Jakarta – Lagi-lagi terbukti sesumbar yang menyepelekan ancaman pandemi virus corona baru (Coronavirus Disease 2019/Covid-19) justru jadi bumerang bagi negara itu. Hal ini dialami oleh Brasil yang di awal-awal pandemi hanya dengan kasus harian yang sedikit, tapi tanggal 3 Juli 20202, pukul 07.07 WIB, seperti dilaporkan situs independen, worldometer, jumlah kasus positif Covid-19 di Brasil tembus angka 1,5 juta yaitu 1.501.353. Brasil jadi episentrum Covid-19 di Amerika Selatan.
Di awal pandemi Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, yang juga anggap remeh dengan mengatakan infeksi virus corona hanya ‘flu ringan’ sehingga tidak lebih parah dari flu. Namun, catatan menunjukkan Negeri Samba itu jadi episentrum baru Covid-19 di Amerika Selatan (Latin) dengan kasus 1.501.353. Kematian karena Covid-19 di Brasil terbanyak kedua di dunia setelah AS yaitu sebanyak 61.990. Brasil ada di peringkat ke-2 dunia.
Tanggal 1 Mei 2020 jumlah kasus Covid-19 di Brasil dilaporkan 92.202. Hari-hari berikutnya kasus terus bertambah karena kasus harian yang besar. Pada 19 Juni 2020 Brasil melaporkan kasus harian sebanyak 55.209. Ini kasus harian terbanyak yang dilaporkan di dunia.
Tanggal 19 Mei 2020 Brasil melampaui beberapa negara Eropa dengan jumlah kasus 271.885. Brasil ada di peringkat ke-3 dunia di belakang Rusia dan Amerika Serikat (AS). Sejak 29 Mei 2929 Brasil bertengger di peringkat ke-2 Covid-19 global dengan jumlah kasus 330.890. Kasus terus bertambah sampai 3 Juli 2020 kasus Covid-19 di Negeri Samba itu mencapai 1.501.353.
Lockdown yang diterapkan di beberapa provinsi dicabut oleh Presiden Jair untuk memenuhi tuntutan pendukungnya. Menteri kesehatan pun dipecat. Rupanya, Presiden Jair ingin ikut lagi pada pemilihan presiden mendatang sehingga dia tidak mau disalahkan jika terjadi kemerosotan ekonomi.
Presiden Jair memilih memulihkan ekonomi, tapi membiarkan pandemi Covid-19 membuat negerinya jadi ‘neraka’ corona. []