Jari Korban Bullying di Malang Akan Diamputasi

Jari tengah korban Bullying di Kota Malang harus diamputasi karena saraf luka parah sehingga tidak bisa berfungsi lagi.
Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Leonardos Simarmata saat diwawancarai di Polsek Lowokwaru Senin 3 Februari 2020. (Foto: Tagar/Moh Badar Risqullah)

Malang – Kasus dugaan perundungan atau bullying dan penganiyayaan yang dialami siswa berinisial MS 13 tahun terus bergulir dan berbuntur panjang. Akibat perundungan jari tangan MS akan diamputasi akibat saraf jari tengah korban sudah tidak bisa teratasi akibat parahnya luka.

Anggota Lembaga Pendampingan Anak (LPA) Kota Malang, Yuning Kartikasari membenarkan jika jari tengah MS akan diamputasi karena saraf jari tengah korban sudah tidak bisa teratasi akibat parahnya luka.

”Iya, benar (akan diamputasi). Kira-kira besok dijadwalkan sekitar jam 6.00 WIB pagi. Dipilihnya ini (amputasi) juga karena saraf pada jari tengah tangan korban sudah tidak berfungsi,” kata Yuyun yang juga volunteer di Women Crisist Center (WCC) Kota Malang itu.

Karena itulah, dia menyebutkan pihaknya yaitu dari LPA Kota Malang bersama psikolog akan mendampingi korban hingga sembuh total. Artinya, bagaimana pendampingan mental korban mulai dari akan dilakukan operasi hingga selesai.

Iya, benar (akan diamputasi). Kira-kira besok dijadwalkan sekitar jam 6.00 WIB pagi.

”Saya sama teman Psikolog yang mendampingi korban. Karena, ini sangat berat melihat korban yang down dengan keadaanya tersebut. Malam ini, kami sudah datangkan psikolog untuk mendampingi korban sebelum proses itu (amputasi),” tuturnya.

Dia menambahkan untuk biaya operasi di Rumah Sakit Lavalette (RS Lavalette) diperkirakan membutuhkan biaya kurang lebih Rp 25 juta. Sehingga, salah satu psikolog yang mendampingi korban dikatakannya juga akan memberikan sumbangan berupa uang untuk hal tersebut.

”Minta doanya. Semoga operasinya lancar dan dia (MS) mentalnya bisa kuat usai menjalani operasi ini,” ungkapnya.

Polresta Malang Kota Lanjutkan Pemeriksaan

Sementara itu, jajaran Polresta Malang Kota sudah melakukan penyelidikan serta pemeriksaan kepada keluarga korban dan tujuh siswa yang terduga pelaku.

”Hari ini kita akan melakukan pemeriksaan kepada mereka (tujuh siswa). Sebelumnya keluarga korban, tante dan pamannya. Selanjutnya kita akan kembangkan terus, termasuk pihak sekolah (pemeriksaanya),” kata Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Leonardos Simarmata kepada wartawan saat diwawancarai di Polsek Lowokwaru Senin 3 Februari 2020.

Terkait dengan adanya surat damai dan tidak adanya laporan. Leonardos menegaskan hal itu bukan menjadi hambatan terahadap kasus tersebut. Artinya semua proses akan tetap dilakukan pihaknya untuk penyelidikan dan pemeriksaan.

”Ini sudah ada peristiwa pidana yang terjadi dan kaitannya dengan undang-undang perlindungan anak. Sehingga, kalaupun ada perdamaian dan lain-lain itu tidak mempengaruhi,” tegasnya.

Disebutkannya, langkah yang di ambil Polresta Malang Kota disebutkannya yaitu pemulihan kondisi daripada korban. Baik sakit secara fisik, maupun secara psikologisnya. Disamping itu, pihaknya tetap memproses secara hukum kasus tersebut.

”Kita dudukkan proses hukumnya. Seperti apa, siapa berbuat apa. Kemudian, dari keterangan saksi dan juga dari hasil visum nanti akan menyatakan peristiwa pidana itu sendiri,” ujar mantan Wakapolrestabes Surabaya itu.

