Jawa Barat Terima Bantuan Alat Kesehatan dan RDT

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menerima bantuan 50 ribu alat Rapid Diagnostic Test (RDT) serta ribuan alat kesehatan lainnya.
Bantuan peralatan kesehatan dari perusahaan, yayasan, dan perorangan yang berada di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu, 8 April 2020 (Foto: dok. Humas Pemda Provinsi Jawa Barat).

Bandung - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menerima bantuan 50 ribu alat Rapid Diagnostic Test (RDT) serta ribuan alat kesehatan lainnya dari berbagai perusahaan, yayasan, dan perorangan di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu 8 April 2020.

Saya ucapkan terima kasih kepada mereka yang tangannya di atas (membantu).

Bantuan tersebut terdiri dari peralatan kesehatan untuk penanggulangan Covid-19 berupa 50 ribu alat RDT dari Yayasan Budha Tzu Chi, 3 ribu Alat Pelindung Diri (APD) dan 3 ribu masker dari Cartenz-GBI Stairway From Heaven, satu ventilator dari GBI Sukawarna, serta 700 APD dari Javaretro Hotel.

Selain itu, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat pun menerima 4 ribu baju hazmat, 5 ribu masker, dan 4 ribu pelindung wajah dari PT Eigerindo MPI, 180 coverall dan 40 ribu masker dari Nyoman Nuart, serta seribu baju hazmat, seribu pelindung wajah, seribu masker medis, dan 4 ribu sarung tangan latex dari Yayasan Summarecon Peduli.

“Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat mengapresiasi bantuan dari berbagai pihak yang turut menanggulangi maupun mencegah penyebaran virus SARS-CoV-2 ini,” tutur Ridwan Kamil, Bandung, Rabu 8 April 2020.

Kang Emil, sapaannya, mengatakan kemampuan pemerintah dalam penanggulangi pandemi Covid-19 terbatas. Sehingga, kata dia, bagi yang telah membantu dengan berdonasi dan dalam bentuk lainnya atas nama Pemerintah Daerah Provinsi Jawa barat mengucapkan banyak terima kasih.

"Karena Covid-19 ini urusan bersama, pemerintah ada batasnya. Saya ucapkan terima kasih kepada mereka yang tangannya di atas (membantu)," ucap Kang Emil.

Kang Emil mentakan, pandemi global Covid-19 ini selain berdampak pada kesehatan, juga pada non kesehatan yakni berdampak pada perekonomian masyarakat kecil hingga industri skala besar. Sehingga semua harus ikut aktif, bahu membahu menangani pandemi ini dalam segala bentuk kontribusi.

"Covid-19 ini tidak hanya lahir tapi dampaknya juga batin, di sinilah peran kita untuk memberikan yang terbaik buat bangsa ini," ujar dia.

Disiplin Social dan Physical Distancing

Kang Emil mengingatkan agar seluruh masyarakat Jawa Barat tetap disiplin menerapkan social dan physical distancing. Selain itu, kata dia, sangat penting menerapkan pola hidup sehat sebagai benteng pertama melawan Covid-19.

"Jika benteng pertama itu jebol, benteng pertahanan kedua bagi Pemda Provinsi Jabar untuk menanggulangi Covid-19 yaitu melacak atau mencari. Ini pekerjaan yang tidak mudah karena kita harus mengetes ribuan orang yang berpotensi tertular," ujar Kang Emil.

Sampai saat ini kata dia, masih terus melakukan RDT Covid-19 agar bisa mengetahui peta persebaran Covid-19 secara optimal. Sehingga, dengan peta penyebaran bisa segera mengambil kebijakan yang tepat. Langkah yang dilakukan Jabar merujuk pola yang dilakukan oleh Korea Selatan, yaitu mengetes 0,6 persen dari jumlah penduduknya.

"Idealnya memiliki kurang lebih 300 ribu alat RDT untuk mengetes 0,6 persen dari total penduduk hampir 50 juta jiwa. Sementara saat ini, Jabar memiliki sekira 100 ribu alat RDT, termasuk bantuan dari Kementerian Kesehatan, BNPB (gugus tugas pusat), PT Jasa Madivest (BUMD), dan 50 ribu di antaranya dari bantuan Yayasan Budha Tzu Chi pada akhir Maret lalu," ujar Kang Emil.

Kalau dihitung dengan bantun yang ada hari ini, Budha Tzu Chi kembali menyumbangkan 50 ribu. Jadi, total Jawa Barat memiliki 150 ribu alat tes (RDT) COVID-19. Sisanya, akan mencari 150 ribu alat RDT lainnya dan sedang diupayakan mencari hingga ke berbagai negara.

“Berikutnya, jika benteng pertahanan kedua berupa tes masif itu jebol, bahwa logistik di rumah sakit menjadi benteng pertahanan terakhir dalam memerangi Covid-19,” tegas Kang Emil.

Di situlah ventilator, hazmat, masker, pelindung wajah, dan peralatan penunjang APD lainnya dibutuhkan bagi para tenaga medis sebagai garda terdepan. Meski begitu, Kang Emil mengingatkan bahwa semua itu bisa diminimalisir jika masyarakat disiplin melakukan benteng pertahanan pertama.

"Bila masyarakat disiplin melakukan benteng pertahanan pertama yaitu pencegahan, harusnya akhir Juni 2020 kita bisa hidup lebih baik. Tapi kalau tidak disiplin mungkin (pandemi) bisa sampai akhir tahun," ujar Kang Emil. []

Berita terkait
Dicek Dulu Penerima Bantuan Rp 500.000 di Jawa Barat
Bantuan jaring pengaman sosial untuk warga terdampak Covid-19 masih dalam tahap pendataan di kabupaten dan kota di Jabar
Susul Jakarta, 5 Daerah di Jawa Barat Ajukan PSBB
Lima daerah di wilayah Provinsi Jawa Barat akan mengajukan permohonan untuk menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), menyusul Jakarta.
Jawa Barat Targetkan 100.000 RDT Covid-19
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menargetkan 100 ribu warga Jawa Barat bisa melakukan rapid diagnostic test (RDT) Covid-19
0
Kapolri: Sinergitas TNI-Polri Harga Mati Wujudkan Indonesia Emas 2045
Kapolri menekankan penguatan sinergitas TNI-Polri menjadi salah satu kunci utama dalam menyukseskan dan mewujudkan visi Indonesia Emas.