Jember Fashion Carnaval Resmi Ditunda Dampak Corona

Panitia Jember Fashion Carnaval mempertimbangkan risiko virus corona sehingga tidak menggelar ajang fashion terbesar di Indonesia.
Gelaran Jember Fashion Carnaval yang di mana tahun ini tidak diselenggarakan dampak pandemi Covid-19. (Foto: Istimewa/Tagar)

Jember - Pandemik virus corona atau Covid-19 terus berdampak di berbagai bidang. Satu ajang fashion terbesar di tanah air, Jember Fashion Carnaval tahun 2020, harus ditunda hingga tahun depan. Penundaan gelaran Jember Fashion Carnaval tersebut disampaikan Direktur Development Program JFC, David K Susilo.

David mengatakan sungguh berisiko jika gelaran Jember Fashion Carnaval tetap digelar di tengah pandemi virus corona.

Sebenarnya persiapan sudah kita lakukan sejak November 2019. Cuma dengan peristiwa seperti ini ada aktivitas tidak mungkin bisa kita paksakan.

"Karena sangat berisiko kalau kita paksakan di akhir tahun. Karena persiapan peserta untuk me-recovery kan butuh waktu," ujarnya kepada Tagar melalui keterangan tertulisnya, Senin, 6 April 2020

Penyelenggaraan JFC tahun ini memasuki usia ke-19, akhirnya diundur pada Juni atau Agustus tahun 2021. Adapun tanggal akan ditetapkan kemudian. Lazimnya, JFC yang disebut-sebut sebagai karnaval fashion terbesar di dunia itu, digelar antara bulan Juli hingga Agustus.

Tahun ini juga seharusnya menjadi gelaran JFC pertama yang persiapannya tanpa melibatkan sang pendiri, Dynand Fariz. Desainer kawakan itu meninggal karena sakit pada pertengahan April tahun lalu.

"Sebenarnya persiapan sudah kita lakukan sejak November 2019. Cuma dengan peristiwa seperti ini ada aktivitas tidak mungkin bisa kita paksakan," tutur David.

Penundaan selama setahun itu, karena dibutuhkan proses yang cukup panjang untuk mempersiapkan pelaksanaan JFC. Secara perhitungan, persiapan JFC membutuhkan waktu setidaknya 6 bulan, terhitung sejak Januari 2020.

Hal ini meliputi rekrutmen peserta, pelatihan, dan sebagainya, yang bisa melibatkan hingga 1.100 orang peserta, serta 1.000 orang pendukung even. Selain itu, saat penyelenggaraan, ajang JFC yang digelar selama beberapa hari itu bisa disaksikan hingga 200 ribu peserta.

"Nah sebagian besar peserta kita kan mahasiswa dan pelajar. Mereka saat ini sedang study from home. Kalaupun nanti mereda, tentu butuh waktu lagi, untuk recovery mereka," ujar dosen di IKIP PGRI Jember ini.

Diakui David, penundaan JFC tahun ini akan berdampak secara beruntun terhadap sektor pariwisata yang ada di Jember dan sekitarnya.

"Biasanya hotel penuh, permintaan souvenir meningkat saat pelaksanaan JFC," ujar David

Sembari menanti berakhirnya pandemik Covid-19, David masih berhitung skenario ke depan.

"Masih kita pikirkan. Pariwisata ini kan bangkitnya akan sangat pelan. Beda dengan sektor riil," ucap David.

Sementara itu, ratusan ribu masyarakat memanfaatkan aplikasi Chatbot Covid-19 milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Padahal aplikasi ini baru diluncurkan pada Jumat, 3 April 2020.

Masyarakat yang mengakses aplikasi yang disiapkan oleh relawan penanganan Covid-19 ini langsung direspon oleh relawan tenaga kesehatan. Tercatat hingga Senin, 6 April 2020, sudah ada 109.776 lebih percakapan. Daerah yang banyak mengakses dari Surabaya, Sidoarjo, Malang, Lamongan, dan Gresik.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan layanan chatbot tersebut memang sengaja dibuat untuk memberikan informasi seputar penanganan virus corona di provinsi tersebut. Melalui layanan tersebut, masyarakat dapat berinteraksi langsung dengan akun resmi Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

"Ini artinya antusiasme masyarakat mencari informasi mengenai Covid-19 di Jatim sangat besar. Akses chat ini juga untuk mencegah beredarnya kesimpangsiuran data dan informasi di masyarakat," ungkap Khofifah.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, dengan adanya pandemi Covid-19 ini banyak informasi hoax yang beredar di media sosial. Maka Khofifah tidak ingin masyarakat Jatim termakan hoaks sehingga terjadi kepanikan dan keresahatan di tengah masyarakat.

"Dengan adanya aplikasi ini Pemprov Jatim bisa menjangkau lebih luas lagi masyarakat diberbagai segmen secara virtual," kata Khofifah, di Grahadi, Senin 6 April 2020.

Pemprov akan menambah kapasitas server, jika jumlah pengakses semakin meningkat. Konten-konten selalu diperbarui mengikuti perkembangan terkini Covid-19 di Indonesia, khususnya Jawa Timur.

"Chatbot WhatsApp Covid-19 ini bisa diakses selama masa darurat ditetapkan pemerintah," tuturnya.

Masyarakat diharapkan mengakses layanan chatbot karena bersifat borderless. Khofifah sangat berterima kasih kepada relawan yang menyiapkan aplikasi dan merespon berbagai pertanyaan masyarakat.

Seperti diketahui, Pemprov Jatim meluncurkan layanan chatbot yang bisa diakses di infocovid19.jatimprov.go.id/wacovid19. Layanan berkonsep chatting whatsapp tersebut memiliki sedikitnya tujuh fitur diantaranya radar Covid-19, tanya jawab seputar Covid-19, check up mandiri, hingga rekomendasi dan tips kepada masyarakat agar mereka terlindungi dari infeksi virus corona. []

Berita terkait
PWNU Jatim Ajak Warga Ikut Istigasah Kubro Online
PWNU Jatim akan menggelar Istigasah Kubro secara online untuk meminta doa supaya Covid-19 bisa berakhir di Indonesia, khususnya di Jatim.
Warga Menawan Tolak Jadi Karantina Pemudik Luar Desa
Warga Desa Menawan Kudus menolak Balai Diklat Sonya Warih dijadikan tempat karantina bagi pemudik luar Desa Menawan.
Berkah Penjahit Baju Banyuwangi di Balik Covid-19
Sejumlah penjahit baju di Kabupaten Banyuwangi beralih menjadi penjahit masker dan APD untuk penangan Covid-19 yang langka di pasaran.
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.