Junta Militer Myanmar Larang Utusan Khusus ASEAN Bertemu Suu Kyi

Utusan Khusus ASEAN Untuk Myanmar, Erywan, telah meminta akses untuk bisa bertemu semua pihak yang bertikai di negara itu
Bendera negara-negara anggota ASEAN berkibar di Gedung Sekretariat ASEAN di Jakarta, 22 April 2021 (Foto: voaindonesia.com - AP Photo/Tatan Syuflana)

Jakarta – Utusan Khusus ASEAN Untuk Myanmar, Erywan, telah meminta akses untuk bisa bertemu semua pihak yang bertikai di negara itu, tetapi junta militer Myanmar hanya mengizinkannya menemui para pejabat pemerintah. Fathiyah Wardah melaporkannya untuk VOA.

Para menteri luar negeri ASEAN (AMM) baru-baru ini melangsungkan pertemuan virtual y ang secara khusus membahas pelaksanaan lima poin konsensus yang dihasilkan para pemimpin ASEAN dalam pertemuan di Jakarta akhir April 2021 lalu.

Dalam pertemuan itu Utusan Khusus ASEAN Untuk Myanmar sekaligus Menteri Luar Negeri Brunei Darussalam Erywan Yusof menyampaikan perkembangan mandat untuk menjalankan lima poin itu. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan hal ini kepada wartawan dalam jumpa pers virtual hari Senin, 4 Oktober 2021.

"Utusan khusus (ASEAN untuk Myanmar) menyampaikan adanya tantangan termasuk masalah kunjungan dan akses untuk bertemu dengan semua pihak," kata Retno.

Menlu RI, Retno MarsudiMenteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi. (Foto: Tagar/Ist)

Utusan Khusus ASEAN Untuk Myanmar Erywan Yusof sudah meminta kepada junta militer Myanmar untuk memberikan akses penuh supaya bisa bertemu semua pihak yang bertikai, termasuk penasihat negara Aung San Suu Kyi yang kini mendekam dalam penjara, untuk mencari jalan keluar atas konflik antara kelompok militer dan sipil.

Namun junta Myanmar menolak mengizinkan Erywan Yusof bertemu Suu Kyi. Rezim militer di Myanmar hanya mengijinkannya menemui para pejabat pemerintah dan bukan kelompok oposisi.

Suu Kyi, 76 tahun, tengah diadili atas sejumlah dakwaan mulai dari kepemilikan perangkat radio komunikasi secara ilegal hingga makar.

Jika terbukti bersalah, Suu Kyi terancam dipenjara sepuluh tahun. Suu Kyi ditahan setelah militer Myanmar melakukan kudeta pada 1 Februari 2021 karena menolak kemenangan Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pada pemilihan umum November tahun lalu.

suu kyi tinjau vaksinasi jan 21Pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi, meninjau pelaksanaan vaksinasi massal di sebuah rumah sakit di Naypyitaw, Myanmar, 27 Januari 2021 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Retno menambahkan pembahasan mengenai implementasi lima poin konsensus berlangsung sangat terbuka, namun memakan waktu cukup lama. Sebagian besar negara anggota ASEAN menyatakan kecewa terhadap pelaksaan kelima poin konsensus tersebut.

Sebagian negara anggota ASEAN menyampaikan ASEAN tidak boleh bersikap biasa terhadap mandeknya implementasi lima poin konsensus.

Dalam AMM itu, Retno mengapresiasi upaya utusan khusus untuk mendorong pelaksanaan lima poin konsensus itu.

Retno menegaskan tidak ada perkembangan signifikan di Myanmar sejak pertemuan para pemimpin ASEAN di Jakarta enam bulan lalu. Junta militer Myanmar, tambahnya, tidak menanggapi secara positif apa yang telah diupayakan oleh utusan khusus ASEAN. Oleh karena itu sudah waktunya para menteri luar negeri ASEAN untuk melaporkan situasi ini kepada sembilan pemimpin ASEAN untuk mendapatkan arahan lebih lanjut.

Pakar Hukum Internasional: ASEAN Harus Tegas terhadap Myanmar

Pakar hukum internasional di Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana sangat menyesalkan keputusan junta Myanmar yang melarang Utusan Khusus ASEAN Untuk Myanmar Erywan Yusof menemui Suu Kyi.

"Karena utusan khusus ini tugasnya adalah mencari fakta. Ketika dia mencari fakta dan dia bertindak secara independen, harusnya dia bisa tidak hanya bertemu para pejabat pemerintahan tetapi juga pihak yang "bertikai" dengan pemerintah, yaitu masyarakat yang mungkin diwakili oleh tokoh-tokoh tertentu atau mereka yang tergabung dalam lembaga swadaya masyarakat, dan tentu oposisi," ujar Hikmahanto.

hikmantoGuru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana. (Foto: Tagar/Antara)

Hikmahanto meminta Utusan Khusus ASEAN Untuk Myanmar Erywan Yusof segera melapor kepada Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei sebagai Ketua ASEAN, agar nantinya melangsungkan sesi khusus untuk membahas isu ini dengan para pemimpin ASEAN lainnya, termasuk pemimpin junta Myanmar.

Kalau benar tidak diberi akses, negara-negara ASEAN harus bersikap lebih tegas terhadap junta Myanmar karena yang menjadi taruhan adalah integritas organisasi ASEAN. Tindakan keras itu dapat berupa pemberian sanksi mulai sanksi ekonomi, dilarang ikut dalam kegiatan ASEAN hingga menerjunkan pasukan bersama ke Myanmar untuk melindungi rakyat Myanmar.

Jika ASEAN mampu bersikap tegas, lanjut Hikmahanto, ASEAN akan bisa menyelesaikan persoalan Myanmar dan sekaligus meningkatkan citra ASEAN sebagai organisasi regional yang mampu menuntas sendiri persoalan dalam kawasan Asia Tenggara (fw/em)/voaindonesia.com. []

Militer Myanmar Dilaporkan Langgar Hukum Internasional

Penyelidik HAM PBB Serukan Jenderal Myanmar Ditahan

Myanmar di Ambang Perang Saudara Sejak Kudeta Militer

Kelompok Bela Diri Bermunculan Melawan Junta Militer Myanmar

Berita terkait
Kehidupan Warga Myanmar yang Melarikan Diri ke India
Pertempuran antara junta militer Myanmar dan pasukan oposisi dalam beberapa pekan terakhir membuat jumlah pengungsi yang melarikan diri meningkat
0
Pandemi dan Krisis Iklim Tingkatkan Buruh Anak di Dunia
Bencana alam, kelangkaan pangan dan perang memaksa jutaan anak-anak di dunia meninggalkan sekolah untuk bekerja