Inilah 5 Vaksin yang Akan Digunakan untuk Booster di Indonesia

Akan ada dua mekanisme pemberian booster
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) menerbitkan izin penggunaan darurat (EUA) untuk penggunaan lima vaksin Coronovac BioFarma, Moderna, Pfizer, AstraZeneca, dan Zifivax yang akan digunakan sebagai booster vaksin Covid-19 di Indonesia.

Kepala BPOM, Penny Lukito menuturkan, vaksin yang telah mengantongi EUA itu telah melalui uji klinis untuk keamanan dan kejadian yang tak diinginkan. Reaksi lokal seperti nyeri, kemerahan di tempat yang disuntik, tingkat keparahannya masih ringan.

Nantinya, akan ada dua mekanisme pemberian booster. Pertama, booster dalam bentuk homolog atau menggunakan vaksin yang sama dengan yang sebelumnya. Kedua, heterolog atau menggunakan vaksin berbeda dari sebelumnya.

Vaksin CoronaVac buatan Bio Farma akan diberikan dalam program homolog. Booster akan diberikan sebanyak satu dosis setelah enam bulan penyuntikan dosis kedua. Vaksin ini diperuntukan untuk kelompok umur di atas 18 tahun

"Imungenositas menunjukkan peningkatan titer antibodi hingga 21 hingga 35 kali setelah 28 hari pemberian vaksin booster ini pada subjek dewasa," kata Penny dalam konferensi pers virtual, Senin (10/1).

Kedua, vaksin Pfizer juga akan diberikan untuk booster homolog. Sama dengan CoronaVac, vaksin Pfizer akan diberikan dengan satu dosis minimal setelah 6 bulan setelah vaksinasi penuh untuk usia 18 tahun ke atas.

Kejadian yang tidak diinginkan setelah pemberian vaksin pun sifatnya lokal. Seperti, nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, demam dengan tingkat ringan.

"Imungenositas nilai rata-rata titer antibodi netralisasi setelah satu bulan sebesar 3,3 kali," ujarnya.

Ketiga, vaksin Astrazeneca juga akan diberikan untuk booster homolog. Vaksin akan diberikan sebanyak satu dosis. Untuk kejadian yang tidak diinginkan, berdasarkan data keamanan dapat ditoleransi dengan baik. Efek samping setelah penyuntikan pun bersifat ringan dan sedang.

"Imungenositas menunjukkan dari titer antibodi rata-rata 3,5 kali," jelas Penny.

Keempat vaksin Moderna untuk homolog dan heterolog booster dengan dosis setengah dosis. Moderna akan dipakai sebagai booster vaksin Pfizer, Astrazeneca, dan Johnson & Johnson. Berdasarkan uji klinis, respon antibodi dari vaksin Moderna menunjukkan peningkatan sebanyak 13 kali setelah pemberian dosis booster.

Kelima vaksin Zifivax untuk booster heterolog bagi pengguna vaksin Sinovac dan Sinopharm. Booster akan diberikan enam bulan vaksin kedua.

"Imungenositas menunjukkan peningkatan titer antibodi netralisasi lebih dari 30 kali," ujarnya. []


Baca Juga


Berita terkait
Vaksinasi Booster Mulai Tanggal 12 Januari 2022
Pemerintah akan memulai pelaksanaan program vaksinasi dosis lanjutan atau booster pada tanggal 12 Januari 2022 mendatang
Apakah Ada Efek Samping dari Booster Vaksin Covid-19?
Sebuah studi CDC menemukan bahwa efek samping dari vaksin Pfizer dan Moderna mirip dengan yang terlihat pada vaksin asli.
WHO Sebut Program Vaksin Booster Perpanjang Pandemi Covid-19
Dirjen WHO: booster atau pemberian dosis penguat vaksin Covid-19 tidak akan mengakhiri pandemi global secara tuntas
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.