Jakarta - Tersebarnya virus corona yang berasal dari Wuhan, China, diduga berkaitan dengan program senjata biologi di Negeri Tirai bambu. Menurut bekas intelijen Israel, Dany Shoham, program virus mematikan itu ditengarai sengaja dikembangkan oleh laboratorium virus di Wuhan Institute of Virology.
"Laboratorium tertentu di dalam institute itu mungkin telah terlibat (virus corona), pada konteks riset dan pengembangan, dalam (senjata biologi) China. Setidaknya terhubung, meski bukan sebagai fasilitas utama senjata biologi China," kata Shoham seperti dilansir Washingtontimes.com, Jumat, 24 Januari 2020.
Baca juga: Penularan Virus Corona Sudah Terbongkar
Masih dalam laman Washington Times, Radio Free Asia dilaporkan menyiarkan ulang berita televisi lokal Wuhan terkait lembaga riset virus corona 2019.
Berita yang ditayangkan pertama kali pada 2015 itu menggambarkan Wuhan Institute menjadi satu-satunya laboratorium di Tiongkok yang dapat mengatasi virus mematikan, pun dapat menciptakan virus.
Menurut Shoham, perembesan virus ke luar laboratorium mungkin saja terjadi. Infiltrasi ke luar dapat berupa kebocoran maupun melalui orang dalam laboratorium yang tanpa disadari telah terjangkit virus corona.
Selain berpangkat mantan agen rahasia Israel, Shoham pernah menjadi analis senior intelijen militer Israel untuk perang biologi dan kimia pada tahun 1970-1991.
Peraih gelar doktor dalam bidang mikrobiologi ini mengakhiri kariernya di militer dengan pangkat letnan kolonel.
Baca juga: Wisatawan China di Padang Dicurigai Terpapar Corona
Sementara Wuhan Institute of Viology merupakan lembaga riset China Academy of Sciences (CAS) di Kota Wuhan. Wilayah ini merupakan ibu kota Provinsi Hubai di China dengan jumlah penduduk 11 juta jiwa.
Institute yang didirikan pada 1965 ini memiliki sejumlah pusat studi. Di antaranya, pusat studi mengenai penyakit menular, sumber daya virus, bioinformatika dan bioteknologi.
Dugaan lainnya, virus corona berasal dari pasar sea food di Wuhan. Virus mematikan tersebut menular dari orang ke orang hingga ke Beijing, bahkan dengan cepat mewabah ke Amerika Serikat, Kanada dan Prancis.
Pada 26 Januari 2020, menurut Associated Press, setidaknya 1.975 orang telah terjangkit virus corona. Sementara 56 orang telah kehilangan nyawa akibat terpapar virus mematikan ini.
Di Indonesia, Rumah Sakit Umum Pusat Kandou Manado tengah merawat seorang pasien yang diduga terjangkit corona. Pasien berprofesi penerjemah di sebuah perusahaan maskapai ini telah berkunjung ke Wuhan, pekan lalu.
Kota Wuhan sendiri sudah ditutup sejak Kamis, 23 Januari 2020. Layanan transportasi umum yang akan masuk atau keluar dari Wuhan ditangguhkan Otoritas China demi menekan penyebaran virus corona. []