Jepang Siap Bergabung dengan AS dalam Beri Sanksi Terhadap Rusia

Jepang siap bergabung dengan AS dan negara-negara industri G7 lainnya dalam menjatuhkan sanksi terhadap Rusia jika invasi ke Ukraina
Ilustrasi: Bendara Jepang dan AS (Foto: voaindonesia.com/VOA)

Jakarta – Jepang pada hari Selasa, 22 Februari 2022, mengatakan siap bergabung dengan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara industri G7 lainnya dalam menjatuhkan sanksi terhadap Rusia, jika Presiden Rusia, Vladimir Putin, memerintahkan invasi ke Ukraina.

Konfirmasi yang dilakukan oleh negara dengan perekonomian ketiga terbesar di dunia itu muncul ketika krisis di Eropa semakin dalam. Pemimpin Rusia pada Senin, 21 Februari 2022, memerintahkan pasukan untuk memasuki dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina Timur yang sekarang diakui Rusia sebagai negara merdeka.

PM Jepang Fumio KishidaPerdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, berbicara selama konferensi pers di kediaman resmi perdana menteri di Tokyo, Jepang, pada 4 Oktober 2021 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Tindakan itu "tidak dapat diterima dan merupakan pelanggaran hukum internasional," Perdana Menteri Fumio Kishida, yang menelepon Putin pada Kamis untuk mendesak ia menahan diri. Jepang siap untuk memberikan tanggapan yang keras yang dapat mencakup sanksi, tambahnya.

Gedung Putih mengatakan pada Senin, 21 Februari 2022, malam bahwa pihaknya akan mengumumkan sanksi baru terhadap Rusia pada Senin "sebagai tanggapan atas keputusan dan tindakan Moskow hari ini."

Sanksi baru oleh Jepang, yang akan menambah sanksi yang diterapkan pada Rusia pada 2014 setelah menduduki Krimea, akan mencakup larangan cip semikonduktor dan ekspor teknologi utama lainnya dan pembatasan yang lebih ketat pada bank-bank Rusia, Surat Kabar Yomiuri melaporkan sebelumnya.

Meskipun Jepang bukan lagi pengekspor utama semikonduktor, dengan hanya 10 persen pangsa pasar cip global, Negara Sakura tersebut adalah produsen utama komponen elektronik khusus, seperti cip otomotif dan sensor gambar. Tokyo juga mendominasi di bidang industri lainnya, seperti peralatan manufaktur berteknologi tinggi.

Kishida dan pejabat pemerintah lainnya yang berbicara pada Selasa, 22 Februari 2022, tidak mengatakan sanksi apa yang sedang dipertimbangkan Jepang.

Sikap keras Jepang terhadap Rusia kontras dengan pendekatan diplomatik yang lebih lunak ke Moskow yang diambil oleh pemerintah Jepang di masa lalu. Mereka merayu Putin dalam upaya untuk mengamankan kembalinya pulau-pulau yang diduduki oleh pasukan Rusia pada akhir Perang Dunia Kedua.

Diplomasi halus Jepang juga telah dibentuk oleh ketergantungannya pada Rusia untuk beberapa kebutuhan energinya. Pada 2021, Rusia menyediakan lebih dari 12% batu bara termal Jepang, dan hampir sepersepuluh dari gas alam cairnya.

Penderitaan ekonomi itu, bagaimanapun, telah diambil alih dalam beberapa tahun terakhir dengan meningkatnya kekhawatiran tentang kebangkitan kembali aktivitas militer Rusia di Asia Timur dan kerja sama keamanan Moskow yang semakin dalam dengan negara tetangga China.

"Ukraina menghadapi situasi yang tegang sekarang, jadi kita harus dengan tegas memperhatikan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi ekonomi Jepang," kata Menteri Keuangan Jepang, Shunichi Suzuki, pada Selasa, 22 Februari 2022 (ah/rs)/Reuters/voaindonesia.com. []

PBB Sebut Rusia Melanggar Kedaulatan Ukraina

Reaksi Dunia Atas Tindakan Rusia Terhadap Ukraina

Warga Ukraina di Amerika Unjuk Rasa

Anggota Kongres Amerika Desak Biden Menghukum Putin

Berita terkait
Protes Terhadap Agresi Rusia di Ukraina di Paris
Unjuk rasa untuk memprotes agresi Kremlin yang sedang berlangsung di wilayah perbatasan antara Rusia dan Ukraina
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.