Jakarta - Presiden Jokowi meminta para menteri agar bekerja lebih keras lagi dan bersiap menghadapi krisis global akibat virus corona Covid-19. Terutama di bidang kesehatan dan ekonomi, kata Jokowi, perlu menjadi perhatian lebih.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Tagar, Rabu, 8 Juli 2020, dari Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Jokowi meminta seluruh jajarannya untuk memiliki sense of crisis yang sama dan bekerja lebih keras lagi. Presiden Jokowi ingin jajarannya lebih fokus menghadapi hal tersebut.
"Pada kondisi krisis, kita harusnya kerja lebih keras lagi. Jangan kerja biasa-biasa saja. Kerja lebih keras dan kerja lebih cepat. Itu yang saya inginkan pada kondisi sekarang ini. Membuat Permen (Peraturan Menteri) yang biasanya mungkin dua minggu ya sehari selesai, membuat PP (Peraturan Pemerintah) yang biasanya sebulan ya dua hari selesai, itu loh yang saya inginkan," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, Selasa, 7 Juli 2020.
Jokowi mendorong jajarannya untuk tidak hanya bekerja dengan menggunakan cara-cara yang biasa. Presiden ingin agar jajarannya membuat terobosan dalam melaksanakan prosedur, misalnya, dengan menerapkan smart shortcut.
"Kita harus ganti channel dari ordinary pindah channel ke extraordinary. Dari cara-cara yang sebelumnya rumit, ganti channel ke cara-cara cepat dan cara-cara yang sederhana. Dari cara yang SOP (standar operasional prosedur) normal, kita harus ganti channel ke SOP yang smart shortcut," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2014 tersebut.
"Gimana caranya? Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara lebih tahu dari saya, menyelesaikan ini. Kembali lagi, jangan biasa-biasa saja," ujar Jokowi lebih lanjut.
Lebih lanjut, pada bidang ekonomi, Jokowi menyebut bahwa prediksi ekonomi dunia juga kurang menggembirakan. Menurut informasi yang diterima Presiden dari Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), kontraksi ekonomi global diprediksi mencapai minus 6 hingga 7,6 persen.
"Kalau kita ini tidak ngeri dan menganggap ini biasa-biasa saja, waduh, bahaya banget. Belanja juga biasa-biasa saja, spending kita biasa-biasa saja, enggak ada percepatan," ujar Jokowi.[]