Kampus Setop Kegiatan, Mahasiswa Ditagih Bayaran

Mahasiswa Universitas Gunadarma Depok dan Universitas Indraprasta PGRI Jakarta keberatan ditagih pembayaran oleh kampus, karena ada krisis corona.
Sejumlah mahasiswa Universitas Gunadarma berunjuk rasa di Kampus D Gunadarma, Depok, Jawa Barat, Senin 9 Maret 2020. Unjuk rasa tersebut menuntut pihak Universitas Gunadarma membenahi sistem perkuliahan dan penyempurnaan regulasi kebijakan pecah blangko. (Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha)

Jakarta - Pemerintah telah menerapkan physical distancing untuk memutus rantai penyebaran virus corona atau Covid-19. Imbas dari pembatasan sosial tersebut, perguruan tinggi ada yang menerapkan belajar secara daring, namun tidak sedikit pula yang menghentikan proses belajar mengajar. Beberapa mahasiswa mengharapkan pihak kampus untuk mengkaji kebijakan pembayaran iuran semester.

SM, mahasiwa magister program Psikologi di Universitas Gunadarma Depok mengeluhkan iuran yang tetap dibebankan oleh pihak kampus. Padahal, kata dia, kegiatan praktik kerja yang baru berlangsung selama dua pekan terpaksa harus terhenti, dengan adanya pandemi global wabah corona.

Ini enggak belajar namanya, masa kita jadi donatur kampus.

Baca juga: UNM Subsidi Mahasiswa Kuota 30GB Internet e-Learning

Dia mengaku sudah mengonfirmasi pihak kampus apakah ada penundaan pembayaran terkait wabah corona. Namun, dia diberitahukan oleh pihak kampus untuk tetap membayar kuliah, dengan opsi menyicil. 

Bukan tanpa sebab pria 25 tahun ini menginginkan setop pembayaran. Dia khawatir apabila saat ini tetap memaksakan setor uang kepada pihak kampus, maka pembayaran yang dilakukan untuk semester ini akan sia-sia begitu saja.

"Kalau sekarang saya tetap bayar ke kampus, sedangkan kegiatan praktik saja ditunda karena wabah corona, ini gimana? Mohon kebijaksanaannya. Saya takut uang yang dikeluarkan itu sia-sia, jika semester depan harus bayar lagi. Sementara praktik kerja saya saja baru jalan dua minggu sudah disetop. Masak sih pembayaran tetap berjalan full," kata SM kepada Tagar di Bekasi, Jawa Barat, Kamis, 9 April 2020.

Menurutnya, saat ini hal terpenting adalah menjaga ketahanan ekonomi keluarga. Sebab, hingga kini pemerintah saja belum mengetahui wabah Covid-19 akan selesai kapan. 

Dia tidak ingin pihak kampus mendapat uang secara cuma-cuma, mengingat praktik kerja yang dia lakukan benar-benar mogok di tengah jalan.

"Ya, enggak fair dong rasanya. Saya saja risau kalau nanti Covid-19 sudah selesai, terus praktik dimulai lagi, masak uang semester untuk praktik kerja bayar lagi. Ini kan dobel-dobel. Mending uangnya untuk mencukupi kehidupan sehari-hari. Kita mesti bijak mengeluarkan uang dan pihak kampus juga harus mengerti dong keadaan mahasiswanya!" ucapnya dengan nada tegas.

Sementara, Fabiano Ezra Putra, mahasiswa yang menimba ilmu di Universitas Indraprasta PGRI Jakarta sangat keberatan terhadap pembayaran penuh yang ditetapkan pihak kampus.

Sebab, dia merasa kesulitan untuk mencari uang di masa pandemi corona ini. Ano, sapaannya, sehari-hari bekerja sebagai pengemudi ojek online (ojol). Dengan adanya wabah corona, penghasilannya berkurang drastis, yang tidak mungkin lagi untuk membayar kuliah.

Baca juga: Selama Pandemi, Unhas Bantu Kebutuhan Mahasiswa

Oleh sebab itu, dia berharap rektorat hingga jajaran administrasi di tempatnya menimba ilmu dapat membuat penyesuaian dengan adanya wabah ini. Hal yang dia maksudkan adalah menghentikan pembayaran.

"Saya ingin pembayaran tidak ada dulu, karena proses pembelajaran di kampus sangat tidak efektif menggunakan daring sosial. Komunikasi sama dosen saja cuma lewat WhatsApp, ini enggak belajar namanya, masa kita jadi donatur kampus. Mohon lah pihak kampus meringankan beban kita, jelas-jelas ada corona," ucap Ano kepada Tagar, di Bekasi, Kamis, 9 April 2020.

Dia mengaku tagihan yang dibebankan pihak kampus kepadanya harus dibayarkan penuh hingga semester berakhir. Sedangkan, proses belajar mengajar tidak ada dan kegiatan skripsi tertunda. Ano menyarankan proses pembayaran ditiadakan saja khusus untuk semester ini.

"Nanti bayar lagi pas masuk kuliah. Masak kita kayak orang libur gini bayaran tetap berjalan. Banyak lah teman-teman saya mengeluhkan hal ini," tuturnya.

Sebelumnya, beredar surat elektronik dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam rangka pencegahan Penyebaran Covid-19 tertanggal 17 Maret 2020.

Salah satu poinnya berbunyi, masa belajar paling lama bagi mahasiswa yang seharusnya berakhir pada semester genap 2019/2020 dapat diperpanjang satu semester, dan pengaturannya diserahkan kepada pimpinan perguruan tinggi sesuai dengan kondisi dan situasi setempat.

Kemudian pada poin berikutnya, praktikum laboratorium dan praktik lapangan dapat dijadwalkan ulang sesuai dengan status dan kondisi di daerah.

"Penghematan biaya operasional penyelenggaraan pendidikan yang diperoleh selama dilakukan pembelajaran dari rumah (study from home) mohon dapat digunakan untuk membantu mahasiswa, seperti subsidi pulsa, koneksi pembelajaran daring, bantuan logistik, dan kesehatan bagi yang membutuhkan," kata Nizam, selaku Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. []

Berita terkait
Mahasiswa Makassar Buat Bilik Sterilisasi dan APD
Mahasiswa dari dua kampus di Makassar membuat Alat Pelindung Diri (APD) dan biik sterilisasi buat para tenaga medis.
Pemuda dan Mahasiswa Abdya Aceh Kedapatan Isap Ganja
Sebanyak enam warga Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh dibekuk aparat kepolisian karena kedapatan sedang mengisap ganja kering.
Oknum Mahasiswa Unismuh Kedapatan Curi Proyektor
Seorang mahasiswa, WA 23 tahun, terpaksa berurusan dengan polisi. Dia kedapatan mencuri alat inventaris, proyektor di kampus Unismuh Makassar.
0
Serangan ke Suharso Monoarfa Upaya Politik Lemahkan PPP
Ahmad Rijal Ilyas menyebut munculnya serangan yang ditujukan kepada Suharso Manoarfa merupakan upaya politik untuk melemahkan PPP.