”Tapi, yang pasti korban kita lindungi dan kita beri juga pendampingan dari psikolog untuk trauma healingnya,” imbuhnya.

Sementara itu, jika seandainya memang benar ada tindakan pidana yang dilakukan kepada korban. Leonardos menegaskan pihaknya akan memproses secara hukum sesuai dengan undang-undang (UU) perlindungan anak.

”Kalau anak treatmentnya berbeda. Dia punya peradilan sendiri. Kita tentu libatkan orang tuanya,” tuturnya.

Sekolah dan Pemkot Malang Sebut Hanya Gurau

Adanya kabar tersebut juga memantik Walikota Malang, Sutiaji, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Zubaidah dan Ketua Komisi C DPRD Kota Malang Ahmad Wanedi mendatangi sekolahnya. Hal tersebut untuk mencari kepastian cerita awal mula kejadiannya tersebut.

”Kita kumpulkan semua pihak sekolah untuk kejelasannya. Setelah kita terima, informasi yang masuk ini memang tidak ada unsur bully. Murni karena gurauan,” kata Sutiaji usai mendatangi sekolah korban.

Meski begitu, dia menyebutkan tetap menyalahkan pihak sekolah. Karena, kejadian tersebut menurutnya yang diduga hanya sebatas gurauan atau perundungan dilakukan di lingkungan sekolah.

Terlepas dari itu, Sutiaji mengatakan pihaknya akan membantu proses penyembuhan korban. Baik itu fisik dan psikologis korban. Namun dirinya masih akan berkoordinasi dengan pihak rumah sakit untuk informasi lebih lanjutnya.

”Kami minta ada pendampingan secara psikologis. Tidak hanya korban, begitu juga pelakunya ini. Begitu juga pendampingan secara hukumnya. Karena mereka ini kan masih anak-anak,” tuturnya.

”Kita juga minta pihak sekolah agar mengumpulkan semua wali murid untuk melakukan pembinaan agar ini tidak terulang kembali,” tutupnya.

Seperti diketahui, sebelumnya ramai adanya dugaan perundungan dialami siswa kelas VII di SMPN 16 Kota Malang berinisial MS 13 tahun. Bahkan, hingga kini korban masih dalam perawatan di RS Lavallete Kota Malang akibat kejadian yang dialaminya pada 15 Januari 2020 lalu.

Hal tersebut diduga karena dirinya mengalami lebam. Diantaranya yaitu jari tangan kanan, punggung dan kakinya mengalami memar akibat diinjak oleh temannya. Saat itu, kejadiannya saat akan melakukan sholat dhuhur di musholla sekolah.

Menurut keterangan Kepala Sekolah SMPN 16 Kota Malang, Syamsul Arifin juga membantah adanya perundungan. Namun, adanya kejadian tersebut pihaknya tidak menampik.

”Tidak sebagaimana yang beredar. Kejadian tersebut karena gurauan sesama teman. Tetapi memang ada sedikit gurauan yang berlebihan. Mungkin ya karena sama-sama temannya dan ketika guyun dan teriak-teriak itu dianggap pura-pura,” kata dia.

Setelah adanya insiden itu, Syamsul menyebutkan sudah memanggil beberapa siswanya dan mengiyakan kejadian itu. Kemudian, dia juga memanggil orang tua kedua belah pihak untuk dilakukan mediasi.

”Saat dipertemukan, kedua belah pihak sudah tidak ada masalah. Orangtua pelaku meminta maaf dan siap menanggung biaya pengobatan dari korban hingga selesai,” ujarnya. []

Berita terkait
Siti Badriah Tolak Tawaran Gabung MeMiles
Penyanyi dangdut Siti Badriah mengaku menolak tawaran untuk menjadi member MeMiles dan hanya diundang untuk mengisi acara.
Isyarat Gus Sholah Jelang Wafat
Gus Sholah sempat memberikan isyarat kepergiannya kepada KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus, sekitar dua bulan lalu.
Hoaks AMP Surabaya, Susi Divonis 7 Bulan Penjara
Hakim Pengadilan Negeri Surabaya menyatakan Tri Susanti terbukti bersalah menyebarkan berita bohong atau hoaks terkait AMP Surabaya.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.