Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan tantangan yang dihadapi ASEAN Plus Three akan semakin besar. Nantinya peluang akan terjadinya rivalitas geopolotik dan geoekonomi semakin runcing. Presiden mengingatkan bahwa tantangan keamanan tradisional dan non tradisional semakin meningkat. "“Ancaman resesi ekonomi menghantui negara di kawasan tersebut. Situasi diperparah dengan meningkatnya proteksionisme dan ketidakpastian penyelesaian perang dagang,” katanya dalam acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-22 APT di Impact Exhibition and Convention Center, Bangkok, Thailand, seperti dalam pernyataan tertulis melalui Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Senin, 4 November 2019.
Menghadapi tantangan itu menurut Jokowi, ada dua hal penting yang harus dilakukan yakni memperkuat atau saling percaya (strategic trust) dan pentingnya solidaritas dalam menghadapi bencana. Dalam memperkuat strategic trust, soliditas negara-negara APT, ASEAN plus China, Jepang, dan Korea Selatan dapat lebih diperkuat. “Strategic Trust harus dikokohkan, rasa saling percaya harus terus dipupuk, habit of dialogue harus terus dikedepankan,” katanya.
Jokowi menambahkan, solidaritas dalam menghadapi bencana juga sangat penting karena kawasan Asia Timur menghadapi tantangan yang sama, yaitu rentan terhadap bencana alam. Presiden mencontohkan, kerugian akibat bencana di kawasan pada 2016 tercatat sebesar 91 miliar dolar AS. “Dalam hal ini, saya tegaskan kembali pentingnya bersinergi memperkuat ketahanan finansial menghadapi bencana, termasuk dengan mengembangkan pembiayaan dan asuransi untuk risiko bencana,” ucapnya.
Jokowi menyambut baik inisiatif pembiayaan risiko bencana dan upaya pemulihan cepat pascabencana melalui Fasilitas Asuransi Risiko Bencana Asia Tenggara (SEADRIF). “Saya mengajak semua negara APT untuk berkontribusi dalam mengembangkan dan memperkuat mekanisme ini,” tambahnya.
Pada kesempatan itu Jokowi menyebutkan ASEAN Plus Three (APT) merupakan jangkar stabilitas keamanan dan kesejahteraan di kawasan. APT telah tumbuh lebih dari dua dekade menjadi sebuah mekanisme solid di kawasan dalam menghadapi berbagai tantangan. Kerja sama ini merupakan mekanisme penguatan cadangan devisa hingga ketahanan pangan dan dari mekanisme respons tanggap darurat bencana hingga deteksi awal krisis ekonomi.
- Baca Juga: Negara ASEAN Harus Perkuat Integrasi Ekonomi
- Presiden Jokowi Kuatkan Kerja Sama Insinyur ASEAN