Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mendapat input dari 13 tokoh Gerakan Suluh Kebangsaan untuk membuka ruang diskusi antara Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) dengan mahasiswa di kampus menyikapi demonstrasi yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia pada 22-23 September 2019.
Menurut 13 tokoh Gerakan Suluh Kebangsaan, demonstrasi di lapangan terjadi akibat mampetnya ruang bagi mahasiswa menyampaikan pendapat secara langsung. Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud MD dalam kesempatan itu menyebut pemerintah dan mahasiswa lebih baik menempuh jalur hukum dibandingkan aksi jalanan.
Putri Presiden ke-4 Indonesia Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Alissa Wahid menambahkan, "Mereka yang berunjuk rasa sebagian adalah pendukung Jokowi. Presiden harus lebih peka terhadap kritik yang disampaikan."
Presiden tidak pernah mengabaikan suara publik.
Sejumlah masukan itu disebutkan ketika berlangsungnya pertemuan 13 tokoh Gerakan Suluh Kebangsaan dengan Moeldoko di Kediaman eks Panglima TNI tersebut di Jakarta Pusat pada Selasa 24 September 2019.
Pertemuan ini, kata Moeldoko, salah satu upaya pemerintah mendengar dan mencari masukan dari para tokoh yang hadir. Moeldoko memastikan pemerintah dalam hal ini Presiden Jokowi memberi perhatian pada aspirasi masyarakat. "Presiden tidak pernah mengabaikan suara publik," kata dia.
Selain Mahfud MD dan Alissa Wahid, turut juga hadir tokoh Gerakan Suluh Kebangsaan lainnya, yaitu Franz Magnis Suseno Sarwono Kusumaatmadja, Helmy Faishal, Ahmad Suaedy, Budi Kuncoro, Syafi Ali, KH Malik Madany, Romo Benny Susetyo, Rikad Bagun, Alhilal Hamdi, dan Siti Ruhaini.
Baca juga: