Untuk Indonesia

Jadi Bola Liar, Siapa Menggoreng Video Bintang Emon

Video Bintang Emon tentang jaksa penuntut kasus Novel Baswedan bergulir seperti bola liar, meluncur tudingan-tudingan. Siapa menggoreng.
Bintang Emon. (Foto: Instagram/@bintangemon)

Video yang diunggah stand up komedian Bintang Emon tentang tuntutan jaksa terhadap terdakwa kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, mendapat banyak tanggapan. Salah satunya dari akademisi Universitas Indonesia Ade Armando.

Ade Armando melalui video diunggah di akun YouTube Cokro TV, menduga bahwa video yang diunggah Bintang Emon tersebut digoreng oleh 'tangan-tangan kotor'. Bintang sendiri, dinilainya tidak membawa misi politik apa-apa. Berikut opini lengkap Ade Armando terkait video tersebut.

Oleh: Ade Armando*

Kisah video terakhir stand up komedian Bintang Emon kayaknya penting juga kita pelajari. Dia sih kayaknya tulus-tulus saja terlibat dalam politik. Tapi, tanpa dia sadari, dia langsung digoreng oleh pemain-pemain raksasa.

Ini bermula ketika beberapa hari yang lalu, Bintang Emon membikin video pendek. Dia menyindir si jaksa yang menuntut penyiram air keras ke wajah Novel Baswedan dengan hukuman satu tahun penjara. Memang aneh sih, si penyiram cuma dituntut satu tahun. Dan itulah yang dikritik Bintang Emon.

Kalau Anda lihat, video Bintang Emon itu memang pintar banget, lucu banget. Disengaja. Emon itu menyindir argumen si pelaku bahwa penyiraman air keras itu untuk memberi pelajaran. Kata Emon, kalau kasih pelajaran itu enggak gitu, tapi kita pepet orangnya terus kita bisikin orang itu, "Eh, tahu enggak, kita tuh punya grup yang enggak ada elunya". Orang itu akan merasa, "Salah gua apa ya?" Nah, itu pelajaran buat orang.

Nah, jadi ledekan-ledekan kayak gitu sih buat saya itu joke genius. Nothing serious-lah. Tapi, yang jadi serius adalah apa yang terjadi sesudahnya. Enggak lama sesudah videonya viral, tiba-tiba ada serangan dari tiga akun bodong. Paling enggak, katanya ada tiga akun yang menyerang dengan isi postingan yang kurang lebih sama, pada jam yang sama, tengah malam.

Mereka menyebarkan hoaks seolah Bintang Emon itu pengguna sabu-sabu. Dalam tweet hoaks itu digambarkan si Bintang ini menggunakan narkoba, dan selalu resah kalau akan dites urine oleh polisi.

Besok paginya, tweet tiga akun itu ramai sekali dibicarakan di jagat Twitter. Namun lucunya, isinya justru jadi membela Bintang Emon. Termasuk yang mendukung Bintang adalah para komedian terkemuka, seperti Ernest, Panji, Arie Kriting, dan sebagainya.

Saya melihat ada yang janggal. Teror semacam itu tiba-tiba saja terkesan seperti pengulangan dari kasus-kasus lain dengan pola serupa.

Infografis Cover: Siapa Itu Bintang Emon?Cover. (Infografis: Tagar/Regita Setiawan P)

Menurut CNN Indonesia tercatat ada 135 ribu percakapan tweet mengenai Bintang Emon. Terus terang saya bersimpati kepada Bintang Emon. Dia itu stand up komedian yang terpanggil untuk tidak sekadar melucu. Sindirannya cerdas. Dan akibatnya dia diteror semacam itu.

Saya sih berharap dia bisa rileks saja. Sebagai seseorang yang katanya sudah sering kena teror, saya cuma bisa menasihati, jangan takut, Emon. Tujuan peneror adalah membuat kita takut. Kalau kita takut, tujuan mereka berhasil. Karena itu, terus saja suarakan ekspresi kita. Memang sih, harus ambil risiko.

Tapi kalau mereka kita biarkan menakut-nakuti kita, ya mereka menang. Tapi, di luar itu semua, saya melihat ada yang janggal. Teror semacam itu tiba-tiba saja terkesan seperti pengulangan dari kasus-kasus lain dengan pola serupa. Ini terjadi pada kasus webinar di UGM yang bicara soal pemakzulan. Kasus wartawan Detik yang bikin pemberitaan salah tentang Jokowi membuka mal, atau kasus Ravio Patra yang medsosnya diretas, kasus webinar di UI yang bicara HAM di Papua, juga ada kasus webinar di Lampung, dan sekarang soal Bintang Emon.

Yang menarik kemudian yang menjadi sasaran kemarahan adalah pemerintah. Dalam kasus Bintang, ada yang bilang pemerintah takut pada generasi muda kritis seperti Bintang Emon. Atau "Indonesia sudah bukan lagi negara demokrasi". Jadi semua sama polanya. Mula-mula ada ancaman, enggak jelas siapa yang mengancam, lantas ramai ditanggapi oleh lembaga dan aktivis terkenal, dan ujung-ujungnya sama, yang salah pemerintah.

Dalam kasus Bintang Emon, si penyebar hoaks adalah akun-akun baru yang gara-gara kasus ini langsung di-suspend oleh Twitter. Akibatnya, kita enggak tahu siapa pelakunya. Pelakunya siapa? Misterius.

