Indonesia Memang Tak Perlu Impor Alkes dan Alutsista

Keputusan Presiden Joko Widodo untuk menghentikan impor alat kesehatan dan alat utama sistem pertahanan (alutsista) merupakan sesuatu yang baik.
40 ton bantuan alat kesehatan (Alkes) penanganan wabah virus corona, dikirimkan Cina ke Indonesia. (Foto: Dok. Kemenko Marves)

Mataram - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) , Ujang Komarudin menyambut baik keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menghentikan impor alat kesehatan (alkes) dan  alat utama sistem pertahanan (alutsista). Menurutnya, hal itu merupakan suatu kebijakan positif mengingat Indonesia merupakan salah satu negara dengan sumber daya yang melimpah.

"Kebijakan Jokowi yang positif. Sebagai negara besar, dengan penduduk ke empat terbesar di dunia, kita tak perlu impor apapun, termasuk alat medis dan alutsista," Kata Ujang yang juga Staf Khusus Ketua DPR itu kepada Tagar, Kamis, 9 Juli 2020.

Agar bangsa ini bisa mandiri, tak tergantung pada negara lain, maka, stop impor alat-alat kesehatan dan alutsista merupakan cara agar defisit neraca perdangan kita tak terlalu lebar.

Baca Juga: Impor Alkes dan Farmasi Ditarget Turun 35% Pada 2022 

Ujang menambahkan, selama masa pandemi virus corona  Covid-19, menghentikan aktivitas impor dapat mencegah melebarnya defisit neraca perdagangan dalam negeriIa menilai, Indonesia bisa mandiri dalam hal produksi alat kesehatan dan perlengkapan pertahanan.

"Agar bangsa ini bisa mandiri, tak tergantung pada negara lain, maka, stop impor alat-alat kesehatan dan alutsista merupakan cara agar defisit neraca perdangan kita tak terlalu lebar," ucap Ujang yang juga dosen tetap Universitas Al Azhar Indonesia.

Selain menggerakan roda perekonomian dalam negeri, menyetop aktivitas impor juga salah satu upaya pemerintah untuk menghentikan operasi bisnis curang mafia impor. "Kita punya sumber daya yang cukup untuk mencukupi alat-alat kesehatan dan alutsista. Cuma persoalannya kenapa selalu impor, karena disitu ada keuntungan. Banyak mafia impor. Makanya harus disetop," tutur Ujang.

Ujang tidak memungkiri dibutuhkan usaha ekstra untuk memberantas seluruh mafia yang bermain dalam sektor ekspor-impor. Pasalnya, persekongkolan antara birokrasi dengan para mafia sudah mendarah daging. "Saat ini impor alat-alat kesehatan dan alutsista distop. Bulan depan atau beberapa bulan ke depan juga akan dibuka lagi," lanjutnya.

Alutsista SurabayaPengunjung pameran Alutsista di Lapangan Arafuru, Mako Akademi Angkatan Laut (AAL) Bumimoro, Surabaya pada Minggu 6 Oktober 2019. (Foto: Tagar/Adi Suprayitno).

Sebelumnya, melalui rapat terbatas pada Selasa, 7 Juli 2020, Presiden Jokowi meminta seluruh jajarannya untuk menghentikan impor alat rapid test dan PCR Covid-19. Hal itu dilakukan lantaran Indonesia sudah mampu memproduksi alat kesehatan secara mandiri.

Adapun alat-alat kesehatan yang dimaksud Presiden Jokowi berupa obat-obatan, masker, serta alat pelindung diri (APD). Selain itu, Jokowi juga meminta para menteri untuk belanja dengan menyerap anggaran penanganan Covid-19.

“Belanjanya produk dalam negeri. Termasuk sekarang obat-obatan. Kalau perlu stok enggak apa-apa. Tapi stok obat dalam negeri... Apalagi hanya masker, banyak kita produksinya. APD, 17 juta produksi kita per bulan. Padahal kita pakainya hanya 4-5 juta," kata Jokowi.

Tak hanya itu, Jokowi juga memerintahkan lembaga dan kementerian dalam kabinetnya untuk menghentikan belanja dari luar negeri, termasuk lembaga yang tak terkait dengan penanganan pandemi Covid-19. Hal itu untuk mengurangi ketergantungan pada impor sehingga bisa menggerakan kembali roda perekonomian dalam negeri.

Baca Juga: Empat Alutsista Luar Negeri Bikin Prabowo Kepincut

"Yang saya sampaikan tadi agar secepatnya bisa dilaksanakan, diimplementasikan sehingga saya sekarang melihat belanja kementerian itu harian. Naiknya berapa persen, saya lihat betul sekarang," ucap Jokowi. []

Berita terkait
Erick Prihatin Bahan Baku Obat dan Alkes Masih Impor
Menteri BUMN, Erick Thohir mengaku sedih dan prihatin mengingat mayoritas bahan baku obat untuk industi farmasi dan alat kesehatan masih impor.
Impor Alkes dan Farmasi Ditarget Turun 35% Pada 2022
Pemeritah terus berupaya meningkatkan kemampuan industri bidang farmasi dan kesehatan dalam negari guna menakan importasi asing
Jokowi Dorong Industri Kembangkan Alutsista Digital
Presiden Jokowi merancang rencana pengembangan Alutsista untuk pertahanan negara hingga 50 tahun ke depan, sehingga tidak lagi impor.
0
Aung San Suu Kyi Dipindahkan ke Penjara di Naypyitaw
Kasus pengadilan Suu Kyi yang sedang berlangsung akan dilakukan di sebuah fasilitas baru yang dibangun di kompleks penjara