Indonesia Lakukan Lompatan Besar, Jangan Ada Ditinggal

GAMKI berharap, yang sudah mampu melakukan lompatan-lompatan besar dapat berperan aktif terhadap kelompok-kelompok yang masih termarjinalkan.
Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) GAMKI Sahat Martin Philip Sinurat. (Foto: Sahat Sinurat)

Jakarta - Di usia ke-75 Republik Indonesia (RI), Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Sahat Martin Philip Sinurat menilai, sudah saatnya pemerintah melakukan evaluasi terhadap pembangunan yang ada selama ini.

Sahat mengatakan, pandemi Covid-19 (C-19) menunjukkan masih banyaknya daerah-daerah tertinggal dalam pembangunan, mulai dari bidang teknologi, kesehatan, dan pendidikan, serta sarana prasarana lainnya.

Mari kita sama-sama melakukan lompatan besar, lompatan kemajuan, dan tidak ada satupun yang ditinggalkan di belakang

"Pandemi ini membuka mata kita bahwa di beberapa daerah masih ada ketertinggalan. Selain itu kita juga menyadari perlu ada penyederhanaan terhadap birokrasi ataupun perizinan, dan sudah harus mengarah kepada digitalisasi," katanya kepada Tagar, Selasa, 18 Agustus 2020.

Menurutnya, ketimpangan-ketimpangan ini bukan untuk dikeluhkan. Namun, dia berharap persoalan yang ada dapat membuat semua pihak untuk gotong royong mengatasi hal tersebut.

"Melainkan kita harus maju bersama, gerak bersama, sehingga kita bisa menjawab setiap persoalan dan melakukan lompatan-lompatan besar, lompatan kemajuan seperti yang disampaikan dalam pidato Pak Presiden Jokowi," ujarnya.

Lantas, dia mengatakan momentum HUT ke-75 Indonesia ini menjadi semangat bagi seluruh pihak untuk bergandengan tangan melakukan lompatan-lompatan kemajuan.

"Namun satu catatan penting yang harus menjadi perhatian kita bersama, lompatan besar dan lompatan kemajuan ini harus dilakukan oleh seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya dilakukan kelompok-kelompok tertentu saja. Tidak ada yang ditinggalkan di belakang," kata dia.

"Karena kita tahu, pasti ada rakyat kita yang hanya mampu melakukan lompatan kecil. Ada juga rakyat kita yang untuk bisa melompat pun masih sangat sulit," ucap Sahat menambahkan.

Sahat beranggapan, dalam hal ini negara, masyarakat, ataupun pihak-pihak yang sudah mampu melakukan lompatan-lompatan besar dapat berperan aktif terhadap kelompok-kelompok yang masih termarjinalkan.

"menurut United Nations Development Programme (UNDP) atau Badan Program Pembangunan PBB, lima faktor yang diusulkan sebagai kunci untuk memahami siapa yang tertinggal dan mengapa tertinggal antara lain: diskriminasi, tempat tinggal, status sosial ekonomi, pemerintahan, dan kerentanan terhadap guncangan," kata dia.

Dia berpendapat, tujuan pembangunan melalui lompatan kemajuan harus di capai dengan tetap mengutamakan pemerataan sosial ekonomi serta keterlibatan dari seluruh rakyat Indonesia.

"Tidak ada yang ditinggalkan di belakang (no one left behind) dapat diwujudkan dengan adanya peranan serta kolaborasi dari pemerintah dan berbagai pihak seperti swasta dan organisasi non pemerintah. Mari kita sama-sama melakukan lompatan besar, lompatan kemajuan, dan tidak ada satupun yang ditinggalkan di belakang," ucap Sahat.[]

Berita terkait
MPR Sebut Konstitusi Indonesia Butuh Haluan Negara
Menurut Bamsoet Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN) diperlukan dalam konstitusi untuk menenetukan arah pembangunan bangsa dan negara.
Azis Syamsuddin Optimis Indonesia Bangkit dari Pandemi
Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin mengungkapkan harapannya di hari ulang tahun (HUT) ke-75 Kemerdekaan RI, agar bangkit dari pandemi.
Bamsoet: Indonesia Belum Lepas dari Penjajahan
Meski tengah memperingati HUT ke-75 RI, Bamsoet menyebut bangsa Indonesia belum terlepas dari berbagai bentuk penjajahan.
0
Bestie, Cek Nih Cara Ganti Background Video Call WhatsApp
Baru-bari ini platform WhatsApp mengeluarkan fitur terbarunya. Kini Background video call WhatsApp bisa dilakukan dengan mudah.