Senin (2/7/2018). Operasi SAR gabungan pencarian korban KM Sinar Bangun akan selesai pada Selasa 3 Juli 2018 sementara itu 164 korban masih dinyatakan hilang. (Foto: Antara/Sigid Kurniawan)

Tigaras, Simalungun, (Tagar 3/7/2018) - Manusia yang merencanakan, namun Tuhan yang menentukan. Mungkin pepatah ini yang aktual untuk usaha keras pencarian Kapal Motor (KM) Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba.

Dilansir Antara, sejak tenggelam pada 18 Juni 2018 atau tepatnya pada hari keempat Idul Fitri 1439 Hijriah, hampir semua mata tertuju ke perairan Danau Toba.

Sejak peristiwa itu terjadi, kawasan Pelabuhan Tigaras di Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun selalu ramai, mulai dari tim SAR, prajurit TNI, personel Polri, hingga masyarakat keluarga korban.

Dari proses penyelamatan awal tim SAR gabungan berhasil menemukan 24 penumpang yang terdiri dari 21 penumpang selamat dan tiga orang meninggal.

Setelah ditemukan, penumpang KM Sinar Bangun yang selamat tersebut dibawa ke RSUD Tuan Rondahaim di Pematang Raya, Kabupaten Simalungun.

Korban yang selamat diberikan perawatan terlebih dulu sebelum kembali ke tempat tinggalnya. Sedangkan korban yang meninggal dilakukan proses identifikasi untuk mengetahui identitasnya. Setelah diketahui, jenazah diserahkan kepada pihak keluarga.

Awalnya, ratusan keluarga korban banyak berkumpul di Pelabuhan Tigaras untuk menyaksikan pencarian yang dilakukan Basarnas. Namun atas inisiatif Pemkab Simalungun, keluarga korban diarahkan untuk menunggu di RSUD Tuan Rondahaim.

Selain untuk membantu proses identifikasi korban, juga memudahkan keluarga korban karena Pemkab Simalungun menyiapkan sejumlah akomodasi di posko tersebut.

Sebagai bentuk keprihatinan, sekaligus kepedulian, sejumlah pejabat tinggi hadir ke Pelabuhan Tigaras yang menjadi lokasi posko terpadu pencarian dan penyelamatan penumpang KM Sinar Bangun.

Mulai dari Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Sosial Idrus Marham, hingga Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan.

Serius 

Dalam mencari penumpang KM Sinar Bangun tersebut, Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI M Syaugi memastikan pihaknya sangat serius untuk membuktikan pemerintah hadir dalam setiap masalah rakyat.

Selain mengerahkan personel dari berbagai instansi, tim SAR gabungan juga menggunakan peralatan canggih untuk melacak keberadaan KM Sinar Bangun.

Salah satu alat canggih yang digunakan adalah multibeam scane sonar berfungsi untuk mendeteksi keberadaan kapal di dasar perairan.

Menurut Koordinator SAR Marinir Letkol Mar Syamsul Sitohang, peralatan tersebut telah diterima dari Mabes TNI Angkatan Laut dan langsung digunakan di perairan Danau Toba.

Pemanfaatan peralatan khusus tersebut dimaksudkan untuk mengetahui material yang ada di dasar danau, termasuk mengetahui posisi kapal KM Sinar Bangun.

Sesuai hasil rapat, pencarian dan penyelamatan penumpang KM Sinar Bangun dilakukan di dua sektor. Sektor A meliputi perairan dan pinggiran danau yang berdekatan dengan Simalungun. Sedangkan Sektor B meliputi perairan yang mendekatkan Pulau Samosir.

Namun penggunaan peralatan tersebut sempat mengalami kendala berupa kedalaman perairan Danau Toba yang dinilai cukup dalam. Dari pengecekan sebelumnya, sekitar 400 hingga 500 meter.

Untuk memperluas lokasi pencarian penumpang dan kapal KM Sinar Bangun, proses pencarian dilanjutkan dengan penggunaan helikopter pada 26 Juni, hari kesembilan penanganan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara Riyadil Akhir Lubis mengatakan, helikopter yang dioperasikan itu milik Basarnas, PT Jafpa yang mengelola keramba di Danau Toba dan milik Polri.

