Jerit Pedagang Makanan di Tengah Wabah Virus Corona

Salah seorang pemilik warung makan di daerah Jakarta Timur, Tia berkeluh kesah karena pendapatannya anjlok di tengah wabah virus corona (Covid-19).
Pedagang makanan di Jakarta Timur bernama Tia, mengaku pendapatannya menurun drastis sejak virus corona mewabah di Indonesia, Kamis 2 April 2020. (foto: Tagar/Husen).

Jakarta - Sejak mewabahnya virus corona atau Covid-19 di Indonesia, pemerintah mengimbau masyarakat untuk menerapkan social distancing atau pembatasan sosial dengan bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah. Hal tersebut dilakukan untuk menekan angka penyebaran virus yang semakin tak terkendali.

Di balik imbauan tersebut, berbagai kalangan masyarakat pun terkena dampaknya, termasuk para pedagang. Salah seorang pemilik warung makan di daerah Jakarta Timur, Tia, mengaku pendapatannya anjlok karena sepi pembeli.

Diam di rumah lama-lama juga, bukan sumpek, tapi pendapatan kita enggak ada.

Baca juga: Prosedur Pemakaman Jenazah Pasien Corona di Tegal

"Pendapatan hari ini bukan sedikit lagi, baru 3 orang yang beli. Mungkin karena banyak kantor yang libur juga, jadi jarang ada pembeli," kata Tia kepada Tagar, di Jakarta, Kamis, 2 April 2020.

Bahkan, Tia mengaku sering menyantap sendiri hidangan yang tersisa dari warungnya bersama keluarganya di rumah.

"Kalau ikan enggak habis, saya bawa ke rumah, dimakan sama orang rumah," katanya.

Tia mengaku baru dua hari membuka kembali warungnya. Sebelumnya, dia turut mengikuti anjuran pemerintah untuk berdiam di rumah sampai suasana kembali kondusif. 

Namun, perempuan berusia 38 tahun itu tak lagi bisa mengikuti imbauan tersebut. Pasalnya, uang simpanan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hariannya semakin menipis.

"Baru buka dua hari, kemarin kan saya libur 2 minggu, ikutin saran pemerintah. Tapi, diam di rumah lama-lama juga, bukan sumpek, tapi pendapatan kita enggak ada. Kalau kita ada pemasukan mau diam lama-lama juga enggak apa-apa," ucapnya.

Baca juga: Atasi Corona, HIPMI Usul Bentuk Gugus Tugas Ekonomi

Sebelum membuka kembali warung dagangan, Tia meminta izin kepada pemilik tempat dan ketua RT setempat. Meski diizinkan, ada syarat yang harus dia patuhi. Seperti, pembeli dilarang menyantap makanan di warung.

"Saya izin sama pemiliknya untuk buka (warung), dikasih. Tapi pembeli enggak boleh makan di tempat, harus dibawa pulang. Makanya ini enggak ada disedian kursi meja. Biasanya kan ada saja yang duduk makan di sekitar sini," katanya.

Dia mengatakan kebijakan dari RT tempatnya berjualan cukup ketat. Setiap pedagang disarankan menggunakan masker. Selain itu, beberapa hari sekali, warung makannya dan beberapa warung di sebelahnya juga disemprot cairan disinfektan.

"Ini kan baru disemprot disinfektan, disediain untuk cuci tangan juga, sama disaranin pakai masker," ujarnya.

Data Rabu, 1 April 2020, jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia sebanyak 1.677 kasus. Dari jumlah tersebut, 103 orang telah dinyatakan sembuh, dan 157 orang meninggal dunia. []

Berita terkait
Pemuda Makassar Nekat Mencuri saat Pandemi Corona
Dua pemuda, AS, 26 tahun dan IG, 23 tahun, terpaksa berurusan dengan aparat kepolisian. Karena mencuri HP saat virus Corona merebak di Makassar.
Jenazah Pasien Corona Ditolak, Ganjar: Bukan Musuh
Penolakan pemakaman jenazah positif virus corona membuat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo buka suara.
Satu Orang Positif Virus Corona di Takalar
Satu orang warga Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan positif Covid-19 atau Virus Corona.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.