Jembatan Putus, Pelajar Simalungun Terjang Banjir

Warga terpaksa harus menerjang banjir untuk melintas dengan bantuan tali saat hujan turun.
Warga saat menerjang banjir di Desa Marubun Jaya, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Sabtu 2 November 2019. (Foto: Tagar/Anugerah Nst)

Simalungun - Pasca putusnya jembatan bailey yang menghubungkan Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun dan Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, warga dan pelajar kesulitan melakukan aktvitas setiap harinya.

Seperti terjadi pada Sabtu 2 November 2019 lalu, puluhan anak sekolah dan warga yang akan menuju Kota Pematangsiantar menantang maut, melewati banjir untuk menyambung angkutan umum, dari Tanah Jawa maupun sebaliknya.

Kejadian itu kemudian menjadi viral di media sosial Facebook, setelah diunggah oleh akun Siantar Adventure pada Senin 4 November 2019 kemarin. Ribuan warganet menonton dan membagikan video berdurasi kurang lebih tiga menit tersebut.

Tampak puluhan pelajar dan warga menerobos banjir di Desa atau Nagori Marubun Jaya, Kecamatan Tanah Jawa tersebut. Jauhnya jalur alternatif yang melewati areal perkebunan juga membahayakan pengendara roda dua karena medan yang licin.

Raja, salah seorang mahasiswa yang juga warga Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun menceritakan, sejak putusnya jembatan pada Kamis 17 Oktober 2019, banyak warga kesulitan melintas kala hujan turun.

"Kalau tidak hujan bisa lewat dari area perkebunan. Tapi kalau hujan kan banjir. Namun kadang karena mendesak terpaksa juga harus lewat. Karena mau mutar jauh, jalannya juga licin," sebut Raja, Senin 4 November 2019 malam.

Camat Tanah Jawa Parolan Sidauruk menyebutkan, peristiwa banjir pada Sabtu lalu bertepatan dengan jam kepulangan siswa sekolah.

Untuk mengatasi hal ini tidak dapat dilakukan secara parsial, namun juga terintegrasi

"Kemarin siang pas pulangnya anak sekolah. Jika hujan memang seperti itu. Makanya warga bersama pemerintah setempat turut membantu masyarakat untuk menyeberang menggunakan tali," ungkap Parolan.

Parolan mengatakan, sejauh ini pihak kecamatan sedang mengerjakan jembatan sementara agar dapat dilalui para pejalan kaki dan kendaraan roda dua. Hal itu ungkap Parolan, untuk mengurangi risiko pengguna jalan saat musim penghujan.

"Ini sedang kita bangun jembatan sementara menggunkan batang pohon kelapa. Dua atau tiga hari ke depan mungkin sudah selesai," paparnya.

Anggota DPRD Sumatera Utara Gusmiyadi mengatakan permasalahan banjir yang mengakibatkan putusnya jembatan bailey adalah masalah hulu aliran air yang tidak dikelola dengan baik.

Setidaknya ada tiga nagori yang mengalami kebanjiran tiap musim hujan di daerah tersebut yakni Nagori Marubun Jaya, Nagori Totap Majawa dan Nagori Bahjambi Dua.

"Untuk mengatasi hal ini tidak dapat dilakukan secara parsial, namun juga terintegritasi. Sebab ada beberapa wilayah kerja instansi yang masing-masing memiliki tanggung jawab fungsingnya," ujar Gusmiyadi.

Untuk itu sebut Gusmiyadi, sebaiknya segera dicarikan solusi menyelesaikan persoalan tersebut.

"Sekarang keputusan terbaru sudah ada pembagian tugas, baik pihak perkebunan, pemkab dan pemprov untuk mengatasi banjir. Namun jika komunikasi yang tak terintregrasi antar tiap stakholder, dikhawatirkan tidak mengatasi permasalahan, ini yang harus diantisipasi," kata Gusmiyadi. []

Berita terkait
Jumlah Daerah Rawan Banjir dan Longsor di Yogyakarta
Yogyakarta sudah memasuki musim hujan. Bencana alam menyertainya seperti banjir dan tanah longsor. Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan.
Ratusan Rumah Terendam Banjir di Langkat Sumut
Selain itu, sekolah dan rumah ibadah serta musala juga ikut tergenang air setinggi paha orang dewasa.
0
Panduan Pelaksanaan Salat Iduladha dan Ibadah Kurban 1443 Hijriah
Panduan bagi masyarakat selenggarakan salat Hari Raya Iduladha dengan memperhatikan protokol kesehatan dan melaksanakan ibadah kurban