Pertanyaan besarnya adalah, kok bisa-bisanya hoaks dari tiga akun bodong ini memviral? Bahkan kesannya hoaks itu justru jadi viral karena kemudian diangkat oleh akun-akun para selebritis. Tapi memang penyiraman air keras ke Novel Baswedan ini penuh dengan kejanggalan.

Bahwa jaksa hanya menuntut satu tahun kan memang mengherankan kan. Dan penting juga untuk mencatat bahwa si jaksa itu, bernama Frederick Syarifuddin ternyata dulu dalam kasus Ahok, justru berada di kubu penuntut Ahok.

Kita memang tidak bisa ambil kesimpulan apa-apa tentangnya. Tapi, apakah si jaksa ini membawa suara pemerintah Jokowi untuk hanya menuntut satu tahun, saya ragukan itu.

Jadi semua sama polanya. Mula-mula ada ancaman, enggak jelas siapa yang mengancam, lantas ramai ditanggapi oleh lembaga dan aktivis terkenal, dan ujung-ujungnya sama, yang salah pemerintah.

Infografis: Siapa Itu Bintang Emon?Profil komika Bintang Emon. (Infografis: Tagar/Regita Setiawan P)

Kembali ke Bintang. Dia sendiri mengaku sudah melakukan tes urine dan dinyatakan bersih. Dan ini semakin dimanfaatkan untuk membuktikan bahwa ada tangan-tangan kekuasaan yang dengan sengaja berusaha merepresi Bintang.

SafeNet misalnya, menggambarkan kasus ini sebagai bukti Indonesia berada dalam darurat demokrasi.

Peneliti KontraS mengatakan ini bukti ada pembungkaman, atau paling seru ketika Jansen Sitindaon, itu Wasekjen Partai Demokrat, menulis untuk Bintang di Twitternya, "Maju dan semangat terus, Dinda. Jika ada apa-apa kabari saja ya. Suara kita semua sama. Buat bapak dan ibu Bintang, kami semua bersamanya, Bu. Tenanglah, Bu".

Saya yakin Bintang himself tidak membawa misi politik apa-apa. Tapi kayaknya, ketika video dia menyebar, langsunglah ada tangan-tangan kotor yang menggorengnya.

Lalu ada Presiden PKS Shohibul Iman juga menulis bahwa anak-anaknya, anak dia nih, sudah lulus kuliah dan ada juga masih SD, khawatir dengan keamanan Emon. Kata anak-anak Shohibul, "Susah, Pak, orang-orang kritis pada bernasib buruk. Kita enggak bebas".

Seperti saya katakan, kasus serangan terhadap Bintang ini janggal. Janggal bukan kepalang. Kalau ini memang dilakukan kubu intelijen pemerintah, kita sih harus bersedih. Betapa intelijen kita setolol itu.

Masa' sih intelijen pakai akun abal-abal yang followers-nya cuma lima orang. Dan kebohongan soal Bintang itu kan gampang sekali terdeteksi. Katanya dia itu kan pengguna sabu. Ya tinggal cek urine kok, langsung ketahuan.

Jadi kesannya mereka dengan sengaja menyebarkan kebohongan yang gampang ketahuan. Karena itu, menurut saya, sangat tidak masuk akal bila ini adalah bagian sistematis negara untuk membungkam rakyat. Gini deh, sekarang ini setiap hari caci maki buat pemerintah beredar di jagat raya. Pelakunya hidup bebas tuh.

Jadi, ngapain juga pemerintah harus capek-capek mengurusi seorang stand up komedian yang ngomentarin tuntutan jaksa yang cuma satu tahun. Dan karena kisah-kisah janggal seperti ini terus terjadi hari demi hari, susah juga bagi kita untuk percaya bahwa kasus ini berdiri sendiri-sendiri.

Dengan kata lain, di belakang ini kayaknya ada mastermind-nya. Dalam kasus Bintang, saya yakin Bintang himself tidak membawa misi politik apa-apa. Tapi kayaknya, ketika video dia menyebar, langsunglah ada tangan-tangan kotor yang menggorengnya.

Kalau kemudian juga ada banyak selebritis dan tokoh yang seperti mendukung narasi bahwa pemerintah represif, kita juga jangan buru-buru menuduh mereka bagian dari konspirasi. Saya duga sih mereka naif saja, mereka tulus. Namun ketulusan mereka itu yang dimanfaatkan.

Karena itu, saya selalu percaya, ini semua kita harus hadapi dengan hati-hati. Dengan akal sehat. Karena hanya dengan menggunakan akal sehat, negara ini akan selamat.

*Dosen di Universitas Indonesia

(PEN)

Baca juga:

Berita terkait
Bahas Novel Baswedan, Bintang Emon Banjir Pujian
Anji Drive dan Vidi Aldiano memuji nyali Bintang Emon yang membahas kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.
PSI: Gegabah Tuduh Orang Jokowi Perundung Bintang Emon
PSI: menuduh bahwa perundungan terhadap Bintang Emon dilakukan oleh pendukung Jokowi adalah kesimpulan yang prematur dan gegabah.
Profil dan Fakta Komedian Bintang Emon
Bintang Emon menjadi gunjingan di media sosial gara-gara postingannya tentang Novel Baswedan. Pernah bermain dalam sejumlah film