IPI: Kritik BEM UI Kurang Etis dan Tak Beri Solusi

Dialog seperti yang ditawarkan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin, merupakan salah satu contoh demokrasi beradab.
Karyono Wibowo. (Foto: Tagar/Facebook Karyono Wibowo)

Jakarta - Pengamat politik Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengatakan, pendekatan dialog seperti yang ditawarkan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin, merupakan salah satu contoh demokrasi beradab.

"Jika BEM UI memilih jalan 'kritis konstruktif; maka tawaran dialog bisa disambut dengan baik. Tetapi sekali lagi, ini adalah sebuah pilihan, tergantung mau memilih cara yang mana dan tentu saja tergantung niatnya," kata Karyono, Rabu, 7 Juli 2021.

"Jika niatnya sekadar membentuk opini untuk mendelegitimasi pemerintahan Jokowi, maka tawaran dialog mungkin dinilai tidak diperlukan," katanya.

Karyono menegaskan, pendapat yang muncul pasca lontaran kritik bernuansa satire oleh BEM UI yang menobatkan Presiden Joko Widodo sebagai 'King of Lip Service' telah menggiring pada satu kesimpulan bahwa kritik diperbolehkan dan tidak menjadi masalah.

"Yang menjadi perdebatan adalah cara mengkritiknya yang dipandang kurang etis dan tidak memberi solusi," ujarnya.

Menurutnya, perdebatan tentang cara menyampaikan pendapat seperti itu bukan hal baru di negeri ini. Bagi pihak yang memandang demokrasi sebagai kebebasan absolut dan memaknai demokrasi sebagai sesuatu yang 'bebas nilai', maka kelompok itu, lanjut Karyono, cenderung menilai cara mengkritik BEM UI sebagai hal yang lazim.

"Sebuah kritik dengan cara apapun dinilai sah karena itu merupakan bentuk ekspresi demokrasi. Tapi sebaliknya, bagi pihak yang memandang demokrasi sebagai sesuatu yang tidak bebas nilai (value bond) cenderung menilai demokrasi terikat dengan pelbagai aspek kehidupan seperti budaya dan kearifan lokal (local wisdom)," katanya.

"Dalam kaitanya dengan cara mengkritik BEM UI kepada Presiden Jokowi, maka dalam pandangan kelompok ini, maka cara mengkritik tersebut bisa dinilai bertentangan dengan etika dan budaya," kata Karyono.

Karyono menambahkan, terlepas bahwa presiden tidak dipandang sebagai simbol negara, cara mengkritik sebaiknya memang disampaikan dengan cara yang beradab. Terlebih, kritik sebaiknya memberikan tawaran solusi.

"Meski demikian ada pandangan kelompok bahwa kritik tidak harus disertai solusi dan bahkan menolak ada 'embel-embel' kritik harus membangun. Hemat saya, pandangan ini memang tidak salah, karena memang tidak ada norma baku dan aturan yang mewajibkan orang melakukan kritik harus disertai solusi," ujarnya.

Tetapi, lanjut Karyono, sebagai bangsa yang berbudaya, mahasiswa sebagai kelangan intelektual, ia menyarakankan agar mahasiswa lebih baik memilih menyampaikan kritik secara beradab dan konseptual disertai solusi untuk penyelesaian masalah.


Yang menjadi perdebatan adalah cara mengkritiknya yang dipandang kurang etis dan tidak memberi solusi.


"Saya kira semua sepakat bahwa mahasiswa sebagai agen perubahan harus menunaikan kewajibannya untuk mengontrol jalannya pemerintahan dan semua kebijakan negara tapi alangkah baiknya jika mahasiswa konsisten berada di jalan 'intellectual movement'," katanya.

"Ini bukan berarti menutup ruang berekspresi dan aksi demonstrasi dengan segala kreatifitasnya. Aksi demonstrasi dengan segala bentuk kreatifnya tetap harus dihidupkan tapi tentu dalam kerangka demokrasi yang beradab dan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku," kata Karyono. []

Baca Juga: BEM UI: Tak Pernah Merencanakan Aksi Soal Meme Jokowi

Berita terkait
Asfinawati: Akan Dampingi BEM UI yang Dipanggil Rektorat
Pihak YLBHI berencana akan mendampingi BEM UI yang dipanggil rektorat terkait poster yang melabeli Presiden Jokowi the king of lip service.
Ade Armando: Cara Berpikir BEM UI Tidak Beres, Tidak Pintar
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia Ade Armando menanggapi BEM UI yang mengkritik Jokowi dengan cara berpikir tidak beres, tidak pintar.
Demokrat Tanggapi BEM UI Jokowi The King of Lip Service
Demokrat meminta para pembantu presiden, baik di kabinet, kementerian, maupun pejabat-pejabat di instansi pemerintahan lainnya, agar dukung Jokowi.
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi