Jakarta - Reseller adalah model bisnis yang dilakukan dengan pola menjual kembali produk yang telah dibeli dari pihak supplier. Seorang reseller melakukan stok grosir barang yang akan dipasarkan kepada konsumen secara eceran dengan harga yang dapat ditentukan.
Sedangkan dropship adalah suatu metode didalam perdagangan atau didalam jual beli secara online, yang mana pihak penjual tidak melakukan kegiatan menstok barang, maupun tidak juga ikut serta dalam proses pengiriman barang. Penjual hanya meneruskan pesanan dari pihak pembeli ke pihak supplier. Berikut beberapa perbedaan antara reseller dan dropship.
1. Penyediaan barang
Dalam hal penyediaan barang atau stok, dropship dengan reseller juga memiliki perbedaan. Dropship tidak perlu menyetok barang, karena barang langsung dipersiapkan dan dikirimkan oleh supplier ke konsumen. Sedangkan untuk reseller perlu menyetok barang. Sehingga reseller membutuhkan tempat untuk menyimpan barang.
2. Modal
Dilihat dari sistem permodalan, reseller harus memiliki modal awal untuk menyetok barang. Namun, modal awal tersebut dapat disesuaikan dengan kemampuan kalian serta berapa banyak barang yang ingin distok. Sedangkan, dropshipper tidak membutuhkan modal awal. Hal tersebut dimungkinkan karena mereka tidak menyetok barang. Modal yang diperlukan hanya pulsa atau kuota internet saja untuk berkomunikasi dengan customer dan supplier
3. Risiko yang ditanggung
Walau nampak mudah, rupanya dropshipper juga punya risiko. Seperti ketersediaan produk yang tak selalu ada di tempat supplier atau distributor. Akhirnya pesanan yang masuk mau tak mau harus ditolak karena ketidaksediaan produk. Jika sudah seperti ini, tidak akan ada uang pemasukan.
Sedangkan risiko menjadi reseller, pastinya sudah bisa ditebak. Jika saja banyak produk yang tak laku terjual, pastinya akan mengalami kerugian yang lumayan. Semakin banyak yang tersisa, semakin besar kerugiannya.
4. Cara kerja
Reseller bekerja dengan cara menjual kembali produk yang sudah mereka beli dari supplier kepada konsumen. Jadi mereka berperan layaknya penjual biasa di toko online. Bedanya, yang mereka jual bukanlah produk orisinil buatan mereka sendiri, melainkan produk dari sebuah brand yang sudah ada.
Sementara dropshipper bekerja hanya sebagai mediator alias agen penghubung. Mereka hanya memasarkan suatu produk dari brand atau supplier tertentu secara online. Lalu ketika ada order pembelian dari konsumen, mereka akan meneruskan order tersebut kepada pihak supplier atau distributor untuk diproses dan dikirim langsung kepada konsumen. []
(Anfasya Qurratul Aini)
Baca Juga
- Mengapa Bisnis UMKM Susah Maju?
- PLN Pastikan Siap Dukung Investasi Sektor Bisnis & Industri
- 4 Pemain Bola Nasional Mulai Berinvestasi, Mana Idola Mu?
- Simak! 4 Rekomendasi Aplikasi Reksadana untuk Pemula