Jakarta – Ketika pandemi atau wabah virus corona baru (Coronavirus Disease 2019/Covid-19) terdeteksi di negaranya, Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, sesumbar bahwa infeksi virus corona adalah ‘flu ringan’ sehingga tidak akan lebih parah daripada virus flu. Lockdown yang dijalankan dicabut oleh Presiden Jair karena desakan masyarakat. Menteri kesehatan dipecat. Laporan situs independen, worldometer, 20 Juni 2020 pukul 05.12 WIB menunjukkan kasus Covid-19 di Negeri Samba itu tembus 1.000.000 yaitu 1.032.913 dengan 48.954 kematian dan 520.360 sembuh. Ini menempatkan Brasil di peringkat ke-2 dunia.
Brasil jadi episentrum baru Covid-19 di Amerika Latin. Negara lain di Amerika Latin juga melaporkan kasus yang banyak, seperti Peru 247.925 dan Chili 231.393. Jumlah kematian akibat Covid-19 di Brasil yaitu 48.954 merupakan terbanyak kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS) yang mencatat 121.369 kematian. Di belakang Brasil ada Inggris dengan 42.461 kematian.
Paling tidak ada tiga negara yang kepala negaranya sesumbar soal virus corona. Presiden AS, Donald Trump, juga menyepelekan virus corona dengan mengatakan bahwa tidak ada kesempatan bagi virus corona tidak punya peluang masuk ke negaranya (11 Maret 2020). Padahal, waktu itu sudah banyak kasus Covid-19 terdeteksi di Negeri Paman Sam itu. Dengan jumlah kasus 2.293.623 menempatkan AS di puncak pandemi global.
Begitu juga dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang sesumbar negaranya bisa menghadang penyebaran Covid-19. Tapi, sekarang kasus Covid-19 di Negeri Beruang Merah itu mencapai 569.063. Dengan kasus ini Rusia di peringkat-3 dunia dan di Eropa ada di peringkat ke-1.
Grafik kasus baru harian Covid-19 di Brasil tidak menunjukan kasus yang banyak. Baru tanggal 27 April 2020 kasus baru dilaporkan 3.735. Hari-hari berikutnya laporan kasus baru setiap hari bertambah terus yang sampai pada puncaknya dilaporkan 37.278 pada tanggal 16 Juni 2020. Dua hari kemudian, 20 Juni 2020, jumlah kumulatif kasus positif Covid-19 di Negeri Samba itu menembus angka 1.000.000.
Kesombongan tiga presiden yang menyepelekan Covid-19 jadi bumerang bagi negara mereka. Ini bisa jadi pembelajaran untuk Indonesia karena sebelum kasus Covid-19 terdeteksi beberapa pejabat tinggi memberikan komentar yang nyeleneh, seperti dengan doa corona terbang dari Indonesia, nasi kucing tangkal corona, izin berbelit-belit corona susah masuk Indonesia, dll.
Dengan jumlah kasus 1.032.913 dan kematian terbanyak kedua di dunia, 48.954, apakah Presiden Jair masih bisa sesumbar dengan mengatakan infeksi virus corona hanya ‘flu ringan’? []