Jakarta - Di tengah giat Presiden Jokowi memulihkan dampak pandemi Covid-19, sebagian anggota kabinetnya justru sibuk mengurus bisnis kontroversial. Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono dan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo terlibat bagi-bagi jatah ekspor benih lobster atau benur bersama sejumlah politisi lainnya.
"Menteri ikut bagi-bagi proyek itu tidak baik dan itu bagian dari praktik korupsi kebijakan," kata pengamat politik dari Unviersitas Al Azhar Jakarta Ujang Komarudin kepada Tagar, Rabu, 8 Juli 2020.
Padahal Presiden belum lama ini melampiaskan kemarahannya lantaran lambatnya kerja para pembantunya di kabinet. Jokowi menilai tak ada kemajuan dalam kerja pemerintahannya terkait penyerapan anggaran untuk pemulihan ekonomi akibat pagebluk.
"Saya jengkelnya di situ. Apa tidak punya perasaan? Ini suasana krisis," kata Jokowi dengan nada meninggi dalam sidang kabinet, Jakarta, Kamis, 18 Juni 2020. Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menegaskan tak segan mengambil opsi rotasi kabinet atau reshuffle demi mempercepat penanggulangan Covid-19.
Sehari sebalum Jokowi marah, menurut temuan majalah Tempo edisi 4 Juli 2020, transaksi kedua terjadi dalam ekspor benur sejak Menteri Edhy memimpin KKP. Edhy membuka keran ekspor benur kurang lebih sebulan sebelum Presiden marah-marah di Istana.
Ekspor ini menuai kontroversi lantaran pendahulu Edhy di KKP, Susi Pudjiastuti, melarang memperdagangkannya sebagai wujud kedaulatan atas keberagaman sumber daya hayati Indonesia. Dalam bisnis benur ini, Tempo menemukan sejumlah badan usaha dari 30 perusahaan yang ditetapkan KKP sebagai calon eksportir benur memiliki ikatan dengan pengurus partai dalam pemerintahan dan anggota kabinet.
Baca juga:
- Ekspor Benur, Edhy Prabowo Dianggap ATM Gerindra
- Dewan Pers Tanggapi Lis Wartawan Terima Duit Istana
- Jokowi Janjikan Harga Lahan Murah kepada Investor
Dalam PT Agro Industri Nasional (Agrinas), misalnya, ada Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono duduk sebagai komisaris utama. Wakil Ketua Umum Gerindra Sugiono dan Wakil Sekretaris Jenderal Gerindra Sudaryono juga duduk sebagai komisaris di Agrinas.
Ada juga PT Bima Sakti Mutiara yang menempatkan Hashim Sujono Djojohadikusumo di kursi komisarisnya. Ia adalah adik Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Sementara direktur utamanya Rahayu Saraswati Djojohadikusuo merupakan anak Hashim dan calon anggota dewan 2019-2024 dari Gerindra.
Meski Edhy mencoreng citra pemerintahan dengan publikasi ini, Ujang memprediksi kader Gerindra itu tak akan terlempar dari kabinet. Menurutnya, walau Jokowi melakukan reshuffle, Edhy mungkin hanya bergeser jabatan.
"Biasanya politisi itu tak banyak yang dicopot, paling hanya pindah kementerian," kata Ujang. Dengan alasan yang sama, ia menilai Susi Pudjiastuti yang bukan berasal dari partai tampak sulit kembali memimpin KKP.[]