Jakarta - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pasti mengetahui rencana kadernya berbagi jatah ekspor benih lobster di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Ini disampaikan pengamat politik Ujang Komarudin menanggapi sejumlah perusahaan eksportir benur memiliki ikatan dengan petinggi Gerindra, partai asal Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.
Tapi prabowo yang juga menjabat Menteri Pertahanan ini membiarkan atau mengizinkan pembagian jatah itu. Menurut Ujang, bagi-bagi kue seperti di KKP juga terjadi pada partai lain yang berkuasa di kementerian berbeda.
"Prabowo pasti tahu, itu kan permainan biasa, hampir semua kementerian di hampir partai politik, cuman KKP terpublikasi," kata pengamat dari Unviersitas Al Azhar Jakarta ini kepada Tagar, Rabu, 8 Juli 2020. Apalagi, kata dia, petinggi Gerindra yang terkait dengan perusahaan eksportir tersebut merupakan orang dekat Menteri Pertahanan.
Ujang menilai majalah Tempo dapat mengendus pembagian kue itu, salah satunya, lantaran Gerinda baru duduk di pemerintahan pada periode kedua Presiden Jokowi. Partai ini belum berpengalaman berkuasa sehingga tak 'sepandai' partai lainnya. "Beda dengan partai (yang berpengalaman) berkuasa, biasanya mereka tidak menggunakan tangan langsung partai politiknya," ujarnya.
Baca juga:
- Ekspor Benur, Edhy Prabowo Dianggap ATM Gerindra
- Dewan Pers Tanggapi Lis Wartawan Terima Duit Istana
- Jokowi Janjikan Harga Lahan Murah kepada Investor
Dari temuan majalah Tempo edisi 4 Juli 2020, dari 30 perusahaan yang ditetapkan KKP sebagai calon eksportir benur, di antaranya memiliki ikatan dengan pengurus partai. Kebanyakan dari Partai Gerindra.
Dalam PT Agro Industri Nasional (Agrinas), misalnya, ada Wakil Ketua Umum Gerindra Sugiono dan Wakil Sekretaris Jenderal Gerindra Sudaryono. Kedua politisi ini duduk sebagai komisaris di Agrinas.
Ada juga PT Bima Sakti Mutiara yang menempatkan Hashim Sujono Djojohadikusumo di kursi komisarisnya. Ia adalah adik Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Sementara direktur utamanya Rahayu Saraswati Djojohadikusuo merupakan anak Hashim dan calon anggota dewan 2019-2024 dari Gerindra.
Sebelum Edhy memimpin KKP, pendahulunya Susi Pudjiastuti membatasi penangkapan lobster dan melarang perdagangan benur. Bagi mantan Menteri Keluatan dan Perikanan ini, benur merupakan wujud kedaulatan atas keberagaman sumber daya hayati Indonesia.
Namun pada masa Edhy, keran ekspor itu dibuka yang kemudian mengundang polemik di tengah masyarakat. Kepada Tempo, Menteri Edhy berdalih para calon eksportir itu telah melewati proses sesuai aturan berlaku.
Kebijakan ekspor Edhy Prabowo, menurut Ujang, merupakan cermin politisi di pemerintahan yang menjadi tulang punggung partainya. "Menteri Edhy jelas titipan partainya, biasanya kader partai di kementerian menjadi tulang punggung partai, kalau dalam tanda petik mohon maaf: ATM bagi partainya," ujarnya.[]