Indonesia Tidak Mengakui Pemerintah Taliban di Afghanistan

Pengiriman bantuan kemanusiaan ke Afghanistan bukan berarti mengakui Taliban.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Pemerintah Indonesia mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Afghanistan pada Minggu, 9 Januari 2022 lalu. Namun, Kementerian Luar Negeri RI menegaskan, bantuan tersebut bukan merupakan bentuk pengakuan terhadap pemerintahan kelompok Taliban di negara tersebut.

Dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Kamis, 13 Januari 2022, Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah menjelaskan bahwa pengiriman bantuan ke Afghanistan, yang disertai dengan tim dari Jakarta dan dibantu oleh tim esensial yang semula berada di Islamabad, merupakan bentuk bantuan kemanusiaan.

Selain itu, kegiatan itu juga mencakup aktivitas perlindungan warga negara Indonesia (WNI). Sejumlah WNI yang bekerja di badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mulai kembali bekerja di Afghanistan.

“Kami ingin kembali menggarisbawahi bahwa hingga sekarang, tidak ada satupun negara yang mengakui pemerintahan saat ini di Afghanistan. Namun, di sisi lain... hampir semua negara melakukan engagement dengan pihak Taliban, termasuk dalam hal ini adalah negara-negara barat seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa,” kata Faizasyah, dikutip dari Antara.

Karena itulah, Faizasyah menegaskan penting untuk membedakan kedua hal itu, yakni memfasilitasi proses bantuan kemanusiaan dan hal-hal yang bersifat esensial, serta isu besar yang kerap dipertanyakan terkait aspek pengakuan terhadap pemerintahan Taliban di Afghanistan.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pemerintah Indonesia melalui Kemlu, mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk masyarakat Afghanistan pada Minggu, Januari 2022. Bantuan dikirim dengan menggunakan dua pesawat dan dilepas langsung oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi itu berisi kebutuhan makanan dan nutrisi yang diperlukan oleh masyarakat Afghanistan.

Indonesia mengirimkan bantuan tersebut sebagai respons terhadap situasi kemanusiaan yang semakin memburuk di negara itu, di mana 23 juta penduduk terancam kelaparan dan lebih dari 3 juta anak-anak terancam mengalami malnutrisi.

Menurut Faizasyah, saat ini pihaknya masih memonitor proses penyaluran bantuan kemanusiaan itu yang dilakukan oleh World Food Programme, badan kemanusiaan PBB. []



Baca Juga

Berita terkait
Taliban Dikecam Karena Tangkap Profesor Pengkritik Afghanistan
Para pejabat Taliban di Afghanistan pada Sabtu, 8 Januari 2022, menangkap seorang pengkritik keras pemerintah bernama Faizullah Jalal
Taliban Yakin Bisa Mandiri Tanpa Bantuan dari Pihak Asing
Pemerintah Taliban berutang gaji kepada pegawai negeri dan berjanji untuk melunasi utang tersebut paling lambat akhir 2021 ini.
Sejak Taliban Berkuasa Perdagangan Opium di Afghanistan Meningkat
Semakin banyak rakyat Afghanistan tanam opium untuk bertahan hidup di tengah kemiskinan ekstrem, Taliban tidak melarang
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.