Kabut Asap Kepung Sumut, Edy: Cukuplah Sekali Ini Asap

Kabut asap dari Provinsi Riau dan daerah lainnya hampir merata di seluruh kabupaten dan kota yang ada di Sumatra Utara.
Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi ketika diwawancarai wartawan. (Foto: Tagar/Reza Pahlevi)

Medan - Kabut asap dari Provinsi Riau dan daerah lainnya hampir merata di seluruh kabupaten dan kota yang ada di Sumatra Utara.

Mengantisipasi itu, Pemerintah Provinsi Sumatra Utara melalui Dinas Kesehatan sudah mulai bekerja. Bahkan dinas ini siap melakukan pelayanan selama 24 jam.

Itu disampaikan Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi seusai kegiatan dialog nasional dan peluncuran buku berisikan fatwa kerukunan kebangsaan di Hotel JW Marriot, Medan, Senin 23 September 2019.

"Sekarang ini, kita fokuskan kesehatan masyarakat. Dinas Kesehatan, puskesmas sudah membagi-bagikan masker, puskesmas juga sudah 24 jam membuka pelayanan, khususnya akibat dampak dari asap. Kondisi ini sangat buruk, kondisi kabut asap sudah merata sampai ke Aceh," kata Edy.

Melihat dampak kabut asap di Sumatera Utara, muncul wacana meliburkan anak-anak sekolah. Namun Gubernur Edy menyebut masih menjadwalkan waktu yang tepat.

"Untuk hal itu, sudah ada tempat yang harus meliburkan sekolah. Sedangkan di Kota Medan kita tunggu saja, sebab ada orang yang tepat untuk menyampaikan itu secara profesional. Saya sudah sampaikan kepada mereka begitu," ucap Edy.

Kondisi asap sudah merata, kepada masyarakat kurangi aktivitas di luar rumah, cukuplah sekali ini ada asap

Selain itu, Gubernur Edy menegaskan bahwa titik api di Sumatera Utara telah padam. Sedangkan kabut asap berasal dari provinsi tetangga.

"Sampai saat ini titik api di sini sudah padam, termasuk yang di Kabupaten Dairi. Kondisi asap sudah merata, kepada masyarakat kurangi aktivitas di luar rumah, cukuplah sekali ini ada asap. Tak lagi ada asap ke depannya di sini," tandas dia.

Sebelumnya, Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Agus Andriato menegaskan jangan ada yang coba membakar hutan atau lahan. Sebab ada pidananya. Dia menyebut, seluruh titik api di wilayah ini juga telah dipadamkan.

"Alhamdulillah, sampai saat ini tidak ada titik api di Sumatera Utara, meskipun sempat ada beberapa titik api. Itu dengan cepat berhasil dipadamkan. Kepada seluruh Kapolres diharapkan selalu melakukan pemantauan di wilayahnya masing-masing agar kebakaran hutan dan lahan tidak terjadi," kata Agus.

Sebagaimana diketahui, kebakaran lahan di Desa Silalahi III, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi, terjadi sebanyak tiga kali, salah satunya Rabu 18 September 2019.

Asal mula titik api sehingga menyebabkan satu hektare lahan terbakar di sana diperkirakan dari rumput kering yang terkena puntung rokok milik warga.

"Penyebab peristiwa ini dalam penyelidikan, dugaan sementara api berasal dari puntung rokok warga masyarakat atau petani yang sedang bekerja, ataupun yang melintasi lokasi. Di mana rumput ilalang yang ada di perladangan itu dalam kondisi sudah kering," ucap AKBP MP Nainggolan.

Sampai saat ini, kondisi api sudah tidak ada lagi, polisi terus melakukan peninjauan untuk mengantisipasi adanya kebakaran susulan.[]

Berita terkait
Kabut Asap Tak Mengganggu Produksi Ikan di Humbahas
Peternakan dan Perikanan Humbahas, tidak ada kata terganggu dalam melakukan kegiatan produktivitas ikan.
Tips Wali Kota Sidempuan Menghadapi Kabut Asap Kiriman
Pemerintah Kota Padangsidempuan, Sumatra Utara, mengambil sampel udara yang terpapar kabut asap kiriman.
Hanya Dua Pekan, 35 Ha Hutan di Dairi Ludes Terbakar
Terjadi tiga kali kebakaran hutan di kawasan Danau Toba, tepatnya di Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi, Sumatra Utara.