Jokowi Ajak Jepang Garap Natuna

Presiden Jokowi mengundang pelaku dunia usaha untuk berinvestasi di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau saat bertemu Menteri Luar Negeri Jepang.
Presiden Jokowi di Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Selat Lampa, Natuna, Rabu, 8 Januari 2020.(Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden).

Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang pelaku dunia usaha Jepang untuk berinvestasi di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Hal itu disampaikan Presiden dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Jepang Motegi Toshimitsu di Istana Negara, Jumat, 10 Januari 2020. 

"Saya ingin mengajak Jepang melakukan investasi di Natuna," katanya.

Indonesia dan Jepang sebelumnya telah menjalin kerja sama pembangunan sentra kelautan dan perikanan terpadu di Natuna untuk fase pertama. Presiden Jokowi menyampaikan apresiasinya atas kerja sama yang telah terjalin itu. 

"Saya harapkan usulan pendanaan untuk fase kedua dapat segera ditindaklanjuti," tutur mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2014 tersebut.

Motegi Toshimitsu merupakan menteri luar negeri baru yang ditunjuk oleh Pemerintah Jepang. Jokowi pun menyambutnya dengan ucapan selamat datang. "Selamat datang di Jakarta Yang Mulia. Selamat atas tugas baru sebagai Menteri Luar Negeri, dan sebagai Menteri Luar Negeri dengan latar belakang ekonomi, pasti Yang Mulia akan memberikan banyak perhatian pada diplomasi ekonomi," ucapnya.

Jepang mitra utama Indonesia

Pembahasan bilateral kedua negara ini memang lebih menekankan aspek ekonomi terutama pada bidang investasi. Hal itu juga sempat dijelaskan Jokowi dalam pertemuan. 

"Yang Mulia, Jepang adalah salah satu mitra utama Indonesia dan saya tahu, setelah ini yang Mulia akan melakukan pertemuan dengan menteri luar negeri Indonesia membahas kerja sama bilateral secara lebih detail," ucap Jokowi.

Selama ini Jepang menjadi salah satu negara pemberi pinjaman kepada Indonesia. Berdasarkan data, hingga akhir Maret 2019, total utang Indonesia mencapai Rp 4.567,31 triliun, mengalami kenaikan Rp 430,92 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2018. 

Jepang tercatat menduduki posisi pertama sebagai negara pemberi pinjaman terbesar yakni Rp 187,6 triliun. Posisi berikutnya Prancis dengan jumlah pinjaman mencapai Rp 35 triliun. Setelah itu Jerman Rp 30,8 triliun, China Rp 20,16 triliun, dan Korea Selatan sebesar Rp 19,74 triliun.

Terkait pinjaman Jepang, belum lama ini pemerintah Jepang memberikan pinjaman kepada Indonesia sebesar Rp 3,5 triliun untuk membangun kembali infrastruktur di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) yang sempat diguncang gempa bumi pada tahun 2018. 

Pihak Indonesia diwakili oleh Direktur Jenderal Urusan Asia, Pasifik, dan Afrika Kementerian Luar Negeri, Desra Percaya, dan Jepang oleh Duta Besar untuk Indonesia Masafumi Ishii. Kedua wakil itu meneken dokumen Nota Pertukaran untuk pinjaman senilai 27,970 miliar yen atau sekitar Rp 3,5 triliun di Jakarta pada Selasa 7 Januari 2020.

Hal tersebut dikatakan oleh perwakilan Kedubes Jepang di Jakarta bagian ekonomi, Shimizu Kazuhiko, dalam pengarahan pers yang digelar di Kedutaan Besar Jepang yang ada Jakarta pada Selasa sore, setelah dokumen tersebut ditandatangani. 

"Pinjaman tersebut untuk meningkatkan daya penanggulangan bencana dan pembangunan kembali infrastruktur di Sulawesi Tengah dari terjadinya gempa bumi pada September 2018," kata Shimizu di Jakarta, Selasa, 7 Januari 2020, seperti diberitakan Antara. []

Baca Juga: 

Berita terkait
Disebut Lembek Soal Natuna, Prabowo: Enggak Apa-apa
Menhan Prabowo Subianto dinilai lembek bersikap soal klaim Natuna oleh China. Ketegasannya dianggap berseberangan ketika masa Pilpres 2019
Kementerian PUPR Amankan Natuna dengan Infrastruktur
Kementerian PUPR terus melanjutkan pembangunan di Pulau Natuna sebagai wujud nyata implementasi dalam membangun Indonesia.
Empat Alasan Pulau Natuna Ingin Dikuasai China
Pulau Natuna kembali diklaim oleh China, kekayaan alam yang melimpah menjadi salah satu alasan yang terlihat jelas.