Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto sedang dalam sorotan. Dia dinilai lembek bersikap soal klaim Natuna oleh China. Ketegasannya dianggap berseberangan ketika masa Pilpres 2019 dan saat berada dalam Kabinet Indonesia Maju.
Oh begitu.
Namun, Prabowo tak menghiraukan penilaian orang lain terhadap kinerjanya sebagai Menhan. Dia tak mau ambil pusing. "Enggak apa-apa," kata Prabowo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 9 Januari 2020.
Terbaru, 'mencla mencle' Prabowo berbuah permintaan Ketua Divisi Hukum PA 212, Damai Hari Lubis kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia meminta Jokowi mencopot Menhan yang dilantik pada Rabu, 23 September 2019 tersebut.
Alasannya, Prabowo tidak sejalan dengan Jokowi menghadapi klaim China di perairan Natuna. Menanggapi pernyataan itu, Prabowo terlihat kaget dan bingung. Dia bertanya tanya siapa sosok yang memintanya turun takhta. "Oh begitu," ucap Prabowo, singkat.
Sebelumnya, Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Kholid menyebut tindakan Menhan Prabowo tidak tegas terkait konflik yang terjadi antara China dan Indonesia di perairan Natuna. Kholid mengaku kecewa dengan tindakan dari Prabowo.
"Sikap lembek Menteri Pertahanan yang justru menganggap enteng masalah kedaulatan bangsa. Pak Prabowo sebagai Menhan tidak boleh anggap isu kedaulatan sebagai isu yang enteng," kata Kholid dalam pernyataan tertulis yang diterima Tagar, Sabtu, 4 Januari 2020.
Masalah serius Indonesia di Natuna, kata Kholid, terlalu santai ditanggapi Praboqo. Dia menilai Prabowo seharusnya tegas dan berwibawa.
"Kalau lembek, santai santai, maka bangsa ini akan semakin direndahkan oleh bangsa lain karena tidak punya keberanian dalam bersikap," ucap Kholid. []