Oleh Syaiful W. Harahap*
Laju vaksinasi Covid-19 yang terus bergulir di banyak negara diwarnai pula dengan pertambahan kasus yang besar pula. Laporan situs independen, worldometers, tanggal 4 Agustus 2021, pukul 04.19 WIB. jumlah konfirmasi positif kasus Covid-19 di seluruh dunia tembus 200 juta yaitu 200.149.317 dengan kematian 4.256.993.
Negara-negara penyumbang kasus Covid-19 terbanyak, yaitu:
Di atas 30 juta:
- Amerika Serikat 36.009.711
- India 31.767.965
Di atas 10 juta:
- Brasil 19.985.817
Jumlah 6.000.000-an:
- Rusia 6.334.195
- Prancis 6.178.632
Jumlah 5.000.000-an:
- Inggris 5.923.820
- Turki 5.795.665
Jumlah 4.000.000-an:
- Argentina 4.947.030
- Kolombia 4.801.050
- Spanyol 4.523.310
- Italia 4.363.374
Jumlah 3.000.000-an:
- Iran 3.979.727
- Jerman 3.782.326
- Indonesia 3.496.700
Jumlah 2.000.000-an:
- Polandia 2.883.284
- Meksiko 2.861.498
- Afrika Selatan 2.470.746
- Ukranina 2.254.361
- Peru 2.114.445
Jumlah 1.000.000-an: Belanda, Ceko, Irak, Chile, Filipina, Kanada, Bangladesh, Malaysia, Belgia, Swedia, Rumania, dan Pakistan.
Sedangkan jumlah kasus Covid-19 berdasarkan wilayah, yaitu:
- Eropa 51.830.915
- Amerika Utara 36.009.711
- Asia 31.767.965
- Amerika Selatan 19.985.817
- Afrika 2.470.746
- Australia dan Oseania 109.311
Salah satu pemicu jumlah kasus baru belakangan ini adalah virus corona varian Delta, pertama kali terdeteksi di India, yang disebut sangat mudah menular. Bahkan, lebih mudah menular dari pada penyakit cacar. Paling tidak lebih dari 124 tempat di dunia sudah terdeteksi virus corona varian Delta.
Pemicu lain adalah perilaku sebagian warga dunia yang mengabaikan protokol kesehatan (Prokes), di Indonesia dikenal dengan istilah 3M yaitu selalu pakai masker, menjaga jarak fisik, dan sering mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir. Prokes ini bisa kita sebut sebagai ‘vaksin sosial’.
Upaya lockdown atau pembatasan juga menghadapi kendala di banyak negara karena diprotes sebagian warga dengan berbagai macam alasan. Celakanya, mereka justru tidak percaya ada Covid-19. Mereka menyebut Covid-19 sebagai hoaks.
Yang jadi masalah ketika mereka tertular Covid-19 mereka jadi mata rantai penyebaran Covid-19 di masyarakat, terutama di klaster keluarga.
Hal yang sama terjadi terhadap vaksin Covid-19. Banyak warga dunia yang menolak juga dengan 1001 macam alasan. Fakta di Amerika Serikat (AS) menunjukkn 85% kasus baru Covid-19 terdeteksi pada warga yang belum divaksin.
Selain karena isu kepercayaan, terutama pada sekte-sekte agama, di AS justru penolakan terjadi dengan pijakan politis yaitu pendukung mantan Presiden Donald Trump dan simpatisan Parta Republik tidak percaya ada Covid-19 dan menolak vaksinasi Covid-19.
Kondisi pendemi Covid-19 global kian runyam karena vaksinasi tidak merata sehingga kekebalan komunal (herd immunity) tidak tercapai. Ini tentu saja kondisi yang menyuburkan penyebaran Covid-19, terutama varian Delta yang sangat mudah menular.
Ketika Prokes sebagai ‘vaksin sosial’ diabaikan dan vaksinasi Covid-19 tidak merata, maka entah kapan kita bisa lepas dari pandemi Covid-19. []
*Syaiful W. Harahap, Redaktur di tagar.id