Kampus Harus Berani Tolak Beasiswa Perusahaan Rokok

Ketua Umum IAKMI Ridwan M Thaha mendorong perguruan tinggi untuk berani menolak beasiswa, promosi dan sponsor dari industri rokok yang ingin masuk kampus.
Ilustrasi. (Foto: Ist)

Jakarta, (Tagar 18/5/2017) – Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Ridwan M Thaha mendorong perguruan tinggi di Indonesia untuk berani menolak beasiswa, promosi dan sponsor dari industri rokok yang ingin masuk ke kalangan mahasiswa. Di sisi lain, ia berharap semakin banyak filantropi-filantropi baru bermunculan untuk mengembangkan dan memajukan dunia pendidikan, olahraga, kesenian dan budaya di Indonesia.

“Untuk melindungi generasi muda dari pengaruh adiksi rokok, sudah seharusnya perguruan tinggi mencegah segala bentuk promosi rokok di kampus,” kata Ridwan di Jakarta, Kamis (18/5).

Ridwan mengatakan IAKMI mengapresiasi Universitas Hasanuddin yang mengambil langkah menolak beasiswa dari industri rokok. Dia berharap langkah tersebut diikuti oleh perguruan tinggi lainnya.

Sebelumnya, melalui media sosial beredar surat dari Rektorat Universitas Hasanuddin kepada Djarum Foundation yang menyatakan bahwa berdasarkan kesepakatan antara pimpinan universitas dengan lembaga kemahasiswaan, Universitas Hasanuddin tidak lagi menerima beasiswa dari perusahaan rokok. Menurut Ridwan, masih banyak perusahaan dan lembaga yang bersedia memberikan beasiswa kepada mahasiswa-mahasiswi Indonesia yang tidak berkaitan dengan produk adiktif seperti rokok.

“Bahkan liga sepak bola pun sudah bisa mendapatkan sponsor dari selain perusahaan rokok. IAKMI yakin dunia pendidikan bisa lepas dari industri rokok yang memang bertujuan menyasar anak-anak muda untuk menjadi perokok,” tuturnya. (Rif/Ant)

Berita terkait