Tegal - Kebijakan isolasi wilayah di Kota Tegal, Jawa Tengah untuk memutus penyebaran virus corona ternyata belum sepenuhnya berjalan pada hari pertama pemberlakuan, Senin, 30 Maret 2020. Tak ada pemeriksaan ketat, warga pun masih bebas keluar masuk wilayah Kota Bahari.
Berdasarkan pantauan Tagar, sejumlah ruas jalan protokol masih ramai oleh lalu lalang sepeda motor, mobil, dan angkutan umum. Aktivitas perekonomian di pasar maupun pertokoan juga terlihat masih normal seperti hari-hari biasa.
Sejumlah akses keluar masuk yang berada di perbatasan Kota Tegal dengan Kabupaten Tegal tak seluruhnya ditutup total. Seperti yang terlihat di Jalan Sultan Agung. Pengendara dari arah Kabupaten Tegal maupun Kota Tegal masih bisa melintas di ruas jalan itu karena pembatas beton hanya dipasang di sebagian badan jalan.
Kenapa hari ini belum (ditutup semua), ini karena memang petugas medis dan alat pengukur suhunya baru disiapkan.
Di Jalan Proklamasi yang disebut menjadi pintu keluar-masuk warga terutama warga dari luar Kota Tegal bahkan tidak ditutup sama sekali. Pengendara masih bebas melintas. Di lokasi ini juga tidak ada pos pemeriksaan dan petugas Gugus Tugas Covid-19 yang disiagakan dan melakukan pemeriksaan tiap pengendara yang melintas. Untuk pemeriksaan, hanya disediakan satu bilik bilik sterilisasi di tepi jalan.
Siang itu sekitar pukul 13.14 WIB, petugas yang tampak bersiaga hanya dua personel dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tegal. Mereka juga tak melakukan pemeriksaan kepada pengendara yang dibiarkan melintas.
"Di sini hanya disuruh stand by saja. Tadi pagi ada petugas Dinas Kesehatan tapi sudah masuk (kantor)," ungkap salah seorang personel BPBD yang disiagakan sembari membenarkan jika kendaraan masih boleh melintas.
Sebelumnya, Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono menyatakan setelah isolasi wilayah diberlakukan, akses masuk ke Kota Tegal diperketat. Satu-satunya akses keluar masuk berada di Jalan Proklamasi, di Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat, tepatnya di depan kantor Dinas Kesehatan.
Di lokasi itu, Dedy Yon mengklaim akan ada posko pemeriksaan dan disiagakan petugas Gugus Tugas Covid-19 yang mengenakan alat pelindung diri (APD) dan membawa alat pengukur suhu. Mereka akan memeriksa kondisi kesehatan tiap warga yang akan masuk atau keluar Kota Bahari.
"Nanti dicek sehat atau tidak dan keperluannya apa. Di situ juga ada empat CCTV, nanti yang mau masuk atau keluar harus menunjukkan KTP-nya ke CCTV untuk memudahkan pelacarakan kalau terjadi apa-apa," ujar Dedy Yon, Jumat, 27 Maret 2020.
Sementara saat dimintai tanggapan di hari pertama pelaksanaan isolasi wilayah, Dedy Yon mengakui belum sepenuhnya kebijakan itu bisa diterapkan. Dia beralasan APD dan alat pengukur suhu masih dipersiapkan.
"Kenapa hari ini belum (ditutup semua), ini karena memang petugas medis dan alat pengukur suhunya baru disiapkan. Kan tidak mungkin kami menutup kalau alat dan tenaga medisnya belum ada," katanya.
Menurut Dedy Yon, sebanyak 54 alat pengukur suhu sedang disiapkan dan nantinya akan dibawa petugas Gugus Tugas Covid-19 yang disiagakan di pintu keluar masuk di Jalan Proklamasi.
"Mulai besok sudah ada petugasnya yang berjaga 24 jam dan kami tutup semua jalan selama empat bulan dengan hanya ada satu pintu masuk. Mudah-mudahan tidak sampai empat bulan. Kondisional dua bulan atau tiga bulan kalau memang sudah membaik," ujarnya.
Selama isolasi wilayah, kata dia, kendaraan pengangkut BBM maupun mobil ambulans masih bisa melintas karena ada sebagian jalan yang tidak seluruhnya ditutup pembatas beton.
"Seperti di depan RSUD Kardinah itu nanti pinggirnya saja yang pakai beton, tengahnya pakai water barrier kosong dan ada penjaga. Jadi bisa dibuka," ucapnya. []
Baca juga:
- Pelepasan Santri Kudus di Tengah Pandemi Corona
- Rembang KLB Corona, Jam Operasional Pasar Dipangkas
- Update Corona Semarang: Pasien Positif Meninggal 6