Jelang Arus Mudik, Saat Ritual Periksa Angkutan Umum

Selain memastikan kelayakan angkutan jalan untuk menyambut arus mudik, Pakde Karwo juga meminta pelayanan dan pengamanan angkutan lebaran kepada masyarakat bersifat humanis.
Pakde Karwo berharap, lewat pendekatan humanis dan koordinasi yang baik selama penyelenggaraan angkutan lebaran terpadu maka jumlah kecelakaan di jalan bisa menurun. (Lut)

Surabaya (Tagar 9/5/2018) - Dalam menyikapi arus mudik menyongsong lebaran, Pemprov Jatim memastikan kesiapan angkutan yang akan digunakan. Setidaknya ada 36 ribu kendaraan angkutan lebaran yang sudah melakukan seleksi kelayakan jalan atau ram cek.

Di Kalimantan Selatan, pengujian dilakukan Dinas Perhubungan Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) dan satuan lalu lintas Polres HSS terhadap mobil angkutan umum menjelang lebaran. Uji kelayakan mobil penumpang dilakukan di terminal Bus Kandangan dan gedung balai uji pemeriksaan kendaraan bermotor di Kandangan.

Setiap mobil angkutan penumpang dicek kondisinya. Mulai dari kondisi mesin, rem, kondisi fisik mobil dan fasilitas mobil yang ada. Dalam ram check tersebut, Dishub Kota menjaring 14 kendaraan.

Kasat Lantas Polres Gowa, Sulawesi Selatan, AKP Religia Faradikta menghentikan beberapa angkutan umum yang tengah operasional untuk dilakukan Ramp Check. 

“Kami bersama Dishub Kabupaten Gowa melakukan Ramp Check yang meliputi pemeriksaan uji emisi, kondisi rem, lampu, dan kaca mobil, klakson, ban kendaraan,” kata Religia, Jumat (8/6).  Tujuan kami hanya satu, memberi rasa aman untuk seluruh penumpang angkutan umum yang hendak mudik, imbuhnya.

Tak Mesti Ditindak
Sayangnya, dari hasil seleksi yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Provinsi Jatim diketahui masih ada beberapa kendaraan angkutan jalan kurang lengkap dan harus dibenahi. Gubernur Jatim Soekarwo menandaskan bahwa kekurangan kelengkapan angkutan jalan ini sebagian disebabkan karena ketidakpahaman sopir atau pengendara atas standarisasi kendaraan.

"Tidak semua kendaraan yang tidak lengkap akan kami lakukan penindakan, karena jika semua ditindak maka armadanya akan kurang," ungkap Gubernur yang akrab dengan sapaan Pakde Karwo ini.

Selain memastikan kelayakan angkutan jalan untuk menyambut arus mudik, Pakde Karwo juga meminta pelayanan dan pengamanan angkutan lebaran kepada masyarakat bersifat humanis. Menurutnya, dengan pendekatan humanis maka yang dikedepankan bukanlah penindakan, namun lebih pada mengajak masyarakat untuk terlibat memikirkan keselamatan bersama.

Humanis, Partisipatoris, Koordinatif
Ia menandaskan, kondisi di jalan sering kali membuat orang mudah emosi karena keinginan saling mendauhului. Oleh sebab itu, pendekatan humanis ini bisa memberi pengertian kepada mereka bahwa emosi bisa mengganggu keselamatan dirinya dan orang lain. 

Dicontohkan, ketika memberi peringatan di jalan jika tidak bisa dilakukan lewat bicara/teriak maka cukup dengan melambaikan tulisan hati-hati pada pengguna jalan. "Cara-cara seperti inilah yang lebih efektif dan dalam setiap kesempatan kita namakan konsep partisipatoris," imbuhnya.

Selain itu, Pakde Karwo juga meminta semua petugas pelaksana bisa menyelesaikan tugas pokoknya masing-masing sehigga tidak timbul overlaping. Karenanya, perintah pimpinan harus jelas dan terukur terhadap setiap sektor. 

"Matangkan koordinasi, kumpulkan pimpinan antar sektor,  koordinasi di tiap-tiap posko, dan tanamkan bahwa pelayanan ini bukan penindakan tapi pelayanan yang humanis," tegas orang nomor satu di Jatim ini.

Pakde Karwo berharap, lewat pendekatan humanis dan koordinasi yang baik selama penyelenggaraan angkutan lebaran terpadu maka jumlah kecelakaan di jalan bisa menurun. 

Berdasarkan data evaluasi angkutan lebaran tahun lalu, jumlah angka kecelakaan di masa angkutan lebaran tahun 2017 yakni 873 kejadian atau meningkat 11,07 persen dibanding tahun 2016.  

“Karenanya kami berharap tahun ini jumlah kejadian dan korban kecelakaan bisa ditekan semaksimal mungkin, dengan mewujudkan zero accident, " tukasnya. (lut/rif)


Berita terkait