Jokowi: Kasus Aktif Corona di Indonesia Lebih Rendah dari Dunia

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumumkan statistik terkonfirmasi virus corona di Indonesia lebih rendah dari kasus aktif di dunia.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi memimpin Rapat Terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (26/10/2020). Dia menjelaskan angka terkonfirmasi positif di sini lebih rendah ketimbang dunia. (foto: Twitter/@setkabgoid/pri).

Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumumkan, dari data terakhir yang ia terima terkait dengan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia terdapat perubahan kondisi, di mana statistik terkonfirmasi di sini lebih rendah dari kasus aktif di dunia.

Per 25 Oktober 2020 saja, kata Jokowi, rata-rata kasus aktif corona di Indonesia berada di angka 16,08 persen.

"Ini lebih rendah dari rata-rata kasus aktif dunia yang mencapai 23,73 persen," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 26 Oktober 2020.

Sehingga kerja keras yang kita lakukan betul-betul menghasilkan angka-angka yang tadi saya sampaikan.

Baca juga: Jokowi Ingin Sosialisasi Vaksin Corona Tidak Seperti UU Cipta Kerja

Kemudian ia menekankan, jika dibandingkan bulan lalu, rata-rata kematian akibat corona di Indonesia juga menurun dari 3,83 persen menjadi 3,41 persen. 

Meskipun demikian, ia tidak memungkiri angka tersebut masih lebih tinggi dari rata-rata kematian dunia akibat virus menular itu.

"Ini masih sedikit lebih tinggi dari rata-rata kematian dunia yang mencapai 2,68 persen," tutur mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Selain itu, ia menyatakan rata-rata kesembuhan di Indonesia juga mengalami peningkatan, saat ini mencapai 80,51 persen. Angka tersebut, lanjut Jokowi, lebih tinggi dari rata-rata kesembuhan dunia di angka 73,60 persen.

Baca juga:  Tangkal Hoaks, Fadjroel: Presiden Jokowi Minta Kami Blusukan

"Tiga hal ini saya kira perlu diketahui oleh kita semua sehingga kerja keras yang kita lakukan betul-betul menghasilkan angka-angka yang tadi saya sampaikan," ujarnya. 

Selanjutnya, mantan Wali Kota Solo ini mengingatkan pentingnya menerapkan strategi komunikasi publik terkait rencana pengadaan dan pelaksanaan vaksinasi virus corona (Covid-19).

Menurutnya, strategi komunikasi yang tidak efektif akan berakibat buruk, seperti halnya saat masyarakat merespons keberadaan Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja.

"Ini penting sekali, strategi komunikasi publik disiapkan dengan baik," kata Presiden Jokowi dalam rapat terbatas di Istana Merdeka Jakarta, Senin, 26 Oktober 2020.

Oleh karena itu, ia meminta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate untuk menyiapkan strategi yang ia maksud.

"Saya minta ini tim-nya pak Menteri BUMN disiapkan lagi strategi komunikasi ini, di-backup, dibantu Kominfo, dijelaskan komperehensif ke publik mengenai manfaat vaksin dan peta jalan pelaksanaan vaksinasi,” ucap Jokowi. []

Berita terkait
Presiden Jokowi ke Humbang Hasundutan, Pengamanan Disiapkan
Presiden Jokowi ke Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, direncanakan Selasa, 27 Oktober 2020. TNI-Polri menggelar persiapan pengamanan.
Daftar Nama Dubes RI untuk Negara Sahabat yang Dilantik Jokowi
Presiden Joko Widodo atau Jokowi melantik 12 duta besar luar biasa dan berkuasa penuh (Dubes LBBP) RI. Berikut daftar nama lengkap dan tugasnya.
Fraksi PKS: Jokowi Minta Kerja Cepat Bentuk UU Cipta Kerja
Fraksi PKS DPR mengatakan, kisruh mengenai Omnibus Law bermula dari permintaan Presiden Jokowi agar pembahasan UU Cipta Kerja dikebut.
0
Rusia Disebut Nyaris Gagal Bayar Obligasi
Rusia berjuang untuk mempertahankan pembayaran obligasi yang beredar sebesar 40 miliar dolar AS sejak invasinya ke Ukraina