Jokowi Marah dalam Rapat Kabinet: Saya Jengkel!

Presiden Jokowi berang di hadapan para menterinya. Ia kecewa dengan kerja pembantunya menangani pandemi Covid-19
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pidato saat memimpin sidang kabinet paripurna di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/10/2019) (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)

Jokowi - Presiden Jokowi berang ketika memimpin rapat paripurna kabinet di Istana Negara. Ia menilai kerja para menterinya lamban padahal situasi sedang krisis.

"Saya lihat masih banyak yang seperti biasa-biasa saja, saya jengkelnya di situ. Apa tidak punya perasaan? Ini suasana krisis," kata Jokowi dengan nada meninggi di depan para menterinya seperti dalam Youtube Sekretariat Presiden, Jakarta,  Kamis,18 Juni 2020.

Apa tidak punya perasaan? Ini suasana krisis

Menurut Jokowi, Indonesia dalam suasana krisis lantaran pandemi Covid-19 memukul ekonomi masyarakat. Tenaga medis hingga masyarakat yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) membutuhkan bantuan dengan segera.

"Kita juga mestinya semua yang hadir di sini sebagai pimpinan, penanggung jawab kepada 267 juta penduduk Indonesia, tolong digarisbawahi, memiliki perasaan suasana krisis yang sama," ujarnya.

Namun faktanya, Jokowi menilai para pembantunya lamban mendistribusikan stimulus ekonomi terhadap masyarkat selama masa pagebluk. Presiden tak bisa menyembunyikan kekecewaannya.

"Segera keluarkan belanja itu secepat-cepatnya," ujarnya.

Tahun ini, jumlah pengangguran menyentuh 12,7 juta orang dan berpotensi bertambah menurut Kementerian Bappenas. Semetara pegawai di sektor manufaktur yang terkena PHK mencapai 30 persen dari total jumlah pekerja yang diberhentikan oleh kantornya.

"Manajemen krisis semestinya sudah berubah, kalau perlu kebijakan Perpu (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang), ya Perpu saya keluarkan untuk menangani negara, ini tanggungjawab kita kepada 267 juta rakyat," kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Dua hari  sebelum rapat kabinet, dana jumbo yang dipersiapkan pemerintah untuk penanganan Covid-19 mencapai 695,20 triliun rupiah. Dana ini meningkat dari rencana awal 405,1 triliun pada 31 Maret 2020.

Dana stimulus diperuntukkan untuk kesehatan 87,55 triliun, perlindungan sosial 203,90 triliun, insentif usaha 120,61 triliun, bantuan untuk UMKM 123,46 triliun, pembiayaan koperasi 53,57 triliun dan sektor kementerian/lembaga dan pemerintah daerah 106,11 triliun.

Meski Jokowi telah mempersiapkan anggaran jumbo, para pembantunya belum menyalurkannya sesuai tujuan. Padahal, kata dia, dampak ekonomi pandemi perlu segera diperbaiki dan masyarakat harus cepat dibantu. 

"Segera stimulus ekonomi dimasukkan ke usaha kecil, usaha mikro, jangan biarkan mereka mati dulu baru kita bantu, itu tiada artinya. Berbahaya sekali kalau perasaan kita sepertinya tidak ada apa-apa (normal)," ujar Presiden Jokowi.[]

Baca juga:

Berita terkait
Pidato Lengkap Jokowi yang Viral
Presiden Joko Widodo menyebutkan penanganan krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 masih jauh dari harapan.
Istana: Tak Ada Kaitan RUU HIP dan Pemakzulan Jokowi
Istana angkat bicara mengenai tuntutan massa penolak RUU HIP yang meminta Jokowi lengser dari kursi presiden. Menurut Istana, itu tak masuk akal.
Penjelasan Dokter Reisa Soal Obat Dexamethasone
Dokter Reisa Broto Asmoro menegaskan obat Dexamethasone yang sedang ramai diperbincangkan bukan obat penangkal virus Corona .
0
Beli Migor Pakai PeduliLindugi Dinilai Sulitkan Rakyat
Masyarakat kelas menengah ke bawah dan tidak semua masyarakat mempunyai android. Dia juga mempertanyakan, mengapa orang susah dibikin susah.