Jokowi: Jangan Ada Merasa Paling Agamis - Pancasilais

Presiden Joko Widodo mengaku sangat tidak menginginkan ada orang yang merasa paling pancasilais dan agamis sendiri.
Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 27 Juli 2020 (Foto: Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden).

Jakarta - Presiden Joko Widodo mengaku sangat tidak menginginkan ada orang yang merasa paling pancasilais dan agamis sendiri. Menurut dia, hal tersebut amat memaksakan kehendak orang lain.

"Jangan ada yang merasa paling agamis sendiri. Jangan ada yang merasa paling Pancasilais sendiri. Semua yang merasa paling benar dan memaksakan kehendak, itu hal yang biasanya tidak benar," kata Presiden Jokowi saat berpidato pada Sidang Tahunan MPR-RI dan Sidang Bersama DPR-RI dan DPD-RI tahun 2020 di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Jumat, 14 Agustus 2020. 

Kita tidak bisa memberikan ruang sedikit pun kepada siapa pun yang menggoyahkannya.

Menurut dia, demokrasi memang menjamin kebebasan. Namun, tentu saja kebebasan yang menghargai hak orang lain. 

Baca juga: Nada Kecewa, Pidato Jokowi Tak Sentuh Pendidikan

"Jangan ada yang merasa paling benar sendiri, dan yang lain dipersalahkan," ucapnya.

Kemudian, Jokowi menurutkan, ideologi bangsa Indonesia tidak boleh ditukar untuk kemajuan ekonomi. 

"Ideologi dan nilai-nilai luhur bangsa tidak boleh dipertukarkan dengan kemajuan ekonomi. Bahkan, kemajuan ekonomi jelas membutuhkan semangat kebangsaan yang kuat," ucapnya. 

Dia memandang, nilai-nilai luhur Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), persatuan dan kesatuan nasional, tidak bisa dipertukarkan dengan apapun juga.

Baca juga: Jokowi Apresiasi Kinerja BPK, MA, MK, KY

"Kita tidak bisa memberikan ruang sedikit pun kepada siapa pun yang menggoyahkannya," ucapnya menegaskan. 

Contoh perbuatan tidak menukar ideologi tersebut menurut Presiden Jokowi adalah dengan bangga terhadap produk Indonesia. 

"Kita harus membeli produk dalam negeri. Kemajuan Indonesia harus berakar kuat pada ideologi Pancasila dan budaya bangsa," tuturnya. 

Selanjutnya, Presiden Jokowi juga ingin semua platform teknologi harus mendukung transformasi kemajuan bangsa. Dia pun menyoroti peran media digital saat ini sangat besar dan harus diarahkan untuk membangun nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan. 

"Semestinya, perilaku media tidak dikendalikan untuk mendulang 'click' dan menumpuk jumlah 'like' tapi seharusnya didorong untuk menumpuk kontribusi bagi kemanusiaan dan kepentingan bangsa," ujarnya. []

Berita terkait
Pak Jokowi, Petani Sawit Tak Masuk Rantai Pasok B30
Pemerintah dianggap perlu untuk melibatkan petani sawit skala kecil dalam program biodiesel B30 agar tidak melulu dikuasai korporasi besar
Jokowi Komitmen Berantas Korupsi di Indonesia
Ekosistem nasional yang produktif dan inovatif tidak mungkin tumbuh tanpa kondisi hukum, politik, kebudayaan, dan pendidikan yang kondusif.
Pulihkan Pariwisata, Jokowi Anggarkan Rp 14,4 Triliun
Presiden Jokowi akan menggelontorkan anggaran sebesar Rp 14,4 triliun untuk target memulihkan sektor pariwisata nasional.