Banda Aceh - Mantan Bupati Bireuen, Nurdin Abdurrahman meninggal dunia di kediamannya di Desa Cot Gapu, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen, Aceh pada Senin, 8 Juni 2020.
Anggota juru runding Gerakan Aceh Merdeka (GAM)-Republik Indonesia (RI) ini menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 05.05 WIB atau menjelang salat Subuh.
Kabar meninggal Bupati Bireuen periode 2007-2012 itu tersebar cepat di sejumlah media sosial, terutama WhatsApp Group (WAG). Di grup Ikatan Masyarakat Kabupaten Bireuen (IMKB) Banda Aceh misalnya, informasi meninggalkan Nurdin beredar cukup cepat, lalu diikuti dengan ucapan doa.
“Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Kami dan keluarga ikut berduka. Moga amal ibadah almarhum diterima disisiNya dan keluarga yg ditinggalkan ikhlas, tabah, sabar dan tawaqal dlm menghadapinya,” tulis Murdani, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Bireuen.
Ucapan belasungkawa juga disampaikan Plt Gubernur Nova Iriansyah. Melalui akun twitter pribadinya @niriansyah, ia menyatakan duka mendalam atas meninggalnya Nurdin Abdurrahman. Ia mendoakan agar almarhum diterima di sisi Allah.
“Saya & kel. beserta aparatur Pem. Aceh menyampaikan duka mendlm atas berpulangnya guru sy Tgk. Nurdin AR. (mantan Bup. Bireun). Semoga Almarhum khusnul khatimah dan Kel. yg ditinggalkan tawaqqal. Amin ya rabbal alamin.Palms up together,” tulis Nova.
Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Kami dan keluarga ikut berduka.
Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, Muhammad Iswanto menyebutkan, Pemerintah Aceh menyatakan duka mendalam atas meninggalnya anggota juru runding GAM saat merintis perdamaian di Helsinki, Finlandia itu.
"Plt Gubernur menyampaikan duka cita mendalam dan rasa kehilangan atas berpulangnya Bapak Nurdin Abdul Rahman,” kata Iswanto, Senin, 8 Juni 2020.
Ia menjelaskan, semasa hidupnya almarhum yang lahir 28 Desember 1948 dikenal sebagai sosok yang aktif dan sempat menjabat sejumlah posisi. Ketika Aceh masih dilanda konflik bersenjata, Nurdin adalah salah seorang tokoh GAM yang bermukim di Australia.
Nurdin juga terlibat dalam proses perundingan GAM-RI dengan menjadi salah satu anggota juru runding dari GAM yang kemudian membuahkan perdamaian pada Agustus 2005 atau dikenal sebagai MoU Helsinki.
Dia kemudian juga terpilih sebagai Bupati Bireuen dalam Pilkada 2007 dan memimpin kabupaten Bireuen sampai 2012. Ia juga aktif sebagai Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah, Kabupaten Bireuen dan Kepala Kantor Urusan Internasional pada Universitas Al Muslim (Unimus) Kabupaten Bireuen. []