Ketiga helikopter tersebut diterbangkan dari Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara untuk menyisir perairan Danau Toba.

Selain helikopter, pencarian juga dilakukan dengan mengerahkan kapal dan perahu untuk menyisir permukaan Danau Toba. Selain peralatan yang dimiliki Basarnas, pencarian juga dengan memanfaatkan sembilan kapal dari Pemkab Samosir serta perahu dari BPBD Sumatera Utara dan kabupaten/kota.

Dari pencarian selama delapan hari, tim gabungan telah menemukan sejumlah material yang diduga milik penumpang KM Sinar Bangun. Di antaranya helm, STNK, jaket, boneka dan sepatu yang diduga milik penumpang.

Hentikan Pencarian 

Setelah 15 hari melakukan pencarian, Tim SAR gabungan akhirnya memutuskan untuk menghentikan pencarian penumpang KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba.

Direktur Operasi Basarnas Brigjen Mar Bambang Suryo mengatakan, pihknya telah melakukan pencarian selama 15 hari dengan melibatkan seluruh instansi.

Setelah itu, pihaknya telah melakukan evaluasi secara menyeluruh mengenai perkembangan yang dihadapi.

Pada Minggu (1/7), tim gabungan telah melakukan dialog dan tatap muka dengan keluarga korban penumpang KM Sinar Bangun yang difasilitasi Bupati Simalungun JR Saragih.

Kemudian, pihaknya telah meminta arahan dari Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan yang langsung berkomunikasi dengan keluarga korban usai tabur bunga pada Senin (2/7) siang.

"Setelah dialog dua arah, sepakat dihentikan pada 3 Juli. Intinya besok (Selasa, 3/7) kita tutup," katanya.

Namun penutupan operasi tim SAR gabungan tersebut bukan berarti dihentikan secara total karena posko pemantau masih tetap ada di Pelabuhan Tigaras.

Penghentian yang dimaksudkan adalah penghentian proses pencarian yang dilanjutkan dengan pemantauan melalui Kantor SAR Medan, khususnya melalui personel SAR Posko Parapat.

Jika dalam pemantauan tersebut ada informasi dari penduduk atau tanda-tanda munculnya jenazah penumpang ke permukaan, penanganan segera dilakukan.

"Kalau ada informasi, sampaikan ke posko, nanti akan ditindaklanjuti," ujar Bambang.

Ikhlaskan

Pada Minggu (1/7) keluarga korban diajak untuk merelakan anggota keluarga tetap berada di dalam danau, terkait dihentikannya upaya pencarian oleh Tim SAR.

"Ikhlaskan mereka yang sudah tenang di sana," ucap Bupati Simalungun, JR Saragih pada pertemuan Pemkab setempat, Basarnas, KNKT dan PT Jasa Raharja serta pemangku kepentingan lainnya di Balai Harungguan Djabanten Damanik, Pamatang Raya.

Pertemuan diadakan menyikapi akan berakhirnya masa pencarian perpanjangan terakhir pada 3 Juli 2018.

Digambarkan pengangkatan jasad korban yang kemungkinan besar tidak utuh lagi, bisa memberikan duka yang lebih memilukan lagi dan tidak baik untuk korban.

Pemkab Simalungun kata bupati, setelah pencarian berakhir pada Selasa, 3 Juli 2017, merencanakan mendirikan monumen untuk mengenang peristiwa itu dan pertanda bagi keluarga korban.

"Nama-nama para korban dituliskan pada prasasti monumen itu," kata Bupati.

Ajakan juga disampaikan para pemuka antarlintas agama dan dukungan pendirian monumen serta kegiatan keagamaan di lokasi tenggelamnya kapal.

Hermina Sihombing, warga Pekanbaru Riau dan Suyadi, warga Simalungun, mewakili keluarga korban, bisa menerima keputusan tersebut mempertimbangkan sudah berlangsungnya peristiwa.

Mereka juga menyampaikan apresiasi atas usaha dan upaya tim pencari gabungan dalam pencarian penumpang KM Sinar Bangun. (af)

Berita terkait
0
Serangan ke Suharso Monoarfa Upaya Politik Lemahkan PPP
Ahmad Rijal Ilyas menyebut munculnya serangan yang ditujukan kepada Suharso Manoarfa merupakan upaya politik untuk melemahkan PPP.