Jakarta - Ketua Bidang Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ulul Albab Permata Arsy ajak semua pelajar serta anak muda Indonesia untuk gunakan hak pilihnya atau jangan golongan putih (Golput) dan jangan sampai percaya berita bohong (Hoax) pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) 9 Desember 2020.
"Momentum Pilkada tahun ini juga bertepatan dengan peringatan Hari Anti Korupsi. Karena itu, kita mulai dari diri sendiri, dengan ikut menggunakan hak pilih dalam Pilkada untuk memilih pemimpin di daerah yang berkualitas dan berintegritas dengan melihat rekam jejaknya," katanya dala keterangan tertulis yang diterima Tagar pada Senin 7 Desember 2020.
Ulul pun kemudian menambahkan, pihaknya imbau seluruh pelajar di IPNU yang telah miliki hak pilih untuk tidak termakan hoax mengenai Pilkada.
"Selama ini banyak yang memprovokasi dan menghasut masyarakat untuk Golput karena Pilkada akan menjadi kluster penyebaran Covid-19. Karena itu, sebagai pengguna atau user terbesar media sosial, kami mendorong generasi muda untuk cerdas dalam memilah informasi di dunia maya," ucapnya.
Sebelumnya, hasil survei dari lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukan bahwa terdapat 83% warga di 270 daerah yang antusias untuk mengikuti Pilkada Serentak 2020.
Diharapkan oleh Ulul hasil survei SMRC tersebut menjadi gambaran nyata persepsi publik akan adanya pelaksanaan Pilkada 2020 yang sesuai dengan protokol kesehatan ketat.
"Rilis SMRC menggambarkan kondisi masyarakat di 270 daerah bahwasannya mereka tidak termakan hasutan untuk golput," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Riset SMRC Denny Irvani seperti dikutip dari Antara mengatakan bahwa hasil tersebut biasanya lebih tinggi dibanding kenyataannya.
"Warga pada umumnya mengaku antusias mengikut (pilkada). Kalau berdasarkan pengalaman kami, pengakuan itu biasanya jauh lebih tinggi dibanding kenyataannya," ucapnya pada Senin, 7 Desember 2020.
Survei yang diadakan pada 18-21 November 2020 tersebut dilakukan melalui wawancara telfon dengan partisipan yang diambil secara acak hingga ada sebanyak 1.201 responden dari 270 daerah (wilayah provinsi, kabupaten, dan kota) yang menggelar pilkada dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen.
Kata Denny dari warga yang menginginkan Pilkada tersebut, sebanyak 64% di antaranya meminta untuk diadakannya penerapan protokol kesehatan yag ketat.
"Mayoritas warga pada 18-21 November 2021 yaitu 64 persen itu menyatakan pemilihan lebih sesuai dengan apabila pilkada tetap dilangsungkan. Sementara yang menyatakan sebaiknya ditunda itu hanya 28 persen," ujarnya.
Sedangkan, responden yang ingin menunda Pilkada sebanyak 38% beralasan khawatir tertular atau menularkan Covid-19 dan sisanya menyatakan Pilkada tidak penting serta tidak adanya calon yang meyakinkan. []