Jumlah Perempuan Pekerja Konstruksi di AS Meningkat

Jumlah perempuan yang bekerja di industri konstruksi di AS meningkat, sayangnya, jumlah itu jauh dari yang diharapkan
Carey Mercer di Contractors Sheet Metal, New York, Selasa, 3 Agustus 2021 (Foto: voaindonesia.com - AP Photo/Kevin Hagen)

Jakarta - Jumlah perempuan yang bekerja di industri konstruksi di Amerika Serikat (AS) meningkat. Sayangnya, jumlah itu jauh dari yang diharapkan. Fakta menunjukkan, persentase perempuan di industri ini hanya 4% dari total jumlah pekerja konstruksi terampil di AS.

Inisiatif terbaru untuk mengubah fakta ini salah satunya diluncurkan oleh Serikat Pekerja Gedung Amerika Utara (NABTU) dan kelompok advokasi Lean In yang dimotori Facebook. Nama prakarsa itu "Lean In Circles for Tradeswomen". Prakarsa ini pada intinya ditujukan untuk mendorong lebih banyak perempuan berkarya di industri ini.

Eksekutif Facebook, Sheryl Sandberg, yang juga pendiri kelompok Lean In, mengatakan, prakarsa ini penting bagi kemajuan dunia perempuan.

"Setiap kali kami melihat ada pekerjaan yang dibayar lebih tinggi, yang memiliki lebih banyak proteksi, yang memiliki lebih banyak manfaat, pekerjaan itu pasti jatuh ke tangan laki-laki. Ini sebetulnya adalah pekerjaan yang bagus untuk semua orang, namun mengapa hanya empat persen perwakilan perempuan di sana,” komentarnya.

Eksekutif Facebook Sheryl SandbergEksekutif Facebook, Sheryl Sandberg (Foto: Dok/voaindonesia.com/AP)

Judaline Cassidy, pendiri organisasi Tools & Tiaras, yang juga mendukung prakarsa itu, berpendapat serupa. "Jika kita memiliki lebih banyak perempuan dalam industri ini, baik sebagai pekerja maupun pemimpin, situasinya akan berubah seperti di industri-industri lain.”

Cassidy, yang pekerjaann sehari-harinya adalah tukang ledeng di Dinas Perumahan Kota New York mengatakan, ia menghabiskan sebagian waktu sengganggnya untuk mendorong perempuan bekerja di sektor konstruksi melalui organisasi Tools & Tiaras-nya. Ia tidak ingin, kaum hawa pada masa sekarang mengalami apa yang dihadapinya pada masa lalu.

"Dua puluh tahun yang lalu, sebagai seorang perempuan, saya kesulitan masuk sebagai anggota serikat pekerja. Tanggapan orang-orang sangat tidak menyenangkan. Ketika saya mengungkapkan maksud saya untuk bergabung, pria-pria dalam serikat itu malah menyuruh saya pulang dan mencuci piring."

Judaline CassidyJudaline Cassidy (Foto: voaindonesia.com - Facebook/Judaline Cassidy)

Untuk mewujudkan prakarsa "Lean In Circles for Tradeswomen", NABTU dan kelompok advokasi "Lean In" Facebook menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan konstruksi dan lembaga-lembaga pemerintah yang mengawasi mereka.

Mereka menciptakan sejumlah program magang bagi perempuan dan kelompok-kelompok minoritas di industri ini. Mereka ingin perempuan terlibat dari level terendah hingga level tertinggi, dan menghapus diskriminasi yang sering merugikan perempuan.

Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja, jumlah perempuan yang dipekerjakan dalam industri konstruksi AS pernah mencapai 950.000 pada 2007. Namun kemudian, angka itu anjlok ke titik terendah, yakni sekitar 711.000, pada 2011 sewaktu AS dilanda resesi hebat.

Jumlah itu baru pulih hampir 10 tahun kemudian, dan pada akhirnya membukukan rekor tertinggi, yakni sekitar 970.000, pada awal pandemi tahun 2020.

Jumlah itu tidak besar meski terus mengalami peningkatan. Jumlah itu hanya sekitar empat persen dari total pekerja konstruksi terampil di Amerika (ab/uh)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Biden Pilih Perempuan Transgender Asisten Menteri Kesehatan

Uni Emirat Arab Pilih Perempuan Arab Jadi Astronaut

Joe Biden Akan Calonkan Perempuan Jadi Menteri Keuangan AS

Perempuan Pimpin Misi Luar Angkasa Uni Emirat Arab ke Mars

Berita terkait
Penuaan Relatif Lebih Lambat pada Perempuan Pekerja
Indeks penuaan relatif rendah tercatat di antara perempuan pekerja, baik pekerja kerah biru (manual) atau pekerja kerah putih (kantoran)
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.