Dampak Virus Corona Terhadap Perekonomian Global

China tengah berjuang menghadapi penyebaran virus corona baru yang telah menewaskan lebih dari 50 orang.
Virus Corona. (Foto: nypost.com)

Jakarta - China tengah berjuang menghadapi penyebaran virus corona baru yang telah menewaskan lebih dari 50 orang. Ini merupakan masalah kesehatan yang serius. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyebutkan sebagai keadaan darurat untuk China meskipun sejauh ini dunia belum menyebutkan.

Tidak dapat dihindari, penyebaran virus corona baru yang masif ini akan memiliki konsekuensi ekonomi. Tetapi seberapa parah penyebaran virus ini akan memberikan dampak buruk bagi perekonomian global?

Kalangan ekonom seperti diberitakan dari BBC News, Minggu, 26 Januari 2020, dampak virus corona akan memberikan dampak signifikan terhdap perekonomian global.

Deteksi Virus CoronaSeorang staf medis merawat seorang pasien dengan pneumonia yang disebabkan oleh virus corona baru di Rumah Sakit Zhongnan Universitas Wuhan, di Wuhan, provinsi Hubei, China, Rabu (22/1/2020). (Foto: Antara)

Namun sebelum mengidentifikasikan seberapa parah pengaruh virus corona baru ini terhadap perekonomian global, mungkin bisa membandingkan saat terjadi wabah sindrom pernafasan akut parah (Sars) yang juga terjadi di China pada 2002-2003.

Ketika wabah Sars menyebar meluas, perekonomian global saat ini mengalami kerugian mencapai 40 miliar dolar AS atau setara Rp 544,4 triliun (menggunakan kurs saat ini) di 37 negara. China dan Hong Kong menanggung beban ekonomi terbesar pada saat itu.

Jennifer McKeown dari Capital Economics, sebuah konsultan keuangan berbasis di London mengatakan pertumbuhan ekonomi global mengalami pelemahan padan triwulan kedua tahun 2003 sebelum wabah Sars. Gambaran itu diperumit oleh faktor-faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan global pada saat itu. 

"Sangat sulit untuk menentukan dampaknya terhadap produk domestik bruto (PDB) global dari Sars, yang merupakan virus luar biasa parah dan menyebar luas," katanya. 

Menteri Kesehatan China Ma Xiaowei  menyebutkan virus corona jauh lebih berbahaya dari Sars. Maka dipastikan dampak kerugian terhadap perekonomian global tentu jauh lebih besar.

Virus CoronaSeorang wanita menggunakan masker saat melewati papan pengumumam karantina mengenai kejadian luar biasa koronavirus di Wuhan, China di terminal kedatangan bandara Haneda, di Tokyo, Jepang. (Foto: Antara/Reuters/Kim Kyung-Hoon)

Bagaimana dengan China? Di China, dampak virus corona terhadap perekonomian sudah terlihat. Bisnis pariwisata terpukul setelah pemerintah memberlakukan pembatasan perjalanan khususnya pada tahun baru Imlek saat jutaan mobilisasi orang dari satu negara bagian ke negara bagian, dan juga keluar negeri.

Industri hiburan juga terpukul karena orang tidak berani keluar rumah takut terpapar virus. Banya orang yang membatalkan rencana bepergian mengunjungi lokasi wisata atau lainnya untuk menghindari risiko terkena virus.

Dampak yang paling dirasakan tentu kota Wuhan, sebagai penyebar awal virus corona. Apalagi, Wuhan merupakan pusat transportasi umum yang paling penting di China.

Industri logistik yang paling merasakan dampak dari kebijakan pembatasan perjalanan. Rantai pasokan industri akan terpengaruh. Beberapa pengiriman barang mungkin terganggu dan beberapa akan menjadi lebih mahal.

Bagaiamana dampaknya di luar China? Dampak itu akan sangat tergantung paa seberapa mudah penularan virus dan tingkat kematian diantara mereka yang terinfeksi. Namun bisa dipastikan skalanya jauh lebih kecil dibandingkan dengan China.

Virus CoronaAda enam coronavirus yang diketahui menginfeksi orang sebelum penemuan terbaru. (Foto: BBC News).

Di balik dampak negatif virus corona, justru ada beberapa sektor yang akan mendulang untung, seperti pembuatan vaksin dan masker, setidaknya untuk jangka panjang. Untuk bursa saham, sejauh ini juga belum terlihat dampaknya. Bahkan Indeks Saham Gabungan Shanghai (Shanghai Composite Index) menguat, lebih tinggi dibandingkan enam bulan lalu.

Paul Stoffels, Kepala Divisi Ilmiah di Johnson & Johnson mengatakan pihaknya sudah menyiapkan pembuatan vaksin untuk virus corona. Menurutnya, vaksin itu sudah bisa tersedia dalam waktu sekitar setahun. Sejauh ini pihak Kesehatan China menyebutkan belum ada vaksin untuk virus corona.

Di sisi lain, ada juga lonjakan permintaan masker bedah dan sarung tangan untuk melindungi agar tidak terinfeksi virus. Saham perusahaan China yang membuat masker, obat-obatan dan peralatan perlindungan mengalami kenaikan harga yang tajam.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Wabah Virus Corona, Kota Tianjin China Ditutup
Akibat wabah virus corona otoritas keamanan setempat menutup layanan bus antar provinsi di Kota Tianjin di wilayah China timur.
Waspada, Pengidap Virus Corona Bertambah di Malaysia
Kementerian Kesehatan Malaysia melaporkan pengidap virus corona bertambah. Berikut penjelasannya.
Kena Virus Aneh, Thailand Karantina Wanita China
Pemerintah Thailand mengkarantina seorang wanita berkebangsaan China yang terserang virus misterius bernama coronavirus.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.