Makassar - Muhammad Fahmi Puad, 20 tahun, salah seorang mahasiswa di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar yang meninggal saat mengikuti kegiatan Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) ke-XXI KSR PMI di Kabupaten Maros, ternyata lulusan pesantren. Mahasiswa Fakultas Agama ini fasih berbahasa arab dan cita-cita ingin pergi ke Negara Mesir.
Menurut, Hasliah Mukhtar, orang tua Fahmi Puad bahwa Fahmi merupakan anak yang sederhana tidak banyak tuntutan dan selama ini dia mengenyam pendidikan di pesantren, mulai SMP hingga SMA. Sehingga, mempunyai kemampuan berbahasa arab.
Memang jiwa sosialnya itu selalu mau menolong temannya dan selalu merasa kasian melihat orang yang tidak mampu.
"Sekolahnya dulu di pesantren, waktu SMP di Pasantren Shohwatul Isad Padang Lampe dan SMA di Gombara Muhammadyah," kata Hasliah kepada Tagar, Selasa 18 Februari 2020.
Dia menerangkan, bahwa selama mengenyam pendidikan di Pesantren, membuah Fahmi fasih berbahasa arab. Atas kemampuannya, Fahmi melanjutkan pendidikan perguruan tinggi mengambil jurusan pendidikan agama di UMI. Apalagi kata Hasliah, Fahmi ini mempunyai cita-cita ingin pergi ke Mesir selepas kuliah di UMI.
"Awalnya Fahmi pilih jurusan Hukum. Tapi karena dia bisa bahasa arab, sehingga saya yang sarankan ambil pendidikan bahasa Arab.
Dan kalau cita-citanya dulu, dia kepingin ke Mesir," jelasnya.
Selain bercita-cita ke Mesir, Fahmi dikenal sebagai anak sederhana tidak banyak tuntutannya. Fahmi selalu merasa cukup jika ditanya terkait kebutuhannya. Semasa sekolah, dia itu luwes dengan teman-temannya, baik di SMP maupun SMA.
"Jiwa sosialnya sangat tinggi, berbagai alasan dia berikan pada kami orang tuanya supaya bisa membantu temannya yang mendapat kesulitan. Seperti, membayar iuran bulanannya di pondok yang belum ada kirimannya, karena jauh dari orang tuanya. Sehingga dia meminta kepada kami untuk membantunya dulu," ceritanya.
"Memang jiwa sosialnya itu selalu mau menolong temannya dan selalu merasa kasian melihat orang yang tidak mampu. Sebagai anak bungsu, dia ndak mau diperlakukan berlebihan selama ini," tutupnya.
Sebelumnya, Muhammad Fahmi Puad Idrus, 20 tahun, yang tercatat tinggal di BTN Bungoro Indah Lama, Kabupaten Pangkep, Sulsel ini meninggal dunia saat mengikuti Pendidikan dan Latihan Dasar ( Diklatsar) XXI di Dusun Harapan, Desa Benteng Gajah, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Sulsel, Selasa 4 Februari 2020, lalu.
Adanya peristiwa itu, pihak kepolisian mengaku pihaknya terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus ini. Bahkan, Polisi sebut jika telah memeriksa sejumlah saksi termasuk dari panitia penyelenggara kegiatan.
"Kami masih tetap melakukan penyelidikan terkait peristiwa tersebut. Bahkan kami sudah memeriksa atau mengintrogasi sembilan orang, termasuk keluarga almarhum dan pihak panitia
yang diduga mengetahui terkait meninggalnya korban," kata Kapolres Maros, AKBP Musa Tampubon.
Sementara itu, berdasarkan pengakuan dari pihak rumah sakit, korban ini telah meninggal dunia sebelum sampai ke rumah sakit. Dan berdasarkan hasil visum, jika korban sampai di RS nadinya sudah tidak teraba, pupil midriatis sudah tidak ada dan begitupun dengan refleks korneanya. []