Indonesia Siap Hadapi Revolusi Industri Keempat

Airlangga mengatakan, kesiapan tersebut salah satunya untuk industri manufaktur yang sudah memasuki revolusi industri keempat.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Kepala BKPM RI Thomas Lembong saat menghadiri Peluncuran Implementasi Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK) tahap III 2018 di Yogyakarta, Selasa (13/3). KLIK ini salah satunya untuk mewujudkan target investasi sebesar Rp3.500 triliun pada periode 2015-2019. (ans)

Yogyakarta, (Tagar 13/3/2018) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, saat ini dunia industri sudah memasuki revolusi industri keempat. Kendati demikian, Indonesia sudah siap menghadapinya.

Airlangga mengatakan, kesiapan tersebut salah satunya untuk industri manufaktur yang sudah memasuki revolusi industri keempat.

"Meski semua masih meraba akan sepeti apa revolusi industri keempat ini, tapi kita punya kekuatan tersendiri," katanya saat menghadiri Peluncuran Implementasi Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK) tahap III 2018 di Yogyakarta, Selasa (13/3).

Menurut dia, Indonesia setidaknya memiliki dua kekuatan, yakni pasar dan jumlah universitas banyak.

"Tinggal keduannya (dunia kampus) ini kita manfaatkan sehingga di revolusi industri keempat ini kita tidak tertinggal," imbuhnya.

Dia mengatakan, Indonesia memiliki industri-industri andalan, seperti industri otomotif, elektronik, makanan dan minuman, dan industri kimia. Salah satu contohnya di Yogyakarta yang terdapat industri precision machinery.

Lebih lanjut Arilangga mengatakan, peluncuran progran KLIK bertujuan menarik investasi di daerah. Program ini salah satunya menjadikan daerah dapat menjadi motor penggerak investasi industri.

"KLIK diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan serta menyerap lapangan kerja, sekaligus menjadi bagian menumbuhkan pembangunan ekonomi nasional," paparnya.

Pada kesempatan itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan, kunci pengembangan ekonomi ialah investasi.

"KLIK inilah yang menjadi salah satu cara mendorong investasi di Indonesia," katanya.

Dia mengatakan, Presiden juga sudah melakukan transformasi perekonomian nasional. Konsekuensinya, BKPM mendapat target investasi sebesar Rp3.500 triliun untuk periode 2015-2019.

"Tahun lalu target itu telah tercapai dan tahun ini prospek investasi juga cukup baik," tegasnya. (ans)

Berita terkait
0
LaNyalla Minta Pemerintah Serius Berantas Pungli
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah serius memberantas pungutan liar (pungli). Simak ulasannya berikut ini.