Ini Penyebab Bukittinggi Diterjang Banjir

Minimnya serapan air tanah dan buruknya drainase menjadi bagian pemicu banjir di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.
Sejumlah kawasan di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, direndam banjir, Jumat 20 Desember 2019. (Foto: Tagar/Dok. BPBD Kota Bukittinggi)

Padang - Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, diterjang banjir besar yang bahkan merenggut satu nyawa. Konon, efek pemanasan global disebut pemicu utama meluapnya air di kota yang justru berada di dataran tinggi.

Bukittinggi ini luasnya hanya 25 kilometer, 75 persen itu sudah terbangun.

"Ya, dari faktor eksternal penyebab utama banjir karena pemanasan global. Ini fenomena dunia yang memicu tingginya curah hujan dan meningkat tiap tahun," kata staf Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bukittinggi, Reynaldo kepada Tagar, Jumat 20 Desember 2019.

Selain itu, faktor internal yang juga memicu banjir antara lain karena 75 persen dari luas Kota Bukittinggi telah menjadi kawasan terbangun. Mulai dari perumahan, perkantoran, dan fasilitas umum lainnya. Kondisi ini jelas mengurangi serapan air tanah, terutama ketika dilanda hujan.

"Bukittinggi ini luasnya hanya 25 kilometer, 75 persen itu sudah terbangun. Sedangkan 25 persen lainnya juga beragam dan hanya dua persen tinggal untuk areal persawahan dan kawasan konservasi," katanya.

Selain itu, lanjut Reynaldo, kondisi drainase di kawasan pemukiman, terutama lokasi pedagang tidak cukup baik untuk menampung curah hujan tinggi.

"Ruko di Bukittinggi tidak memiliki saluran drainase, sehingga air meluap ke jalan. Setelah itu menuju areal persawahan dan masuk ke saluran irigasi," tuturnya.

Sementara itu, kawasan terparah terdampak banjir Bukittinggi berada di Mandiangin Koto Selayan (MKS). Sebab MKS merupakan wilayah paling rendah dibandingkan kawasan lainnya di kota wisata itu.

"MKS juga dekat dengan aliran sungai yang melintasi Bukittinggi. Ada tiga sungai, yakni Sungai Batang Agam, Batang Sianok, dan Batang Gasan," tuturnya.

Sebelumnya, banjir menerjang Kota Bukittinggi pada Kamis 29 Desember 2019 malam. Ratusan rumah warga di tiga kecamatan. Selain itu, juga terjadi longsor di kawasan Gulai Bancah dan Benteng Pasar Atas.

Banjir juga menelan korban jiwa bernama Almusri, seorang nenek yang terperosok ke dalam lubang jalan amblas akibat banjir sedalam 10 meter saat hendak salat subuh, Jumat 20 Desember 2019 pagi. []

Berita terkait
Nenek Asal Bukittinggi Meninggal di Lubang Banjir
Seorang nenek di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, ditemukan meninggal dunia di dalam lubang akibat amblasnya jalan sedalam 10 meter.
Pria di Padang Tewas Terpental Usai Ditabrak Mobil
Seorang pengendara sepeda motor tewas terpental usai ditabrak mobil di Jalan By Pass Padang, Sumatera Barat.
Balita Meninggal Terseret Banjir Solok Selatan
Seorang balita di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, meninggal dunia usai terseret air sungai yang membesar akibat banjir.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.